Si Angin Puyuh Si Tangan Kilat Chapter 34

CSI

Tapi Lu hujin meraba sedikit kejanggalan, ia membatin: "Apa betul dia hanya mendengar percakapan terakhir ? Mana mungkin kebetulan. Ai, berabe kalau dia tahu persoalannya kalau lama dia tinggal disini, mungkin punya pikiran nyeleweng terhadap Giok-ji. Celaka bila kelak mereka menimbulkan keributan yang memalukan. Tapi dia terluka berat, menurut Yap Goan ciang harus istirahat tiga bulan. Apa aku harus mengusirnya ? Bagaimana baiknya ? Kecuali lekas-lekas mengikat perjodohan Giok ji dengan Tay seng."

Setelah termenung baru Lu Tang-wan bicara : "persoalan ini belum pernah kubicarakan dengan orang luar. Tapi Ling hiantit bukan orang luar, boleh saja kuceritakan sekarang.''

"Kalau tidak leluasa, lebih baik Tit-ji tidak tahu saja,'' demikian kata Hong thian-lui risi.

"Kan bukan urusan yang perlu dirahasiakan, tapi lebih baik jangan sampai bocor!"

Perasaan Hong thian-lui menjadi kurang enak, pikirnya : "Kau tak percaya padaku, lebih baik tak usah katakan saja.'' ucapannya sudah diambang mulut. Namun Lu Tang wan sudah bercerita.

"Peristiwa terjadi puluhan tahun yang lalu. Aku punya seorang kawan yang membuka Piaukiok di Lokyang, yaitu Houwi Piaukiok. Congpiauthaunya benama Bing Thing. Tahun itu kebetulan aku lewat Lokyang, menginap diperusahaannya. Dia minta aku membantu melindungi barang hantaran. 'Barang' hantaran ini sebenarnya cukup aneh."

Lu Giok-yau ketarik, tanyanya : "Yah, ternyata kau pernah jadi Piausu. Barang aneh apa yang kau kawal?''

"Coba kau terka, yang kukawal adalah pelajar lemah berusia enam tujuh belas tahun.''

"Putra bangsawan manakah dia?''

"Kakeknya pernah menjabat pangkat tinggi dikerajaan Song, belakangan kerajaan Song hijrah keselatan, sebelum dia lahir, ayahnya sudah melarikan diri ke Kanglam. Anaknya itu dititipkan dan diasuh oleh familinya. Sanaknya itu seorang juru tulis dikampungnya, nafkahnya cukup untuk makan satu hari saja."

"Kenapa minta perlindungan, apa takut diculik? Apakah dia mampu membayar ongkos?" demikian tanya Lu Giok yau.

"Bing Thing, Congpiauthau Hou-wi Piaukiok itu memang seorang yang aneh pula. Sepak terjangnya jauh berlainan dengan orang biasa. Kadang kala, umpama kau mau bayar dengan ribuan mas perak, belum tentu dia sudi mengantar barangmu, namun pernah tanpa memungut bayaran sesen pun, secara suka rela dia mau mengantar barangmu. Demikian juga kali ini, dia bekerja demi kepentingan orang lain."

Hong-thian-lui menimbrung : "Aku pernah dengar kisah Bing Thing mengawal barang dari ayah. Konon tiga puluh tahun yang lalu, Han Tay-wi tokoh besar persilatan yang mengasingkan diri di Lokyang pernah minta dia melindungi putrinya ke Yangciu kabarnya hendak menikah. Tatkala itu dia tidak tahu asal usul Han Tay-wi, untuk ongkos kawalan dia memasang tarip ribu tahil uang emas. Ditengah jalan dicegat kawanan begal. Bing Thing bukan lawan gerombolan begal itu, untung nona Han yang dia kawal turun tangan baru dia selamat. Tapi Han Tay wi tetap simpatik dan terima kasih kepadanya. Situasi waktu itu sangat genting, pasukan Mongol sudah bergerak menyerbu Tionggoan. Han Tay-wi sedang sakit, putrinya sebagai calon pengantin, seorang mempelai kan tidas pantas pergi ke rumah calon suaminya, 'Barang hantaran' ini kecuali Bing Thing tiada yang mau menerima. Masih untung kali itu Bing Thing sendiri yang melindungi angkutan itu, sehingga hanya menemui sedikit rintangan, kalau orang lain mungkin mendapat halangan yang lebih besar."

