Halo!

Peninggalan Pusaka Keramat Chapter 27

Memuat...

Hati Tao Ling bergidik. Akan tetapi pada dasarnya dia memang keras kepala.

I Giok Hong mendengus dingin. Tidak terlihat bagaimana dia bergerak. Tao Ling hanya sempat melihat kelebatan cahaya yang menyilaukan. Bahkan ingatan untuk menghindarkan diri pun belum sempat melintas di benaknya. Tahu-tahu dari bagian jidat kepala sanipai dada kirinya terasa sakit dan perih. Dia mengulurkan tangannya meraba jidatnya sendiri. Ternyata tangannya terdapat noda darah. Ketika dia menolehkan kepalanya, dia melihat tangan Giok Hong sudah menggenggam sebuah pecut. Tentu dalam keadaan tidak terduga-duga, Tao Ling telah dicambuknya satu kali.

Padahal Tao Ling sadar, bagaimana pun gadis itu putri tunggal Gin leng hiat ciang I Ki Hu. Ilmunya pasti tinggi sekali. Tetapi dia belum rnenyangka sampai sedemikian tingginya ilmu kepandaian I Giok Hong. Barusan dia dicambuk sekali oleh gadis itu, bahkan tidak sempat melihat gerakan tangannya. Hatinya semakin marah dan benci. Dia sengaja membusungkan dadanya dan berteriak, "Aku tetap tidak mau!"

Baru saja kata 'mau' terucap dari bibirnya, terdengar I Giok Hong kembali tertawa dingin. Cahaya perak berkilauan, pecut itu kembali melayang ke arahnya.

Tentu saja kali ini Tao Ling sudah bersiaga. Begitu melihat pecut itu menyambar ke arahnya, dia segera menggeser tubuhnya. Namun anehnya kemana pun dia menggeser, pecut di tangan I Giok Hong terus mengejarnya. Bagian kiri wajahnya sampai bagian kanan dadanya kembali kena cam- buk I Giok Hong.

Rasa perihnya bukan kepalang. Hati Tao Ling justru semakin marah dan benci.

"Cambuklah terus! Pokoknya aku tetap tidak sudi!" teriaknya.

Dari samping kiri, Lie Cun Ju melihat wajah kekasih hatinya telah terdapat dua jalur berdarah. Dia tidak tahu apakah gadis itu terluka atau tidak di bagian tubuh lainnya.

Hatinya terasa perih sekali. Cepat dia maju ke depan menghadang di depan Tao Ling. "I kouwnio, kalau kau masih ingin mencambuk terus, cambuk saja aku!"

I Giok Hong tertawa cekikikan dengan merdu. "Rupanya kau romantis juga!" ejeknya.

"Pokoknya selama aku masih hidup, aku tidak bisa melihat Tao kouwnio menderita!" ucap Lie Cun Ju.

"Bagus sekali!" Tubuhnya bergerak, Tar! Tar! Tar! Cahaya perak seperti ular sakti yang tertimpa cahaya kilat. Kelebatannya berturut-turut, dengan lima bagian tenaga dia mencambuk Lie Cun Ju!

Tadi ketika mencambuk Tao Ling, I Giok Hong hanya menggunakan tenaga yang ringan. Karena itu tidak menimbulkan suara apa-apa. Tetapi saat ini dia sudah menggunakan lima bagian tenaganya. Kekuatannya dapat dibayangkan. Ketika cambuk itu melayang datang, Tao Ling bermaksud mendorong tubuh Lie Cun Ju agar terhindar dari pecut itu, tetapi kecepatan tangan I Giok Hong sungguh mengagumkan. Belum sempat Tao Ling mengulurkan tangannya. Keempat kali cambukan itu sudah tepat mengenai sasarannya.

Setelah terluka parah, Leng Coa sian sing merawat Lie Cun Ju dengan hati-hati. la menggunakan ularnya yang kecil-kecil merayap di tubuh pemuda itu dan menggigit beberapa buah jalan darahnya. Tujuannya justru membiarkan hawa ular yang berkhasiat itu menyusup ke dalam jalan darah di tubuh Lie Cun Ju. Dengan demikian selembar jiwa pemuda itu baru bisa tertolong. Tetapi karena keadaan lukanya tempo hari terlalu parah, maka kekuatannya telah lenyap. Keadaannya tidak beda dengan seorang pelajar yang lemah. Begitu terkena sanibaran pecut di tangan I Giok Hong, dia merasa seluruh tubuhnya dilanda rasa perih yang tidak terkirakan. Tubuhnya limbung dan akhirnya dia pun jatuh di atas tanah. Namun tidak setitik pun dia mengeluarkan suara erangan. Baru saja Lie Cun Ju terjatuh, Tao Ling segera memburu ke depan. Tetapi pecut kembali bergerak sebanyak dua kali. Tubuh Lie Cun Ju tergulung pecut itu dan dibuat seperti bola yang menggelinding kesana kemari.

