Dengan cara itu, dia berhasil memasuki lembah Cui goat-kok tanpa gangguan.
Betulkah tidak ada gangguan" Terlalu cepat untuk bergirang, dikala hampir mendekati dasar lembab beberapa sinar perak meluncur kearah pemuda itu.
Su-to Yan terkejut, adanya serangan gelap sangat menyulitkan dirinya, dia belum mendapat cara baik untuk menyingkirkan serangan serangan itu, menangkis berani melepaskan pegangan dan dia akan jatuh kedasar jurang.
Sungguh hebat!
Terlihat Su-to Yan melepaskan pegangannya, maka tubuh itu jatuh terlentang dengan demikian dia berhasil melepaskan diri dari ancaman senjata senjata gelap.
Dan badan itu masih jatuh terus.
Beberapa detik kemudian, dengan satu jurus Sin-mo Hui tauw atau iblis Sakti membalikkan Badan, Su-to Yan berhasil membenarkan keseimbangan tubuhnya, memilih satu tempat yang agak menonjol, dia menutulkan kakinya, berjumpalitan beberapa kali, dia tiba didasar lembah dengan selamat.
Tiga orang, berbaju hitam lompat keluar dari tempat persembunyian mereka.
Seorang tua langsung menghampiri Su-to Yan.
Su-to Yan mengeluarkan suara dari hidung: "Seperti inikah cara menyambut lembah Cui goat kok kepada seorang tamu?" "Huh...!" Orang tua berbaju hitam tidak mau kalah, "Seperti inikah cara-caranya seorang tamu yang hendak memasuki lembah "Aku datang untuk memenuhi tantangan Cu kat Hong." berkata Su-to Yan.
Orang tua itu berkata: "Cu kat Hong adalah Sutee kami, dia telah mengundang orang luar masuk kedalam lembah Cui goat kok, undangan itu belum dapat ijin kami, karena itu dia wajib menerima hukuman.
Dengan ini, kami menolak kedatanganmu." "Baik." Su-to Yan tidak menarik urusan.
"Aku segera meninggalkan tempat ini, setelah kalian melepaskan seorang kawanku yang dilarikan oleh Cu kat Hong." "Seorang kawanmu telah dilarikan oleh Cu kat Hong?" Orang itu mengkerutkan alis.
"Betul, Namanya Cin Bwee." berkata Su-to Yan.
"Kami tidak kenal kepada seorang yang bernama Cin Bwee." berkata orang itu.
"Cu-kat Hong pulang ke lembah tanpa membawa orang luar, jangan kau mencoba untuk mencari onar." "Huh" Siapa yang mencari onar." Debat Su-to Yan." Aku tidak meninggalkan tempat ini, sebelum berhasil menemukan jejak Cin Bwee." Orang tua berbaju hitam itu marah besar.
"Dengan alasan apa kau mengatakan bahwa kawanmu yang bernama Cin Bwee itu berada didalam lembah cui goat kok?" Dia mendelikan mata.
"Panggil keluar Cu-kat Hong, maka kau dapat mengajukan pertanyaan ini kepadanya." berkata Su-to Yan.
"Cu-kat Hong tidak berani membawa orang luar memasuki lembah cui-goat-kok." Orang tua itu berkata keras.
"Kukira dia berani." berkata Su-to Yan.
"Ha, ha . . . Kau kira namaku dapat menakutkan orang?" berkata "Bagus . . . .
Aku akan menempur dirimu." Su-to Yan siap menghadapi datangnya serangan.
Dua laki-laki berbaju hitam dikanan dan kiri orang tua itu menyelak keluar, mereka berkata di saat yang sama: "Suheng, serahkan orang ini kepadaku." "Suheng, jangan kau menurunkan derajat diri sendiri, Akupun dapat mengusir pergi anjing ini." Orang tua berbaju hitam memandang kedua suteenya, dia sedang menimbang-nimbang, dapatkah sang sutee menandingi Suto Yan" Disaat itu, dari atas tebing melayang satu bayangan, dengan tertawa dia menyelak perdebatan orang-orang yang ada disana.
