Halo!

Seruling Samber Nyawa Chapter 28

Memuat...

"Buat apa gugup, bicara tentang Potlot emas samber nyawa ini. Wah kepandaian silatnya benar-benar bukan olah-olah hebatnya!"

"Bagaimana hebatnya?"

"Coba kalian katakan, selain sembilan perguruan besar yang kenamaan itu, sekarang ini kekuatan siapakah yang paling berpengaruh dikalangan Kangouw?"

"Kim i pang."

"Bukan, kukira Siok li-kan lebih kuat,"

"Salah, yang benar adalah Hiat hong-pang"- Begitulah para hadirin menjadi ribut adu mulut, masing-masing mengukuhi pendapatnya sendiri. Si mulut cepat membentang kedua tangannya seraya mencegah.

"Sudah jangan ribut. Memang dalam dunia persilatan sekarang banyak kumpulan atau organisasi yang saling bermunculan, sudah tentu diantara sekian banyak itu ada beberapa yang berkekuatan besar, tapi yang kumaksudkan dalam ceritaku ini adalah Hiat-hong-pang."

"Hiat-hong-pang kenapa? " "Sekali ini Hiat-hong-pang dibikin kucar-kacir oleh Potlot mas samber nyawa!"

"Ha, ada kejadian begitu?"

Semua hadirin menjadi tertegun kaget, ini betul betul suatu berita yang mengejutkan siapakah orang yang berani memancing kerusuhan dengan pihak Hiat hong-pang.

Melihat ceritanya ini mengejutkan semua hadirin sampai melongo dan melompong saking heran si mulut cepat Thio Sam semakin takabur, sekilas matanya menyapu pandang keempat penjuru dilihatnya dalam warung-daging sapi ini ada begitu banyak orang yang tengah pasang kuping mendengarkan ceritanya maka semakin semangat ia mengobral ludahnya dengan suaranya yang lebih lantang.

"Bukan saja dibikin kocar kacir, sampai kedua pelindung kanan kirinya juga terbunuh oleh musuh."

Sebenarnya tokoh macam apakah Potlot emas samber nyawa itu? Apakah dia seorang diri yang melakukan semua itu."

"Bukan, dia bergabung dan bekerja sama dengan iblis rudin Siok Kui-tiang, kira-kira tiga puluhan jago-jago silat pihak Hiathong- pang yang dikerahkan hampir dibunuhnya semua, pertempuran yang dahsyat itu, ia, seumpama bumi berguncang langit menjadi gelap darah mengalir seperti sungai, mayat bertumpuk seperti bukit."

"Kejadian yang seram ini tidak perlu dibuat heran. bukankah iblis rudin juga ikut andil dalam pertempuran itu, maka tidak perlu dibuat heran akan hasil ini."

"Hehehe, kau salah lagi. walaupun iblis rudin sangat lihay, tapi bila dia tidak dibantu oleh Potlot emas samber nyawa, mungkin jiwa sendiri sudah melayang ditangan pelindung pihak Hiat-hong-pang!" "Wah, masa demikian? Kalau begitu pasti kedua pelindung kanan kiri itu juga merupakan tokoh silat yang bukan olaholah kepandaiannya?"

"Sudah tentu, karena mereka adalah murid Lwe-hwe-cun cia yang bersemayam didaerah barat sana."

"Apa? Murid iblis tua itu! Mati ditangan Potlot emas samber nyawa?"

"Ya, malah kematiannya sangat mengerikan."

"Thio-toako, dari mana kau ketahui semua kejadian ini?"

"Seorang sahabat kentalku adalah mata hidung dari perkumpulan itu, dialah yang memberi tahu kepadaku! Menurut katanya Hiat-hong Pang-cu sangat murka, sudah dikeluarkan Hiat-hong ling, mereka akan mengerahkan segala kekuatan dan daya upaya untuk membunuh kedua musuhnya itu!"

"Thio-toako, kau sudah bercerita setengah harian, siapakah sebenarnya tokoh macam Kim-pit-jan-hun ini? Bagaimanakah asal-usulnya?"

