Halo!

Ilmu Golok Keramat Chapter 21

Memuat...

Hanya semakin tabah setelah mendapat kenyataan reaksi dari hasil latihan Iweekang yang dipelajari dari ayahnya Kim Hong Jie tempo hari.

Kalau tadinya, sebelum ia mendapat tambahan tenaga yang berlipat ganda itu, tenaga dalamnya tidak memberikan pengaruh apa apa, kini telah memperlihatkan kefaedahannya yang membuat Ho Tiong Jong diam-diam menjadi sangat kagum sendiri.

Meskipun bersenjata, Teng Hong dan Lauw coe Teng tidak berdaya menghadapi Ho Tiong Jong yang bertangan kosong, Ho Tiong Jong merasakan tenaganya sangat kuat, seperti ada tenaga yang tidak kelihatan membantunya ia menggempur musuhnya.

Sebenarnya, bukanlah begitu adanya, Ho Tiong Jong punya latihan Iweekang tempo hari yang sudah mahir, belum kelihatan reaksinya karena ia belum mempunyai tenaga yang luar biasa dan kuat, sekarang karena sudah mendapat tenaga ajaib dari dua pil yang telah ditelannya itu, membikin latihannya seperti sudah mencapai puluhan tahun, hingga dengan kontan latihan Iweekang tempo hari telah memperlihatkan reaksinya yang luar biasa.

Semakin lawannya menyerang hebat, Sin kang (tenaga sakti) Ho Tiong Jong semakin kuat dan lincah sekali gerakannya.

Serangannya dengan totokan yang lihay dan telapakan tangan yang menghembuskan angin dahsyat, cukup membikin sepasang orang ganas mengeluh dan copot nyalinya untuk menghadapi lebih jauh.

Ho Tiong Jong yang dianggapnya tadi akan menjadi mangsanya yang empuk.

Sebentar lagi tanpa senjata Poan koanpit Lauw coe Teng sudah terlepas dari pemiliknya, lalu disusul oleh teriakan dan tubuhnya Lauw coe Teng rubuh sambil memuntahkan darah segar karena pukulan telak telapakan tangan Ho Tiong Jong.

Teng Hong juga kemudian rubuh dengan dapat luka parah didadanya kena totokan jarinya Ho Tiong Jong.

Betul-betul Ho Tiong Jong seperti sudah salin rupa, ia seolah-olah bukan Ho Tiong Jong si calon piauwsu tidak laku, hanya ada Ho Tiong Jong yang akan menjadi pendekar ulung dalam rimba persilatan.

Setelah melihat dua musuhnya menggeletak ditanah, diam-diam Ho Tiong Jong mengucapkan rasa syukurnya kepada ayahnya Kim Hong Jie yang telah melatih lweekang kepadanya demikian baiknya, disampingnya sudah tentu kepada nona Kam Hong Jie sendiri yang menjadi perantarannya, perasaan terima kasih lainnya ia tujukan kepada nona Seng yang telah menaruh perhatian besar kepadanya dengan memberi kuda dan golok pakaian, serta pil mujijat yang membikin dirinya dirasakan seperti Ho Tiong Jong yang baharu dijelmakan lagi.

Ho Tiong Jong melirik pada sepasang orang ganas yang menggeletak ditanah, satu sudah melayang jiwanya dan yang satunya lagi napasnya sudah empas-ampis menanti saatnya untuk pergi ke neraka.

Diam-diam IHo Tiong Jong merasa bersyukur sudah menjatuhkan dua orang jahat iiu, ia tidak menyesal akan pukulannya yang terlalu berat tadi atas dirinya dua penjahat itu.

karena dipikirnya, ia berbuat demikian ada satu kebaikan telah menyingkirkan kejahatan untuk keselamatannya rakyat.

Tiba-tiba ia pikir, dua manusia jahat diwaktu malam keluyuran dalam benteng Seng kee-po, apa perlunya" Tentu mereka ada mempunyai maksud jahat, ia lalu jalan menghampiri dua penjahat itu untuk menggeledah badannya.

Tiba-tiba Teng Hong yang terluka parah telah menggeram.

Hmm.

ada satu waktu nanti pembalasan datang untuk perbuatanmu terhadap kami orang Seng Giok Cin benar benar nasibnya baik, hingga aku tidak bisa tidur sama-sama dengannya.

Kau ini orang she Teng tidak takut mampus memotong Ho Tiong Jong bengis.

Hmm.

hmm.

ia menggeram.

