Pendekar Bunga Cinta Chapter 36

Akan tetapi, selagi mereka dalam perjalanannya menuju tempat kediaman Kwee Su Liang, maka liehiap Liu Gwat Go telah menanyakan perihal Liu Giok Ing kepada Kwee Su Liang, dan Kwee Su Liang lalu menceritakan semuanya, kecuali bagian kisah-kasih yang dirahasiakan oleh Kwee Su Liang; sampai dikatakan olehnya bahwa waktu itu Liu Giok Ing sedang berada di kota San-hay koan ditempat pangeran Gin Lun.

Maka jelas keadaannya bagi Kanglam liehiap Soh Sim Lan berdua liehiap Liu Gwat Go, tentang peristiwa fitnah yang dialami oleh Liu Giok Ing; dan liehiap Liu Gwat Go kemudian menyatakan hendak langsung menemui kakaknya, batal singgah dirumahnya Kwee Su Liang, tanpa Kwee Su Liang dapat memaksa.

Terpaksa Kwee Su Liang membiarkan kedua pendekar wanita itu meninggalkan kota Gan-bun koan, tanpa dia mengetahui bahwa ditengah perjalanan Kanglam liehiap Soh Sim Lan juga berpisah dengan liehiap Liu Gwat Go, setelah mereka berjanji akan bertemu lagi ditempat pangeran Bok Lun, dan liehiap Liu Gwat Go akan mengajak kakaknya.

Keadaan Kwee Su Liang kelihatan lesu tidak bersemangat, waktu dia melakukan perjalanan pulang sehabis mengganyang kawanan perampok. Lesu sebab secara mendadak dia teringat lagi dengan liehiap Liu Giok Ing yang dia tinggalkan di kota San-hay koan, sehingga berulang lagi dia merasakan rindu ingin bertemu, akan tetapi saat itu dia sedang dihadapi urusan kawanan perampok bangsa Watzu, serta anaknya yang masih hilang belum diketahui nasibnya. Waktu sudah tiba dirumahnya dan bertemu dengan isterinya, maka Kwee Su Liang menceritakan tentang peristiwa pertempuran tadi, juga tentang pertemuannya dengan kedua pendekar wanita yang memang sudah dikenal oleh ‘hui-thian liang-li’ Lie Gwat Hwa isterinya Kwee Su Liang.

"Mengapa mereka tidak singgah dulu ....?" tanya Lie Gwat Hwa yang kelihatan berpikir; mungkin teringat olehnya bahwa liehiap Liu Gwat Go memang pernah merasa tidak senang waktu mengetahui Kwee Su Liang batal menikah dengan Liu Giok Ing.

"Mereka sedang sibuk, terutama Kanglam liehiap Soh kouwnio yang sedang membantu pihak Bok Lun Hoat-ong, sebab ternyata bukan melulu kawanan berandal dari suku bangsa Watzu yang sedang mengganas didaratan negara kita, bahkan juga kawanan berandal bangsa Jepang sedang mengganas di sepanjang pesisir Tay ciu " kata Kwee Su

Liang yang memberikan penjelasan kepada isterinya.

"Kita memiliki raja yang tak becus mengatur pemerintahan, bisanya cuma menggilir selir ..." sahut Lie Gwat Hwa yang merasa kecewa, namun sempat membikin sekilas Kwee Su Liang merasa panas-mukanya, sebab secara mendadak dia teringat lagi dengan liehiap Liu Giok Ing, yang seolah-olah sudah menjadi 'selir' nya !

Memang pernah terpikir oleh Kwee Su Liang, bahwa dia hendak memberitahukan isterinya tentang dia telah menjadikan Liu Giok Ing sebagai bini mudanya; akan tetapi secara mendadak dia dihadapkan dengan peristiwa kawanan perampok bangsa Watzu, serta tentang hilangnya anaknya dan tewasnya bibiknya, sehingga tidak ada kesempatannya buat dia membicarakan urusan Liu Giok Ing kepada isterinya. Akan tetapi setelah kedatangannya diri Liu Gwat Go yang adiknya Liu Giok Ing, maka teringat lagi Kwee Su Liang dengan urusan 'bini-muda' itu; dan terpikir olehnya, mungkinkah isterinya akan kesudian dimadu ? Apakah dia dibolehkan mempunyai bini-muda? Apalagi dengan Liu Giok Ing yang pernah ditempur oleh isterinya, waktu dahulu isterinya membela Kwee Su Liang didalam urusan sengketa dendam keluarga !

Sukar rasanya buat Kwee Su Liang memberikan pengertian kepada isterinya, meskipun dihadapan Liu Giok Ing pernah Kwee Su Liang mengatakan, bahwa tidak sukar buat dia bicara dengan isterinya.

Sementara itu 'hui-thian liong li' Lie Gwat Hwa yang tidak mengetahui tentang yang sedang dipikirkan oleh suaminya, untuk yang kesekian kalinya dia menyatakan rasa cemasnya tentang nasib anaknya yang tidak diketahui jejaknya. Ingin Lie Gwat Hwa yang mengajak sang suami buat mencari anak mereka, akan tetapi tugas negara ternyata sedang membutuhkan tenaga mereka; sehingga sampai sedemikian lamanya mereka tidak mempunyai kesempatan buat mencari jejak anak mereka.