"Kalau kukatakan siapa dia pasti kalian tidak mau percaya, Hanya seorang pemuda remaja yang lemah lembut, berwajah cakap berdandan sebagai sastrawan, Mengenakan jubah putih panjang, dengan ikat kepala dari kain sutra, hakikatnya seperti bukan seorang yang pandai bermain silat!"

Bicara sampai disini matanya melihat Giok-liong yang duduk disamping sana, latuas ia main tunjuk kearah Giok-liong serta tambahnya lagi.

"Nah, seperti inilah!"

Serentak sorot pandangan seluruh hadirin dalam warung sapi itu lantas tertuju kearah Giok liong dengan pandangan main selidik, Malah terdengar juga ada orang yang menghela napas serta berkata gegetun.

"Masa betul-betul lemah-lembut demikian?"

Dalam hati Giok-liong merasa geli, batinnya.

"Sudah pasti mereka tengah memperbincangkan aku! Hehehe, Kim-pit jin hun atau Potlot emas samber nyawa, julukan ini bagus juga."

Mendadak terasakan olehnya diantara sorot mata yang memandang kearah dirinya, ada beberapa sorot pandangan yang berkilat dingin seperti kilat menyapu lintas kearah dirinya serta-merta dia lantas siaga dan berlaku cermat, sementara itu, terdengar si mulut cepat Thio Sam tengah menyambung ceritanya.

"Apakah kalian tahu asal-usulnya?"

"Tidak tahu?"

"Coba kalian pikir-pikir dulu, apa yang dinamakan Kim-pitjin- hun?"

"Apa mungkin senjatanya itu merupakan Kim-pit?"

"Bukan musahil dia ada hubungan atau sangkut pautnya dengan Jan-hun cu!"

"Hahaha, benar, tapi juga tidak benar! Memang senjata yang digunakan adalah Kim-Pit (Potlot Emas), Tapi dia tiada sangkut-pautnya dengan Jan-hun-cu!"

"Maka menurut kataku, jikalau dia ada sangkut-pautnya dengan Jan hun cu, wah pasti hebat sekali, tokoh silat nomor satu diseluruh dunia persilatan ini pasti akan diperolehnya."

Seorang jago mendadak menjerit kaget.

"Apa Potlot emas ? Apa bukan Potlot emas milik To-ji Pang Giok itu?"

"Tepat sekali menurut tafsiran analisa yang tepat, pasti dia adalah murid dari To ji Pang Giok."

"Wah, apa benar ? Tidak heran ia mempunyai kepandaian sedemikian tinggi. Apakah dia ada permusuhan dengan pihak Hiat-hong-pang ?" "Perihal ini aku sendiri tidak begitu jelas, tapi sebelum ini memang Hiat-hong Pang-cu pernah mengeluarkan perintah untuk meringkusnya."

"Siapakah namanya ? Coba katakan supaya menambah pengalaman kita beramai."

"Namanya Ma Giok-liong !"

Bicara sampai disini, tiba-tiba gordyin diluar pintu itu tersingkap, bajingan yang jelilatan diluar emper rumah tadi tampak berjalan masuk. Segera ada salah seorang yang duduk mengelilingi meja itu berteriak.

"Hai, Ong Bi, marilah duduk disini minum seteguk sambil mengobroI."

Bajingan yang dipanggil Ong Bi itu segera maju mendekat, lalu berbisih dipinggir telinga temannya.

"Awas amat-amatilah bocah disana itu, keadaannya rada menyolok mata."

Walaupun ia berbisik suaranya rendah dan lirih, tapi tak luput dari pendengaran kuping Giok-Iioog yang tajam dan jeli.

Sebaliknya, saat mana Giok-liong sendiri juga menemukan tiga orang yang perlu diambil perhatian ikut bercampur baur diantara sekian banyak tamu tamu yang tengah makan minum sambil mendengar obrolan Thio Sam itu.