Kalau aku takut mati, sudah tentu tak datang kesini, Kau berani membunuh aku" Hmm.

benar-benar kau ada satu jagoan-.

Belum lampias omongannya, kakinya Ho Tiong Jong sudah diayun menendang tubuhnya penjahat licin itu, hingga terpental beberapa tombak jauhnya, setelah berkelejetan sebentar ia minta berhenti jadi orang, menyusul rohnya Lauw cu Teng yang sudah berangkat lebih dulu keneraka.

Setelah membunuh dua orang jahat itu, mayatnya mereka disembunyikan oleh Ho Tiong Jong dibaliknya pohon besar, ia sendiri juga mencari tempat sembunyi menanti kedatangannya Kho Kie.

Saat itu angin meniup kencang, hingga daun-daun yang membentur satu dengan lain lelah menerbitkan suara berisik, Di langit hanya kilauan bintang-bintang yang berkelap-kelip menerangi sang malam yang gelap.

Tiba-tiba pikirannya melayang kepada kejadian beberapa waktu berselang, ketika ia melihat pertemuannya dua orang ialah si hidung pesek she Khoe dan Li-Io sat le Ya.

Dipikir bulak-balik, dilihat dari tingkah lakunya itu, mereka seperti ada bersekongkol, dan ancamannya Li-lo sat kepadanya supaya ia tidak mengeluarkan tentang pertemuannya mereka.

Ho Tiong Jong menduga akan maksud jahat dari kedua orang itu terhadap keluarga Seng dari Seng-kee-po itu, Entah apakah yang menjadi sebabnya.

Selagi ia memikirkan hal itu, tiba-tiba telah dibikin kaget oleh sesosok bayangan hitam dibarengi oleh suara aneh meluncur turun dari udara.

Ketika ditegasi, kiranya ada satu pengemis tua dengan pakaiannya yang compangcamping dan kaki telanjang dipegangnya ada melihat senjata bandringan, Melihat keadaannya orang tua pengemis itu orang bisa merasa kasihan, akan tetapi bila melihat wajahnya yang beringas dan matanya bersinar kejam, sepertinya orang akan merasa ketakutan dibuatnya.

Ho Tiong Jong menduga pengemis tua ini ada seorang kejam dan telengas.

Memang tidak, orang itu ada Tok-kay Kang Kicng (si Pengemis Beracun Kang ciang).

Sudah lama ia mengasingkan diri.

Tadinya ia ada kepala rampok dan menganggap membunuh jiwa manusia itu sebagai barang mainan saja.

Ilmu silatnya tinggi, banyak orang sungkan berurusan dengannya dan sangat ditakuti, Tempat tinggalnya tidak ketentuan, sebentar disana dan sebentar banyak musuhnya ia takut dengan pembalasan mereka itu.

Tok-Kay Kang ciong tampak Celingukan memeriksa keadaan disekitarnya, lalu mengerutkan alisnya seperti yang merasa cemas.

Terdengar ia berkata sendirian- Hm.

dua tikus itu berani main sandiwara padaku" Kemana mereka sudah pergi" Setelah berpikir sejenak.

dilihatnya kembali keadaan disekitarnya.

Ya, sungguh heran sekali dua tikus itu berani menipuku, Mereka tentu sudah berhasil membawa pergi benda itu, Entah kemana perginya" Ho Tiong Jong menduga dua tikus yang di maksudkan oleh Tok-kay Kang ciong tentu ada sepasang orang ganas yang ia barusan binasakan, Mungkin Kang ciong sudah berjanji matang dengan Sepasang orang ganas untuk menyatroni Seng-kee-po dan membawa kabur suatu benda, yang kemudian akan dibagi rata atau Sepasang orang ganas dapat upah untuk mereka punya capai lelah.

Kalau demikian, semua itu ada maksud membuat rugi keluarga Seng.

Entahlah, apa Kang ciong juga akan iseng-iseng mempertontonkan ilmunya dalam pertemuan pibu atau tidak.

Tok-kay Kang ciong tiba-tiba terdengar lagi berkata sendirian.

Ya, setelah aku membalas dendam, aku akan dapat benda wasiat yang berharga, tapi mereka dapat nona cantik, Hm perdagangan begini sebenarnya tidak menguntungkan diriku, Nah, baiknya mereka tidak mentaati janji datang kemari.

Sudahlah, kau pengemis tua, nanti kau dapat marah dari sinenek Rumah Es di Tay-peksa serakah amat sih.

Kata-kata ini dapat didengar tegas oleh Ho Tiong Jong.

