Peninggalan Pusaka Keramat Chapter 26

NIC

Kalian di tengah perjalanan diserang oleh tiga iblis dari keluarga Lung. Apabila bukan aku yang memberikan pertolongan, tentu saat itu kalian sudah menjadi mayat. Kebetulan pula aku membawa kalian ke wilayah barat ini sehingga kau bisa bertemu dengan Leng Coa sian sing. Masa kau begitu mudah melupakan budi seseorang?"

Mendengar kata-katanya yang tajam, untuk sesaat Tao Ling terdiam. Dia tidak tahu apa yang harus dikatakannya.

"Giok Hong, kau sudah meninggalkan lembah selama beberapa bulan. Bagaimana urusannya sudah beres?" tanya I Ki Hu

Gadis yang cantik itu memang putri tunggal I Ki Hu, I Giok Hong.

"Hampir beres. Kuncinya ada pada diri Tao kouwnio ini."

Tao Ling semakin bingung mendengar ucapannya. Entah 'urusan' apa yang mereka maksudkan. Dan mengapa jarak yang beribu-ribu li bisa mengaitkan dirinya?

Terdengar mulut I Ki Hu mengeluarkan seruan terkejut. "Ah! Tao kouwnio, benda itu tidak ada artinya bagimu, lebih baik keluarkan saja!" seru I Ki Hu.

"Apa yang locianpvve dan I kouwnio katakan. aku sama sekali tidak mengerti!" ucap Tao Ling dengan rasa bingung.

"Tao kouwnio, jangan pura-pura bodoh. Tempo hari aku mengira kau adalah Lie kouwnio, maka setelah menanyakan jejak tiga iblis dari keluarga Lung aku melepaskanmu begitu saja

Sekarang aku baru tahu rupanya kau she Tao. Aku ingin bertanya kepadamu, mengapa Pat Sian kiam Tao Cu Hun dan istrinya Sam jiu Kuan Im Sen Cing yang sudah enak-enakan tinggal di Kang lam malah meninggalkan tempat itu kemudian datang ke Si Cuan yang jaraknya demikian jauh?" tanya I Giok Hong sambil tertawa terkekeh-kekeh.

"Memang selama beberapa tahun terakhir ini, ayah dan ibu menetap di Kang Lam, tetapi mereka tergolong orang-orang yang suka berpesiar. Apa anehnya datang ke Si Cuan?" ucap Tao Ling.

Apa yang dikatakan Tao Ling merupakan hal yang sebenarnya. Ayah dan ibunya sejak menikah sudah tinggal di wilayah Kang Lam. Tetapi mengapa mereka tiba-tiba meninggalkan tempat itu dan jauh-jauh datang ke Si Cuan. Bahkan perjalanan pun seakan dirahasiakan, Tao Ling memang tidak tahu apa-apa.

"Tia, anak sudah menyelidiki dengan jelas. Benda itu memang didapatkan oleh Tao Cu Hun. Asal kita mendesak budak ini, tidak perlu takut dia tidak menjawabnya dengan jujur!' ujar I Giok Hong sambii menolehkan kepalanya menghadap I Ki Hu.

"Kalau begitu, benda itu belum tentu ada padanya? Apakah kau sudah menyelidiki jejak pasangan suami istri Tao Cu Hun?" tanya I Ki Hu dengan sepasang alis menjungkit ke atas. "Pasangan suami istri Tao Cu Hun sempat menetap beberapa hari di kediaman Kuan Hong Siau. Tetapi putranya justru membunuh putra Pat Kua kiam Lie Yuan. Dengan demikian timbul perselisihan da lam kedua keluarga. Sedangkan entah bagaimana, tiba-tiba pasangan suami istri Lie Yuan tertotok jalan darahnya oleh seseorang. Sejak itu jejak Tao Cu Hun Suami istri dan putranya Tao Heng Kan menjadi tidak jelas," sahut I Giok Hong.

Masalah yang rumit ini diterangkan dengan santai oleh I Giok Hong. Tetapi I Ki Hu memang manusia jenius, ternyata dia bisa mengerti jalan cerita putrinya.

"Bagaimana dengan pasangan suami istri Lie Yuan?

Kemana mereka sekarang?"

"Tia, buat apa kau menanyakan orang itu? Meskipun Lie Yuan dan Tao Cu Hun sempat berkenalan di perjalanan dan kemudian terjadi perselisihan karena putra-putra mereka, tetapi rasanya Lie Yuan tidak mungkin mengetahui persoalan itu!" jawab I Giok Hong.

"Kau tidak usah perduli. Asal kau heritahukan dimana adanya pasangan suami istri Lie Yuan sekarang!"

Lie Cun Ju yang sejak tadi hanya mendengarkan pembicaraan di antara ayah dan putrinya itu segera mengetahui adanya niat kurang baik di hati I Ki Hu ketika dia menanyakan jejak kedua orang tuanya. Hatinya menjadi panik. Dia berharap I Giok Hong tidak tahu apa-apa. Akan tetapi ternyata I Giok Hong menjawab.

"Menurut kabar yang aku dapatkan, secara tiba-tiba pasangan suami istri Lie Yuan tertotok jalan darahnya oleh seseorang di atas perahu Tao Cu Hun. Bahkan Kuan Hong Siau dan salah seorang anggota keluarga Sang yang terkenal ahli ilmu totokan juga tidak sanggup membebaskan jalan darah mereka. Karena itu Kuan Hong Siu sendiri yang mengantarkan mereka ke Si Cuan untuk menemui dedengkot keluarga Sang, yakni si kakek berambut putih Sang Hao untuk memohon pertolongannya!"

