Halo!

Warisan Jendral Gak Hui Chapter 25

Memuat...

Tok Giam Lo kemudian menahan serangannya. Dia menghampiri Kiam Ciu yang sudah tidak berdaya itu. Sambil tertawa dengan bangga dia berseru dan mencibir Kiam Ciu. "Hahahah.. . . Aku kira kau ini adalah seorang jaro silat yang sangat hebat..

ha..ha..ha.. tidak tahunya hanyalah seekor ayam gorokan belaka ha ha ha ! Kau telah menghinp bawa beracun yang keluar dari ujung jariku. Dalam waktu pendek kau dan kudamu akan binasa bersama. Di jagat ini tiada seorangpun yang dapat menawarkan pengaruh racanku. Kecuali . . aku sendiri , , , ha hahahhha , , ,” terdengar tawa itu bertambah meninggi kedengarannya sangat menyakitkan hati. Karena Kiam Ciu sedang mengerahkan Bo-kit-sin-kong maka dia diam saja.

Kiam Ciu berusaha untuk menghalau pengaruh racun. Tok Giam Lo lenyap dari pandangan mata, barulah Kiam Clu merasa lega. Karena racun itu sudah lenyap pula. Pengaruh racun yang membuat Kiam Ciu jadi lumpuh untuk beberapa saat lamanya. Tetapi nasib malang yang menimpa diri kudanya. Kuda itu ternyata tidak dapat menahan pergaruh racun Tok Giam Lo. Setelah menghisap hawa beracun, kuda putih itu jauh pingsan kemudian binasa. Kiam Ciu telah berdiri kembali dan menghampiri kudanya yang telah mati. Dengan hati pedih dielus kepala kuda putih itu. Seolah-olah dia tengah membujuknya. Kemudian bangkai kuda itu lalu dikuburnya. Setelah menguburkan kudanya yang terkena racun itu, Kiam Ciu meneruskan perjalanan. Dia belum tahu kemana yang akan ditujunya. Yang penting kini dia harus meninggalkan tempat itu selekas-lekasnya.

Dengan tak terasa Kiam Ciu telah sampai di sebuah gubuk yang telah terlantar. Karena tubuhnya masih merasa agak lemah, maka segeralah berhenti dan duduk didepan gubuk yang tidak terawat itu. Kiam Ciu telah kembali menjadi tenang dan kembali bayangan-bayangan kejadian yang telah dialaminya selama sehari semalam itu. Teringatlah kejadian-kejadian yang telah dialaminya: wanita muda yang jelita, kemudian Pit Ki yang keranjingan nama dan kekayaan, kemudian seorang pemuda gembel yang rambutnya terurai, akhirnya pertemuannya dengan Tok Giam Lo yang kejam itu.

Dengan tak sengaja dia telah memasukkan tangannya kedalam saku.

Didalam saku itu dia meraba batang akar Lok-bwee-kim-keng.

"Dengan akar kering ini aku dapat terbebas dari pengaruh segala macam racun dan bisa. Aku harus lekas-lekas sampai ke kota Pek seng. Kemudian pergi ke lembah Si-kok.. . “ pikir Kiam Ciu dan menarik nafas panjang kemudian merasa keadaan tubuhnya yang telah kembali segar.

Demikianlah Kiam Ciu telah mengambil keputusan untuk pergi ke puncak Hiang-la hong di pegunungan Bu-tong dan terus ke lembah Si-kok yang sangat ditakuti oleh para jago-jago silat.

Tiba-tiba Kiam Ciu mendengar suara langkah kaki yang bertambah dekat Sementara itu hidung Kiam Ciu yang tajam penciumannya itu telah mencium bau harum. Dia telah memastikan bahwa orang yang mendekatinya itu pastilah seorang wanita. Karena bau wangi itu adalah bau harum-haruman yang biasa dipakai oleh wanita. "Tong Kiam Ciu ! Tong Kiam Ciu kau berada dimana ?!” terdengar suara wanita memanggil-manggil nama pemuda itu.

NAMUN Kiam Ciu telah kenal dengan irama dan nada suara itu. Sejenak berdebar hati Kiam Cu mendengar suara iiu. Namun kemudian dia telah ingat menguasai diri kembali. Segeralah dia mengerahkan ilmu Bo-kit-sin-kong agar ia menjadi kebal terhadap pengaruh rayuan wanita jelita yang kini telah mendatanginya itu. "Tong Kiam Ciu. mengapakah kau menjauhkan diri dari padaku ? Sekarang tiada orang lain, kita hanya berdua saja kan kita bebas untuk bercakap-cakap dan berbuat apapun tiada orang lain yang mengganggu lagi.” bujuk wanita jelita itu sangat manis dan lunak sekali.