Hati Tao Ling pedih sekali melihat keadaan Lie Cun Ju. Matanya menyorotkan kemarahan yang berapi-api. Dengan marah dia berteriak, "I kouwnio, perbuatanmu ini mungkin bisa mengakibatkan kematian hagi kami. Tetapi ingat, manusia jahat sepertimu pasti akan mendapat akibatnya!"

Selesai berkata, terdengarlah suara Trang! Trang! sebanyak dua kali. Pedang emas dan perak sudah dihunus oleh Tao Ling. Tangan gadis itu menggenggam sepasang pedang emas dan perak. I Giok Hong seakan belum melihatnya. Tao Ling juga tidak perduli apakah dia hanya berpura-pura atau memang belum melihatnya. Dia segera menjalankan jurus Menteri mempertahankan negara sepasang kakinya menghentak, orang dan sepasang pedang langsung menerjang ke arah I Giok Hong.

Cahaya pedang bak pelangi. Melihat pedang itu sudah hampir mengenainya, I Giok Hung baru memutar tubuhnya sekaiigus menggerakkan per-gelangan tangannya, pecutnya melayang keatas.

Jurus Menteri mempertahankan negara yang dilancarkan oieh Tao Ling merupakan salah satu jurus Paf Sian kiam yang paling hebat dan mengandung kekejian. Lagipula sasarannya di titik pusat, yakni jidat, tenggorokan, jantung dan pusar manusia. Pedang itu mengeluarkan cahaya yang berkilauan. Tampaknya sekejap lagi akan menghunjam tubuh gadis itu.

Tetapi pecut di tangan I Giok Hong melayang datang menyambutnya. Sinar keperakan berkelebat. Dengan rapat pecut itu menyusup masuk ke da lam cahaya emas dan perak!

Tao Ling dapat merasakan keadaannya yang tidak menguntungkan. Tetapi dia sudah bertekad untuk mengadu nyawa. la tidak perduli lagi dengan keselamatan dirinya sendiri. Dengan mengerahkan tenaganya dia mendorong sepasang pedang itu ke depan. Tampaknya ia benar-benar ingin menusuk I Giok Hong sampai terluka, kalau bisa mati seketika. Tetapi belum sempat dia mendorong sepasanj; pedang itu, tahu-tahu pergelangan tangannya sudah tergulung hagian ujung pecut. Serangkum rasa sakit membuat pergelangan tangannya menjadi ngilu. Kelima jari tangan pun merenggang. Pedang emas pun terjatuh di atas tanah dengan menimbulkan suara Trang!

Tidak menunggu sampai dia menggerakkan pedang peraknya, kembali pergelangn tangan kirinya terasa nyeri. Pedang perak pun terlepas jatuh. I Giok Hong tertawa cekikikan. Tiba-tiba Tao Ling merasa bagian lehernya mengencang. Ternyata pecut itu sudah melilit di lehernya.

"Kalau aku menghentakkan sedikit saja pecut ini, nyawamu pasti sulit dipertahankan lagi, jawab! Apakah sekarang kau sudah bersedia menjadi dayangku?"

Kemarahan dalam hati Tao Ling telah meluap-luap. Baru saja dia bermaksud menjerit 'Tidak!', tiba-tiba dia mendengar 'Lo Jit' berkata.

"Tao kouwnio, ada pepatah yang bagus sekaii, 'seorang pendekar pandai melihat keadaan'. Seandainya kau menjawab tidak, bukan hanya kau seorang diri yang mengantarkan nyawa dengan sia-sia, bahkan nyawa Lie kongcu pun sulit dipertahankan. Seandainya kau bersedia menurut kepada siocia, yang kau dapatkan hanya keuntungan bukan kerugian. Untuk apa kau tetap kukuh pada pendirianmu?"

Tao Ling menolehkan kepalanya. Dia melihat sepasang 'Lo Jit' menyorotkan sinar kasih sayang dan saat itu sedang menatapnya lekat-lekat.

Meskipun Tao Ling tidak tahu siapa 'Lo Jit' itu sebenarnya, tetapi dia dapat membayangkan bahwa orang tua itu juga seorang tokoh dunia persilatan. Kalau tidak, mana mungkin I Giok Hong sudi memanggilnya paman? Lagipula ketika mereka masuk ke dalam Gin Hua kok, orang tua ini memang sudah menunjukkan sikap ingin menolongnya. Apabila dia menuruti nasehatnya, tentu untuk sementara dia bisa hidup terus. Tetapi bagaimana melampiaskan kekesalan batinya karena diperlakukan secara semena-mena oleh Giok Hong?