"Saudara Su-to, aku datang untuk membantu usahamu." Demikian orang yang datang berteriak, inilah Pendekar pedang Bayangan Sie An.
Su-to Yan hampir bertepuk tangan, adanya Sie An ditempat itu penting bagi dirinya, dia mendapat tenaga bantuan yang luar biasa.
Dua laki-laki berbaju hitam membalikkan tangan mereka, mendorong kekuatannya kearah si Pedang Bayangan.
Su-to Yan berteriak: "Awas, Sie toako, mereka menggunakan pukulan Hek-sat ciang." Hek-sat-ciang berarti Pukulan iblis hitam, sangat jahat, dan mengandung tujuan yang jahat maka Su-to Yan memberi peringatan.
Sie An mengeluarkan sepasang pedang, dengan kedua pedang ini, dia melayani dua orang berbaju hitam dari lembah Ciu goat-kok.
Pukulan Hek-san ciang adalah ciri-ciri yang khas dari anak buah lembah Cui-goat-kok, dengan sepasang pedang ditangan, Sie An harus memberikan pelayanan yang hati-hati.
Orang tua berbaju hitam membiarkan kedua kawannya bertanding dengan Pendekar Bayangan.
Kini dia menghadapi Su-to Yan.
"Mari...
mari...
kepandaianmu?" Akan kulihat, berapa hebatkah ilmu Su-to Yan menganggukkan kepalanya, untuk memberi suatu kesaksian, bahwa dia mempunyai kekuatan untuk menolong CinBwee, maka penting sekali mengalahkan orang tua berbaju hitam.
Orang tua ini mengaku dirinya sebagai suheng Cu kat Hong" Dia kurang percaya.
Mereka telah siap bertanding, Dari arah tebing melayang seorang lain, dia mempunyai potongan badan langsing, siapa lagi bila pendekar pedang Emas Jie Ceng Peng dari Thian lam Lo-Sat.
Jie Ceng Peng menyelak ditengah mereka-dan gadis itu berteriak: "Su-to kongcu, serahkan orang ini kepada ku." Jie Ceng Peng maklum bahwa orang-orang dari lembah Cui goatkok mempunyai banyak macam permainan yang mengandung racun, kelengahan Su-to Yan dapat membawa akibat besar maka dia menalangi si pemuda.
Orang tua berbaju hitam tertegun, memperhatikan musuhmusuhnya, kekuatan mereka tidak kuat untuk menandingi ketiga akhli pedang itu.
Memandang Sie An, Jie Ceng Peng dan akhirnya Su-to Yan.
"Tidak kusangka, kau membawa banyak tenaga bantuan, he?" Demikian dia mengeluarkan cemoohan.
Jie Ceng Peng mengeluarkan pedang emasnya, dia membentak: "Jangan banyak mulut." Menghindari tusukan pedang Jie Ceng Peng, orang tua itu mengeluarkan suara pekikan, tubuhnya melesat, meninggalkan ketiga tamunya.
Gerakan mana diikuti oleh kedua kawannya, mereka melarikan diri, masuk kedalam lembah.
Sie An tidak segera mengejar, dia belum bicara dengan kawannya, segera menghampiri Su-to Yan.
"Aku tahu." Dia berkata, "Kau pasti berkunjung ketempat ini, maka mendahului kau.
aku menunggu lama.
Dan betul saja akhirnya kau tiba." Su-to Yan mesem geli, pengalaman-pengalaman pahitnya selama diperjalanan telah mengganggu usahanya yang hendak cepat-cepat menolong Cin Bwee dari kekuasaan Cu-kat Hong adanya hadanganhadangan dari tokoh-tokoh rimba persilatan memperlambat perjalanannya, keadaan sangat mendesak, belum waktunya menceriterakan kejadian-kejadian tadi, menjabat tangan Sie An, dia berkata: "Bagaimana keadaanmu selama belakangan ini?" -oo0dw0oo- Jilid 8 "CUKUP baik." Berkata Sie An.