Kemudian tentang adanya Kwan gwa ngo-houw yang bergabung dengan pihak kawanan berandal bangsa Watzu, bukan melulu menjadi bahan pemikiran Kwee Su Liang; bahkan Lie Gwat Hwa ikut memikirkan. Mungkinkah perbuatan kawanan perampok itu didalangi oleh pihak pemerintah bangsa Watzu, yang sengaja hendak mengacau dinegeri cina? Keadaan menjadi sangat gawat bagi kota Gan bun koan, kalau sampai benar pihak pemerintah bangsa Watzu ingin melakukan penyerangan, selagi bantuan dari kota-raja belum kunjung tiba.

Terpaksa malam itu juga Kwee Su Liang menulis surat lagi, berupa laporan buat sri baginda maharaja dan sekali lagi dia minta segera dikirimkan bala bantuan tentara. — oooco —

SEBENARNYA sri baginda maharaja cukup arif dan bijaksana, tetapi sang baginda maharaja ini mempunyai kelemahan sebagai seorang laki laki, yaitu mudah tergoda oleh wanita cantik. Sudah ada 16 selir yang dimiliki oleh sri baginda maharaja itu disamping seorang permaisuri dan bini-bini muda lainnya; akan tetapi waktu menteri kehakiman Pauw Goan Leng membawakan dara jelita, maka sepasang mata sri baginda maharaja jadi melotot seperti mata seekor ikan koki yang 'kegerahan'.

Menteri kehakiman Pauw Goan Leng datang menghadap kepada sri baginda maharaja dengan membawa Siu Lan bekas babu Giok Lun Hoat-ong; maksud menteri tua-tua keladi itu hendak memberikan laporan tentang Siu Lan yang katanya mengetahui rahasia bekas majikannya, bahwa Giok Lun Hoat-ong dipengaruhi dan dihasut oleh isterinya, untuk melakukan perbuatan makar.

Akan tetapi, segala perkataan menteri kehakiman Pauw Goan Leng yang sedang memberikan laporan, tidak didengarkan oleh sri baginda maharaja sebab raja-tua itu sedang terpesona mengawasi Siu Lan yang sedang jungging-berlutut.

Masih muda umur Siu Lan, bahkan terlalu muda; akan tetapi dia menyadari bahwa dia memiliki tubuh yang merangsang. Pernah dia suatu hari merayu bekas majikannya, namun dia tidak berhasil oleh karena Giok Lun Hoat-ong terlalu setia terhadap isterinya. Kemudian dia dibawa menghadap kepada menteri kehakiman Pauw Goan Leng yang tua tua keladi yang langsung 'bertekuk- lutut' tanpa Siu Lan perlu merayu; sebaliknya Siu Lan ogah melayani sebab menteri Pauw Goan Leng sudah tua, sedang kedudukkannya 'cuma' jadi menteri, bukan pangeran. Sedikit nyentrik sudah cukup membikin menteri Pauw Goan Leng tidak berkutik, dan Siu Lan mengarang ceritera tentang bekas majikannya yang katanya hendak melakukan perbuatan makar; karena bujuk dan hasut Cheng-hwa Liehiap Liu Giok Ing. Akhirnya Siu Lan berhasil minta diajak menghadap kepada sri baginda maharaja, karena menteri Pauw Goan Leng merasa mempunyai kesempatan naik-pangkat dan naik-gaji.

Tetapi, kerling dan lirikan sepasang mata Siu Lan yang tajam melebihi mata-pedang berhasil membikin sepasang mata sri baginda maharaja jadi melotot ogah ngedip, bahkan hatinya ikut meronta seperti mau copot, sedangkan sepasang lututnya terasa kegajahan sehingga hampir hampir sang maharaja ini ikut berlutut dihadapan Siu Lan, supaya dia bisa 'ngadu' hidung dengan si 'Inem' yang sexy.

“Pangeran Giok Lun mau berontak ...” kata menteri kehakiman Pauw Goan Leng yang memberikan laporan; dan sri baginda maharaja manggut-manggut bersenyum, bukan marah-marah. Sebab didalam hati dia sedang berpikir: hati siapa yang tidak ikut berontak, melihat bibir- merah yang segar seperti mengundang selera untuk digigitnya.

“Cheng-hwa liehiap Liu Giok Ing pintar merayu dan pandai menghasut suami ...” menteri Pauw Goan Leng menambahkan laporannya.

"Persetan dengan si macan-betina yang galak itu...!" sri baginda maharaja menggerutu ngomel; sedangkan didalam hati dia berkata seorang diri: yang satu ini tentu tidak galak. Kecil-ramping bentuk tubuhnya, akan tetapi padat penuh liku-liku yang merangsang.

"Macan-betina yang galak itu sekarang umpatkan diri didalam istana pangeran Gin Lun..." menteri Pauw Goan Leng yang menyambung laporannya, meskipun hatinya sedang ciut, takut Siu Lan direbut.

"He-he he! kirim tentara, tangkap dia ...?" sri baginda maharaja memberi perintah; akan tetapi buru-buru dia menambahkan perkataannya merasa ada yang lupa:

" ...dan yang satu ini, siapa namanya...?”

"Siu Lan ..." sahut Siu Lan, mendahului menteri Pauw Goan Leng; selangit merdu suaranya; kalau menurut telinga sri baginda maharaja yang tuanya bersaing dengan menteri Pauw Goan Leng.

"Nah, yang satu ini perlu ditahan sekarang perlu buat memberikan tambahan keterangan.. ,"

Sri baginda maharaja menyudahi pembicaraannya dengan menteri Pauw Goan Leng dan menteri tua itu terpaksa pulang sendirian. Sakit hatinya, barang simpanannya diserobot oleh sang junjungan!

Posting Komentar