Namun pengaruh ilmu Bo-kit-sin-kong telah menguasai Kiam Ciu. Pemuda itu tanpa berbicara telah mengamatinya. Ditatap wajah wanita muda itu dengan mulut tetap membisu. Karena kekakuan dari Kiam Ciu itu maka wanita muda yang jelita dan menggairahkan itu jadi bergusar hati.

"Sio Cin ! Ambil pedangku ! Ambil pedangku !” seru wanita muda dan jelita itu. Dengan serentak tampaklah tiga orang telah berloncatan ditempat itu.

Seorang wanita muda membaw sebilah pedang yang bersarung. Kelihatan pula dua orang pendekar yang telah dikenai oleh Kiam Ciu.

Mereka yaitu ialah Pit Ki dan Li Bok Tian Mereka telah terdiri menghampiri wanita muda itu. Mereka bertiga menantikan perintah tuannya.

"Hmmm.. . rupa-rupanya Pit Ki dan Li Hok Tian telah dapat menundukkan para pengawnl wanita itu dan sekarang dia terpilih sebagai pengawalnya". pikir Kiam Ciu dan memandang kearah kedua pendekar itu.

Kedua laki-laki itu memandang Kiam Ciu dengan sinar mata beringas. Tetapi mereka tidak berani berbuat lebih lanjut sebelum mendapat perintah wanita muda itu. Wanita muda itu mengambil pedangnya dan berdiri dalam sikap menantang kearah Kiam Ciu. "Semenjak aku terjun dikalangan Kang-ouw pedangku ini belum pernah keluar dari sarungnya. Sekarang aku cabut pedang ini dari sarungnya!” seru wanita muda itu dan tampaklah mata pedang yang baru saja dicabut itu.

Sekilas Kiam Ciu mengawasinya tetapi pemuda iiu masih tetap membisu dan masih terus mengerahkan ilmu Bo-kit-sin-kong. Wanita itu bertambah gusar dan membentak lagi. "Aku ingin mencoba kehebatan ilmu pedangmu dan kehebatan Oey Liong Kiam !” seru wanita itu, dibarengi dengan berakhirnya kata-kata itu dia telah menusuk kearah Kiam Ciu. Tong Kiam Ciu melompat kebelakang satu tindak. Tusukan pedang wanita itu mengenai tempat kosong. Tetapi wanita muda itu tidak meneruskan serangannya. Kemudian wanita jelita itu tersenyum dan menegurnya.

"Anak bandel ! Mengapa kau tidak membalas menyerang dengan pedangmu?” Tetapi Tong Kiam Ciu tidak membalasnya. Pemuda itu hanya menatap mata wanita muda itu serta menahan amarahnya. Ketika itu wanita muda dan jelita itu telah menghampirinya dan membujuk.

"Hey Tong Kiam Ciu, mengapa kau selalu membisu. Apakah kau mendapat luka dalam !” bisik waniia muda itu seraya menghampirinya.

Belum lagi wanita muda itu menyentuh kulit Kiam Ciu, tahu-tahu pemuda itu telah menggerakkan tangan kanan dan memukul kearah wanita itu hingga terpental karena angin pukulannya.

Diam-diam wanita jelita itu merasa heran karena kehebatan Kiam Ciu yang tidak terpengaruh ilmu Pan-yok-sin-im atau ilmu Suara melenyapkan sukma yang telah dilancarkannya itu. Dia berpikir apakah ilmunya itu sudah tidak berguna lagi. Menyaksikan wanita muda dan jelita yang selalu dipuja-pujanya itu telah diperlakukan sedemikian rupa oleh Kiam Ciu, maka tanpa menunggu perintah Li Hok Tian telah memukulkan ilmu pukulan mautnya kearah kepala Kiam Ciu dengan tenaga penuh. Namun Kiam Ciu dapat berkelit dengan cepat dan meloncat beberapa tindak, dan tidak berusaha untuk membalas atau mengimbangi perbuatan Li Hok Tian itu.

Sejak tadi Kiam Ciu telah mengerahkan Ilmu Bo-kit-sin-kong yang mengutamakan penyaluran tenaga dalam segenap pembuluh darahnya. Maka tidaklah mengherankan kalau pemuda itu bagaikan mandi. Tubuhnya basah kuyup dan Kiam Ciu meloncat kebelakang sambil menahan luka dalam yang dideritanya akibat pertempuran dengan Tok Giam Lo tadi.