"Kudengar ketua partai Siauw-lim-pay, Im-ie Taysu telah mengeluarkan perintah, mencari dan mengundang dirimu, Di hari Tiongyang, kau harus membawa kitab pusaka dan bertandingnya." "Aku tahu." Berkata Su-to Yan.
"Hei," Jie Ceng Peng nimbrung bicara.
"Apa maksud kalian datang ditempat ini, bercerita tentang pengalaman masing-masing?" Su-to Yan memandang gadis itu.
"Bagaimana kau tiba ditempat ini?" Dia balik mengajukan "Tidak boleh ?" Debat Jie Ceng Peng, "Hanya memperbolehkan kalian yang datang " Melarang orang lain turut serta " Hendak melarang aku datang?" "Bukan tidak boleh," Su-to Yan memberi penjelasan "Kau tahu, pikiran Cin Bwee terlalu sempit, bila dia tahu, bahwa kau telah mengeluarkan sebagian tenaga untuk menolong dirinya, tentu akan terjadi kejadian yang berekor panjang." "Ha, ha..." Jie Ceng Peng tertawa.
Demikian ketiga ahli pedang melanjutkan penyelidikan mereka, Keadaan batu gunung di dalam lembah Cui-goat-kok, sangat hitam pekat, berkilat-kilat, menyaksikan pemandangan seperti itu disaat malam, tentu saja lebih menyeramkan.
Mereka tiba didepannya sebuah patung raksasa, juga terbuat dari batu gunung yang hitam, patung itu berbentuk orang duduk, seluruhnya terbuat dari batu, dibagian kakinya terdapat pintu dengan tulisan LEMBAH CUI GOAT KOK..
Su-to Yan, Jie Ceng Peng dan Sie An memperhatikan patung raksasa.
"Seperti inikah tempat yang diberi nama Cui-goat-kok?" Mereka berpikir didalam hati masing-masing.
Tiada ada pilihan lain, kecuali memasuki patung itu.
Su-to Yan masuk kedalam pintu yang terdapat di bawah kaki gunung raksasa, diikuti oleh Sie An dan Jie Ceng Peng.
Tangga batu melonjor naik keatas, tinggi sekali, berliku-liku, seolah-olah berada disuatu tempat yang merupakan jalan menuju ke neraka.
Patung batu yang terbuat dari ciptaan alam dibuat atas dasardasar yang sudah ada, patung itu bukan patung pujaan, isi patung kosong, dan disertai dengan aneka macam alat rahasia.
Masuknya Su-to Yan bertiga menggirangkan orang berbaju hitam, hanya menekan sebilah tombol, dia berhasil menutup mati semua pintu pintu dari patung itu.
Su-to Yan sudah berada ditengah perut patung batu, tiba-tiba dia sadar akan tipu perangkap musuh, dikala turun kembali kebawah, dia dapat menyaksikan Sie An dan Jie Ceng Peng yang saling geleng kepala, mereka telah berusaha untuk mencari jalan keluar, tapi tidak berhasil, tangga-tangga yang berliku liku itu terlalu banyak, beberapa diantaranya adalah jalan buntu, diatur menurut ajaranajaran tertentu, tidak mudah untuk memecahkan problem itu.
Melihat Su-to Yan menghampiri mereka, Jie Ceng Peng berkata.
"Rahasia-rahasia didalam lembah ini terlalu banyak, kita harus berhati-hati." Sie An dapat menyetujui pendapat itu, dia berkata: "Ada lebih baik kita keatas." Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh satu suara, datangnya dari atas patung raksasa: "Su-to Yan, kalian bertiga boleh tinggal terus ditempat ini, Kecuali Kokcu kami mengeluarkan perintah untuk membebaskanmu." Su-to Yan, Jie Ceng Peng dan Sie An mengejar kearah datangnya suara, tangga batu di dalam perut patung raksasa menuju keatas, mereka naik semakin tinggi, mereka tidak berhasil menemukan suara orang yang memberi ancaman.
Mereka terkurung didalam perut patung raksasa itu.
"Toako." Tiba tiba Su-to Yan memandang kearah Sie An.