Sampai sekian lama dia tetap tidak menyahut 'Lo Jit' malah tertawa terbahak-bahak.

"Tao kouwnio, ada lagi sebuah pepatah yang bagus, 'Seorang manusia sejati ingin membalas dendam, sepuluh tahun pun tidak terlambat'. Padahal kalau kau mengingat lagi sejarah negara kita ini, berapa banyak menteri yang dikalahkan oleh musuh bahkan sempat menjadi tahanan perang dan dijadikan bulan-bulanan. Tetapi setelah berhasil meloloskan diri, mereka segera menyusun kekuatan, habkan ada yang sampai belasan tahun baru menyerang kembali dan menebus kekalahan tempo dulu. Toh akhirnya mereka berhasil juga. Kalau hatimu masih tidak hersedia, ingat akibatnya. Tetapi bila kau seorang yang cerdik dan dapat berpikir panjang, aku nasehati agar kau terima saja.

Tao Ling terkejut setengah mati. Diam-diam dia bepikir dalam hati. Mengapa kakek ini demikian berani mengeluarkan ucapan seperti ini di hadapan I Ki Hu dan putrinya? Apakah dia tidak merasa takut kepada mereka berdua?

Justru ketika hatinya masih mengkhawatirkan kakek tua itu, terdengar I Giok Hong tertawa terkekeh-kekeh.

"Apa yang dikatakan Lo Jit memang benar. Asal kau mempunyai kemampuan, sepuluh tahun kemudian ingin membalas dendam juga tetap kusambut dengan baik!"

Pada dasarnya Tao Ling memang seorang gadis yang cerdas. Mendengar ucapan I Giok Hong, dia segera sadar bahwa baik I Ki Hu ataupun putrinya merupakan orang-orang yang angkuh dan memandang hebat diri mereka sendiri. Mereka menganggap tidak ada orang lagi di dunia ini yang sanggup melawan mereka. Kata-kata atau nasehat 'Lo Jit' tadi, boleh dibilang meraba dengan tepat isi hati mereka. Bukan saja kedua orang itu tidak marah, malah senang mendengarnya.

Kalau begitu, Lo Jit juga orang yang pintar. Dia bisa mengikuti perkembangan yang ada di depan matanya. Setelah merenung sejenak, dia memaksa dirinya menahan kekesalan hatinya.

"Baik, aku bersedia!" katanya.

" Jadi dayang juga ada peraturannya. Sekarang kau panggil dulu ayahku satu kali, kemudian panggil aku satu kali juga!" ucap I Giok Hong sumbil tersenyum.

Dada Tao Ling hampir saja meledak mendapat hinaan sedemikian rupa dari I Giok Hong. Tetapi sinar matanya kembali bertemu pandang dengan 'Lo Jit', akhirnya dia menahan juga kemarahan hatinya.

"Siocia, Lo ya!" panggilnya.

"Coba kau menurut dari tadi, tentu tidak perlu merasakan sakitnya pecutku, bukan?" I Giok Hong tertawa terbahak- bahak.

***

Tao Ling tidak menyahut sepatah kata pun. Tangan 1 Giok Hong mengendur. Pecut yang melilit leher Tao Ling pun terlepas seketika. Tao Ling cepat-cepat menghambur kepada Lie Cun Ju. Dia melihat bagian tangan, lengan, wajah pemuda itu dipenuhi dengan jalur berdarah. Hatinya perih sekali. Lie Cun Ju berusaha memberontak untuk bangun.

"Tao kouwnio, aku hanya menyusahkanmu!" Meskipun ucapan Lie Cun Ju sangat sederhana, tetapi di dalamnya terkandung kasih sayang yang tidak terkirakan!

Hati Tao Ling semakin pilu mendengarnya. Tanpa dapat ditahan lagi air matanya mengalir dengan deras. Lie Cun Ju memandangnya dengan terpaku.

"Tidak usah bersedih terus. Asal kau menurut semua perkataanku baik-baik, sekembalinya dari Si Cuan, kalian toh masih dapat bertemu muka. Kau menjadi dayangku, dia menjadi penjaga keamanan di Gin hua kok ini. Bukankah merupakan hal yang menggembirakan?" kata gadis cantik Giok Hong itu.

Tao Ling hampir tidak dapat menahan kepiluan di hatinya.

Dukungan & Donasi

Bantu kami terus update dengan memberi dukungan melalui:

BCA 7891767327
Trakteer
Post a Comment