"Oh? Ada kejadian seperti itu? Lalu apakah kau tahu siapa yang menotok jalan darah pasangan suami istri itu?" I Ki Hu bertanya dengan terkejut.

"Yang anehnya, di atas perahu Tao Cu Hun saat itu terdapat belasan tokoh-tokoh berilmu tinggi. Tetapi tidak ada seorang pun yang sempat melihat siapa yang melakukannya. Lagipula, ketika orang-orang itu berada di atas perahu, tiba- tiba perahu itu terbelah menjadi dua bagian seakan tiha-tiba ada yang membelahnya. Mengenai hal ini anak sendiri kurang yakin. Mungkin hanya desas desus yang dilebih-lebihkan oleh orang-orang dunia kang ouw," sahut I Giok Hong.

Apa yang dikatakan oleh I Giok Hong adalah kenyataan yang didengarnya dari mulut orang. Tetapi dia tidak percaya di dunia ini ada orang yang mempunyai kemampuan sehebat itu. Karenanya dia baru mengucapkan kata-kata tadi.

Tetapi setelah mendengar cerita putrinya, wajah I Ki Hu malah berseri-seri. Dia meremas-remas tangannya sendiri.

"Aneh sekali! Mungkinkah dia yang melakukannya?" katanya seakan bergumam seorang diri.

Lie Cun Ju, I Giok Hong bahkan Tao Ling menjadi bingung. "Tia, siapa dia yang kau maksudkan?" tanya I Giok Hong.

I Ki Hu tidak menjawab, dia tertawa terbahak-bahak. Sesaat kemudian dia baru berkata kembali. "Kebetulan sekali! Kebetulan sekali! Giok Hong, cepat kau berkemas, aku akan mengajakmu mengadakan perjalanan ke Si Cuan, biar kau juga mengenal ilmu warisan keluarga Sang!"

"Kesana untuk menemui pasangan suami istri Lie Yuan?" tanya I Giok Hong heran.

"Tidak salah," jawab I Ki Hu. "Lalu, hagaimana dengan kedua orang ini?" I Giok Hong menunjuk Tao Ling dan Lie Cun Ju.

I Ki Hu melirik mereka sekilas.

"Bukankah kau selalu menginginkan seseorang melayanimu? Dasar ilmu silat gadis ini boleh juga. Terimalah dia sebagai dayangmu! Mengenai bocah itu ..." Berkata sampai di sini, I Ki Hu mengernyitkan keningnya. "Biar dia Gin Hua kok (Lembah bunga perak), nama lembah tempat tinggal I Ki Hu saja. Setelah kita kembali baru diputuskan kembali."

Selesai berkata, terdengar I Ki Hu berteriak. "Lo Jit! Lo Jit!" Seorang kakek segera menyahut dan muncul di tempat itu.

Ternyata orang tua yang duduk sekereta dengan I Giok Hong tempo hari. I Ki Hu menunjuk kepada Lie Cun Ju.

"Bocah ini, harus kau perhatikan. Jangan sampai dia melarikan diri dari Gin Hua kok. Aku akan melakukan perjalanan jauh. Apabila ada orang yang menanyakan diriku, suruh dia tinggalkan pesan. Katakan bahwa sekembalinya nanti, aku akan menemuinya!"

'Lo Jit' menganggukkan kepala. Dia mengham-piri Lie Cun Ju. Saat itu hati Tao Ling dan Lie Cun Ju justru sedang dilanda hawa amarah. Mereka tidak sudi dipisahkan. Lagipula Tao Ling sen diri juga putri seorang tokoh yang mempunyai nama besar di dunia bu lim. Mana sudi dia diangkat sebagai dayang I Giok Hong? Dialah yang mula-mula memprotes.

"I locianpwe, bila Anda masih mempunyai urusan penting, kami berdua bisa meninggalkan tempat ini. Meskipun ilmu silat kami tidak seberapa, tapi juga tidak sudi menerima hinaan begitu saja!"

"Budak cilik! Kau tidak sudi menjadi dayang putriku?" I Ki Hu tertawa dingin.

Wajah Tao Ling merah padam saking marahnya. "Tentu saja aku tidak sudi!"

"Budak cilik, coba kau bandingkan sendiri, baik mutu orangnya, ilmu silatnya, pendidikannya, dan pengetahuannya. Apakah kau sanggup menandingi sepersepuluhnya saja? Sebagai dayangnya, berarti derajatmu terangkat, tahu?" ucap I Ki Hu dengan tertawa dingin.

Tao Ling melirik kepada I Giok Hong. Gadis itu berdiri di sudut seperti dewi khayangan. Seakan ingin Tao Ling meneliti di bagian apa dia sanggup menandinginya. Tetapi meskipun demikian, apakah berarti dia harus menerima penghinaannya begitu saja?

Tao Ling merenung sejenak, kemudian dia baru menyahut. "Apa yang dikatakan locianpwe memang benar. Tetapi

setiap manusia mempunyai pendirian masing-masing. Untuk

apa locianpwe memaksakan kehendak sedemikian rupa?" sahut Tao Ling seteiah merenung sejenak.

"Giok Hong, bagaimana menyelesaikannya, terserah kau sendiri!" kata I Ki Hu dengan wajah yang menyiratkan kemarahan.

"Kau tidak sudi menjadi dayangku?" tanya I Giok Hong sambil tertawa cekikikan.

Kebetulan Tao Ling sedang memandang ke arahnya. Dia melihat kecantikan gadis itu demikian sempurna. Tetapi di balik kecantikannya tersirat hawa pembunuhan yang tebal.

"Aku tidak sudi!" sahutnya tegas.

Posting Komentar