Tiada seberapa lama tampaklah darah meleleh dari lubang hidung dan sudut mulut pemuda itu. Menyaksikan keadaan Kiam Ciu itu maka kini Li Hok Tian tertawa gelak-gelak. Dibarengi dengan meluncurnya enam butir bola besi beracun yang dilemparkan oleh Pit Ki. Serangan Pit Ki itu sangat cepat hingga Kiam Ciu tidak sempat lagi untuk mengelakkannya. Namun bertepatan dengan meluncurnya butiran-butiran bola beracun itu kearah tubuh Kiam Ciu, tampaklah wanita muda itu mengebutkan lengan bajunya kearah benda-benda itu.

Wanita muda itu berhasil menghalaukan ke enam bola. Kiam Ciu terhindar dari timpukan senjata rahasia yang ganas yang dilemparkan oleh Pit Ki.

Namun sebaliknya, baik Pit Ki maupun Li Hot Tian menjadi sangat heran menyaksikan sikap wanita muda itu, karena sebelumnya wanita muda itu telah mengejar-ngejar Kiam Ciu dan akans memberikan hajaran kepada pemuda itu.

Tetapi sekarang mengapa justru menolongnya ?.

"Hey mengapa kalian menyerang Kiam Ciu tanpa perintahku !” seru wanita itu dengan suara lantang.

Baik Pit Ki maupun Li Hok Tian tidik berani menyahut. Mereka hanya menundukkan kepala untuk menghindari tatapan mata wanita jelita itu. Mereka berdua memang sungguh-sungguh telah dibuat tidak berdaya dan menjadi sangat lunak sekali. Selanjutnya wanita itu telah menghampiri Kiam Ciu dan membujuk, "Tong Kiam Ciu, rupa-rupanya kau telah mendapat luka dalam hingga kau mengeluarkan darah dari hidung dan mulut. Marilah kutolong".” lalu betul-betul wanita muda itu memegang lengan kanan pemuda itu. tampaknya sangat mesra kekali seolah-olah Kiam Ciu itu adalah kekasihnya.

Namun pemuda itu tetap berkeras hati untut tidak memperdulikan bujukan dan rayuan wanita muda itu. Dengan sigap sekali wanita itu telah menotok jalan darah didekat jantung Kiam Ciu. Hingga pemuda itu tidak berdaya.

Wanita muda itu berpendapat bahwa dia tidak mammpu untuk mengalahkan dan menundukkan Kiam Ciu dengan ilmu Pan-yok-sin-im. Maka kini dia terpaksa harus berbuat itu. Dia harus menotok jalan darah dan melumpuhkan pemuda itu hingga tidak berdaya. Setelah pemuda yang keras hati itu tidak terdaya lagi, maka dia bertekad untuk menolong memulihkan tenaga dan semangat, serta menyembuhkan luka dalam Kiam Ciu. Maka dengan tidak menghiraukan keadaan disekitarnya, wanita itu telah membopong tubuh Kiam Ciu untuk dibawa ke keretanya yang sejak tadi telah menunggu dipinggir jalan.

Semua orang yang menyaksikan kejadian itu merasa sangat heran sekali, Mereka ialah para pengikut pengawal dan pengiring wanita itu, merasa heran mengapa majikannya sudi membopong Kiam Ciu, Lebih-lebih lagi Pit Ki dan Li Hok Tian merasa heran dan bercampur cemburu menyaksikan kejadian itu.

Dengan sangat berhati-hati wanita muda itu meletakkan Kiam Ciu kedalam keretanya! Dari dalam saku bajunya dikeluarkan dua butir pil yang berwarna perak. Kemudian pil itu disuapkannya ke mulut Kiam Ciu. Pil yang berwarna perak itu bernama Cin-leng-sai-wan. Adalah pil yang mempunyai khasiat luar biasa untuk mengembalikan tenaga dalam dan mengobati luka dalam. Pil itu adalah pemberian ibunya, semuanya berjumlah enam butir dan kini tinggal empat butir! Kiam Ciu setelah menelan dua butir pil Cin-leng-sai-wan itu maka dia menjadi tertidur sangat pulasnya! Bahkan dia bermimpi sangat mengasyikkan hingga tiada terasa goncangan-goncangan tubuhnya karena kereta yang ditumpanginya. Wanita jelita itu terus menungguinya dengan tekun dan tersenyum-senyum gembira.

Beberapa saat kemudian barulah Kiam Ciu tersadar bangun. Ketika itu terasa seseorang telah mengulapi keringat diwajahnya, ketika Kiam Ciu membuka kelopak matanya yang terlihat adalah wanita muda dan jelita itu, dengan tersenyum manis sekali mengawasinya.

Dukungan & Donasi

Bantu kami terus update dengan memberi dukungan melalui:

BCA 7891767327
Trakteer
Post a Comment