Dipojok sebelah sana, duduk seorang laki-laki pertengahan umur berpakain jubah ungu yang agak kumal tengah makan minum seorang diri, jubah panjangnya itu sebetulnya bewarna biru, mungkin karena sering dipakai dan sudah lama sehingga luntur berganti warna, Raut mukanya kelihatan rada kurus tepos dengan expresi yang membeku tanpa emosi.

Kedua biji matanya rada di pejamkan, seolah-olah sudah terpengaruh oleh arak sehingga agak mabuk tapi juga seperti terpulas ditempat duduknya.

Namun dalam pandangan Giok-liong meskipun dia tengah memejamkan mata tapi masih tak luput memancarkan sorot pandangan yang tajam dingin.

Selain itu, dipinggir sebelah kiri duduk seorang pemuda berpakaian serba kuning, sambil angkat poci dan mangkuk araknya, terlongong-longong memandang keluar jendela.

Tapi lapat-lapat terdengar ia tengah mengejek memperdengarkan tawa dingin.

Tidak jauh dibelakang laki-laki pertengahan umur berpakaian kucal itu dipojokan yang agak gelap, duduk tenang seorang tua aneh yang berambut putih ubanan, bermuka panjang mengenakan kain kasaran warna merah.

Lain sekali sikap orang tua ini, duduk tanpa bergerak, kadang kadang saja angkat sumpitnya menyumpit sayur dan daging dari mangkuk dihadapannya terus dijejalkan kedalam mulutnya, tapi gerak geriknya ini juga tampak sangat kaku, setelah lebih diamati baru diketahui bahwa lengan baju sebelah kanan serta celana panjang sebelah kirinya kosong melambai.

Terang kalau lengan kanan serta kaki kirinya itu telah kutung nienjadi cacat.

Hakikatnya ia tidak ambil peduli segela sesuatu yang terjadi dalam warung makan ini, Sejak Giok-Iiong datang tadi siangsiang ia sudah duduk disitu, malah gaya duduknya juga terus begitu tanpa berganti atau beringsut.

Melihat keadaan tiga orang yang berlainan ini, Giok-Iiong menjadi mengerutkan kening, Dilihat keadaan mereka naganaganya kepandaian ketiga orang ini pasti luar biasa dibanding tokoh tokoh silat kalangan Kangouw umumnya.

Kalau tafsirannya ini tepat, kepandaian si orang tua cacat itu adalah yang paling tinggi, bukan mustahil sudah mencapai kesempurnaannya, sedang pemuda berpakaian kuning itu mungkin rada rendah sedikit.

Sedang pelajar pertengahan umur itu adalah yang paling rendah.

Tengah Giok-liong berpikir-pikir ini, tiba-tiba terdengar derap langkah kuda yang ribut dan cepat sekali diselingi suara keliningan berbunyi tengah mendatangi dari jauh.

Sampai didepan warung makan itu segera kuda disentakkan berhenti sehingga berjingkrak berdiri dan bebenger keras sekali, suara keliningan terdengar semakin keras dan ribut.

Maka dilain saat begitu gordyin besar didepan pintu itu tersingkap, seorang gadis remaja yang mengenakan pakaian warna un^i dengan rumpi-rumpi panjang berjalan seperti melayang memasuki ruangan warung seketika hilang semua orang dirangsang oleh bebauan yang harum semerbak.

Dimana sepasang matanya yang jeli mengerling, dengan pinggang bergoyang gontai, dia tudah memilih sebuah tempat kosong terus berjalan kearah pintu.

Salah seorang laki-laki dimeja tengah itu seketika membelalakkan kedua matanya terus mengikuti pandangan yang memikat hati ini.

Waktu si gadis remaja ini lewat dipingtir meja ada seorang laki-laki kasar bertubuh tinggi kekar berdiri seraya bersiul ujarnya.

"Wah gadis ayu rupawan, tuan..."

Belum habis perkataannya tiba tiba terdengar suara "Plakplok"

Dukungan & Donasi

Bantu kami terus update dengan memberi dukungan melalui:

BCA 7891767327
Trakteer
Post a Comment