"Memang ada peristiwa itu. Belakangan Han Tay wi menjadi sahabatnya yang paling akrab. Aku pun mengenalnya dirumah Han Tay-wi, waktu itu aku masih muda dan belum lama berkelana, sebagai wanpwe aku berkunjung kepada Han Tay-wi. Hitung-hitung hubunganku dengan Bing Thing sudah hampir tiga puluhan tahun."

"Untuk kali itu apakah dia mengatur calon pengantin?" tanya Giok yau.

"Bukan, pelajar itu ingin ke Kanglam mencari ayahnya."

Semakin besar ingin tahu Lu Giok yau, tanyanya: "Cara bagaimana dia mencari Bing Thing untuk melindunginya?" dia kira orang orang yang punya hubungan dengan Bing Thing tentu kaum persilatan, hartawan atau pejabat pemerintah. Bocah rudin yang dititipkan dirumah juru tulis kampung mana bisa berkenalan dengan Bing Thing?

"Apakah pelajar itu bisa main silat?" tanya Hong-thian-lui.

"Aku dulu curiga, sanak orang itu mungkin seorang persilatan yang mengasingkan diri. Tapi waktu kuajak bicara, dia hanya pintar membuat syair atau pantun segala, sedikitpun tak bisa main silat."

"O, sungguh aneh !"

Lu Tang-wan meneruskan ceritanya : "Pelajar itu bernama Geng Tian. Cara bagaimana dia minta bantuan Bing Thing untuk mengantarkan ke Kanglam, atau Bing Thing sendiri secara suka rela mengantar, Bing Thing tidak pernah menjelaskan kepada aku. Dia hanya berkata kepadaku : "Geng-kongcu ini adalah putra seorang sahabatku, seorang diri aku mengantarnya ke Kanglam, rasanya kurang lega, maukah kau bantu aku ?"

Tatkala itu, akupun merasa heran, harus diketahui Bing Thing adalah Piau-thau yang paling terkenal dan paling laris perusahaannya. Hou-wi Piaukiok merupakan perusahaan terbesar di Lokyang, mengantar seorang pelajar lemah dan rudin, jangan kata takkan dibegal, seumpama ketemu rampok masa Bing Thing tak bisa menghadapinya ? Lagi pula Hou-wi Piaukiok punya puluhan Piausu, kalau Bing Thing masih kawatir, kenapa tidak bawa beberapa Piausu lebih banyak, kenapa harus minta aku yang bantu?"

"Tapi aku mengenal watak Bing Thing, kalau dia mau menjelaskan siang-siang sudah menerangkan kepadaku, kalau tidak mau omong, mungkin belum tiba saatnya. Siapakah ayah Geng-kongcu itu, belakangan baru dia memberitakan kepada aku."

"Siapakah ayah pelajar itu ?" tanya Lu Giok-yau.

"Sementara aku harus putar dulu ke belakang. Setelah Bing Thing menjelaskan kepada aku, maka akupun menceritakan belakangan saja," lalu ia melanjutkan : "Waktu itu Bing Thing pernah tanya aku, urusan lain kau tak perlu urus, aku hanya minta ketegasanmu, maukah kau bantu aku ?"

"Peristiwa ini terjadi puluhan tahun yang lalu, tapi hubungan eratku dengan Bing Thing sudah hampir dua puluh tahun, memandang persahabatan itu, tak enak aku menolak permintaannya. Maka tanpa banyak bicara lagi, aku menyanggupi, maka aku ikut mengantar Geng-kongcu itu."

"Dijalan Bing Thing bicara dengan aku, bila ditengah jalan ada orang menyakiti Geng-kongcu, biar dia yang menghadapi, kalau kalah baru minta aku maju membantu. Diapun berkata, kau tonton saja disamping bila kau merasa ilmu silatmu tidak unggul menghadapi musuh, kau harus cepat melarikan diri membawa Geng-kongcu, soal mati hidupku, kau tak usah urus."

"Melihat ia bicara serius, diam-diam aku mentertawakan dia, 'Seorang pelajar rudin masa ada begal yang sudi mengincarnya ?' Siapa tahu peristiwa telah terjadi !"

"Tentu elang hitam Lian Tin-san inilah!" sela Lu Giok-yau.