Kini ia tahu, bahwa nona Seng itu ada muridnya dari Kok Lo-io, pemilik Rumah Es di Tay-pekssan, hatinya menjadi berdebar-debar.

Tiba-tiba terdengar suara sat.

sat dari tanah yang rendah, Tok-kay Kang ciong terkejut, lalu memasang telinganya.

Gerak-geriknya ditonton oleh Ho Tiong Jong.

Anak muda ini pikirannya telah melayang kepada nona Seng yang baik hati, memperhatikan dirinya luar biasa, maka ia telah mengambil keputusan apa juga akan terjadi ia musti membela nona seng.

Kembali terdengar suara tadi dibarengi dengan keluhan.

Tok kay Kang ciong yang mendengar itu cepat enjot badannya melesat kearah tempat darimana keluarnya keluhan tadi, Diam-diam Ho Tiong Jong menanya pada dirinya sendiri, Apa itu keluhan Teng Hong yang belum mati" Kalau dia belum mati setelah ketemu Tok-kay niscaya dia akan menceritakan hal diriku yang membunuh kepadanya, selain itu, Tok-kay tentu mengambil benda wasiat yang ada d isaku bajunya.

Ah.

kenapa aku bodoh amat tidak menggeledah bajunya tadi" Tok-kay dilain pihak ketika melihat dua mayat didepan matanya, tampak mengunjukkan wajah beringas, Alisnya dikerutkan, setelah menghela napas sejenak terus memeriksa tubuhnya dua mayat itu, dua tikus yang tadi ia maki-maki.

Lauw coe Teng ternyata kena pukulan telepak tangan, hatinya tergetar dan mati karenanya.

Ketika melihat lukanya Teng Hong, ia terkejut juga, sebab Teng Hong terkena pukulan Kim ci Gini ciang ilmunya San-yu Lo long, ia memaki-maki dengan gemas kepada orang yang mencelakakan dua kawannya itu, lalu ia menggeledah seluruh badannya Teng Hong dan Lauw coe Teng, tapi tidak kedapatan benda wasiat yang dimaksudkan.

Setelah puas memeriksa, lantas ia perdengarkan suara ketawanya yang panjang tubuhnya berbareng melesat dan menghilang di telan oleh kegelapan.

Ho Tiong Jong saat itu bengong terlongong-longong.

Tiba-tiba ia disadarkan oleh suara sat, sat lagi tidak jauh daripadanya, dilihatnya tanah mumbul, kemudian disusul dengan munculnya benda lancip, Inilah ada topi wasiat-nya Kho Kie yang keluar dari tanah, sebentar lagi orangnya juga telah muncul dari dalam tanah.

Ketika Ho Tiong Jong datang menghampiri Kho Kie berkata padanya.

Hmm.

kau laote masih untung kau tak dapat dilihat oleh Tok kay Kang ciong, seorang yang jahat dan kejam hatinya Kho toako, aku sudah menbunuh dua orang penjahat disini.

kata Ho Tiong Jong yang tidak meladeni kata katanya sang kawan tentang Tok-kay.

Dua penjahat siapa" Dua penjahat yang dikenal dengan julukannya, sepasang orang ganas, yang terkenal kejam dan teleng as kepada rakyat jelata.

Oh, mereka" Tapi bagaimana kau dapat menang dari mereka yang ilmu silatnya tidak rendah, apalagi kau dikerubuti tentunya Berkat pil Siauw-hoan-tan yang mujijad Apa" Pil Siauw hoan-tan" Ya, pil siauw hoan-tan" Ah, laote, itu tidak mungkin, Paling banyak pil itu menambah kekuatan tenaga berlipat ganda, tapi apa gunanya kalau tidak berkepandaian ilmu tenaga dalam (lwekang) yang mahir.

Buktinya, ketika aku minta kau perlihatkan ilmu silat yang barusan kau pelajari dariku kelihatannya tidak selincah seperti yang aku bayangkan semula.

Ho Tiong Jong bersenyum bangga.

Kho toako, katanya, kau tidak tahu, aku sebenarnya sudah mempunyai dasar latihan lweekang yang sempurna.

Hanya saja karena aku kekurangan tenaga dan ilmu itu harus dilatih bertahun-tahun baru mendapatkan tenaga yang sesuai, maka faedahnya tak dapat terlihat.

Tapi.

Ho Tiong Jong bersenyum, tampak ia gembira sekali, tapi berhenti kata-katanya sampai disitu, hingga membikin Kho Kie jadi tidak sabaran.

Post a Comment