"Benar, hari itu sudah hampir petang, kami lewat disebuah selat gunung yang berbahaya, disitulah Lian Tin san menunggu kita."

"Sebetulnya setiap tindak tanduk Bing Thing sangat hati hati, menurut perhitungannya sebelum matahari tenggelam kita harus sudah lewat selat gunung ini, tujuannya adalah menghindari bahaya, siapa nyana justru di tempat inilah kita menemui kesulitan."

"Semula aku mematuhi pesan Bing Thing, menonton saja dipinggir, begitu melihat gelagat jelek, segera aku terjun kearena dan suruh dia membawa lari Geng-kongcu."

"Menurut watak Bing Thing, biasanya tentu dia tidak mau terima saranku. Tapi waktu itu tiada tempo berdebat, terpaksa ia bawa Geng-kongcu melarikan diri."

Mendengar sampai disini diam diam Hong-thian lui merasa kagum, batinnya, "Tak heran ayah menganggapnya sebagai sahabat kental, ternyata berjiwa pendekar !" waktu datang tadi, pertama dirintangi dan terjadi keributan dengan penyambut tamu, kedua melihat keadaan keluarga Lu yang serba mewah ini, meski tidak berkesan buruk kepada Lu Tang wan, betapapun hatinya sudah merasa segan. Dalam pandangannya ia merasa bahwa Lu Tang-wan bukan orang segolongan dengan ayah dan gurunya. Baru sekarang ia mendapat kesan lain mengenai Lu Tang-wan.

Lu Giok-yau berlinang air mata, katanya guguh : "Ayah, kau, kau ....''

"E, eh, baik-baik saja, kenapa kau nangis?" goda Lu Tang-wan.

"Tidak, tidak, aku terlalu senang, ayah, kau sungguh baik."

"Bocah goblok," ujar Lu-hujin tertawa, "Baru sekarang kau tahu ayahmu baik?"

Maksudnya mau menggoda putrinya, diluar tahunya Lu Giok-yau memang berpikir demikian. Dia berpikir : "Ternyata sepak terjang dan jiwa ayah gagah sebagai pendekar. Kenapa sekarang menjadi begitu penakut menghadapi urusan ? Apakah karena sejak pertempuran dengan elang hitam itu lantas dia ketakutan?"

Dalam pada itu Lu Tang-wan melanjutkan; "Setelah Bing Thing dan Geng-kongcu melarikan diri, aku tidak merasa kawatir apa apa, dengan rasa lega aku melabrak Lian Tin san. Memang tidak kosong nama elang hitam yang menggetarkan Kangouw, Bing Thing sudah menempurnya sekian lama tenaganyapun sudah terkuras sebagian besar, tujuh puluh dua jalan Eng-jiau-jiu masih dapat dimainkan begitu ganas dan lihay sekali. Coba kalian lihat, inilah tanda mata yang dia tinggalkan diatas badanku."

Lu Tang-wan meninggalkan jubah panjangnya, tampak dipunggungnya terbekas lima jalur luka-luka, setiap jalurnya panjang tiga inci, sekali pandang cukup menggetarkan hati orang.

Lu Giok-yau berteriak: "Yah, jadi kau terluka oleh cakar elang hitam! Ai, luka luka itu tidak ringan," waktu ia berpaling melihat Hong-thian-lui yang rebah diatas ranjang, luka luka orang jelas lebih parah dari ayahnya, serta merta ia menjadi berpikir pula; "Tapi dibanding luka Ling toako terpaut jauh sekali. Ling-toako baru mengembara, tapi berani menempur elang hitam, tindak tanduknya lebih mengagumkan."

Dengan tersenyum Lu Tang-wan berkata: "Memang luka ini kena cakar Eng jiau-jiu-nya, luka ini cukup parah juga. Namun akhirnya aku dapat mengalahkan dia. Aku meninggalkan tiga lobang yang dalam diatas tubuhnya, semua tusukan pedangku mungkin lukanya lebih berat dari aku." selesai berkata ia terloroh loroh.

"Lalu bagaimana dengan Geng kongcu? Belakangan apa kau pernah melihat dia?"

"Mereka sudah lari jauh dan tidak kecandak lagi, apa lagi aku terluka berat, mana mampu mengejar mereka. Belakangan memang aku pernah jumpa dengan Bing Thing, sedang Geng-kongcu sejak itu tak pernah ketemu lagi."

Posting Komentar