Pendekar Bunga Cinta Chapter 35

Kwee Su Liang yang selalu waspada meskipun merasa kekurangan tenaga, sebab bantuan dari kota raja belum kunjung tiba; segera dia mengerahkan pasukannya dan melakukan pengejaran. Pasukan Kwee Su Liang ini kelihatan bersemangat sebab dipimpin langsung oleh gubernur mereka yang terkenal gagah perkasa, dan mereka langsung melakukan penyerangan terhadap sekawanan perampok yang sedang mengganas, tanpa mereka mengetahui bahwa mereka sedang berhadapan dengan pihak tentara dari negara Watzu, yang waktu itu sedang dipimpin oleh lima macan dari Kwan gwa yang terkenal ganas dan kejam !

Ciangkun Lim Su Kie yang masih muda usianya dan belum kenal dengan lima macan dari Kwan gwa itu, justeru merupakan orang pertama yang langsung menghadapi kepala rampok yang ganas itu. Merasa tobat pemuda ini waktu dia berhadapan dan diserang oleh Toa houw dan Jie houw, si macan pertama dan macan kedua yang bertubuh tinggi besar. Hampir tewas ciangkun Lim Su Kie, kalau dia tidak lekas lekas ditolong oleh si pendekar tanpa bayangan Kwee Su Liang.

"Kwee Su Liang, apakah kau masih ingat dengan kami lima bersaudara dari Kwan gwa ....?!" tanya Toa houw dengan nada suara menghina, pada waktu dia berhadapan dengan si pendekar tanpa bayangan yang menjadi musuh yang sudah sedemikian lamanya dia dendam.

"Kwan gwa ngo houw…" Kwee Su Liang bersuara tanpa sadar; sebab dia benar-benar sedang dihadapi oleh rasa heran. Mengapa perampok bangsa Watzu justeru dipimpin oleh lima kawanan perampok bangsa cina ?

Akan tetapi waktu itu Kwee Su Liang tidak sempat berpikir lama, sebab Toa houw berdua Jie houw sudah langsung melakukan penyerangan; bahkan kemudian dibantu oleh tiga saudara mereka yang lain.

Sudah tentu pertarungan antara Kwee Su Liang melawan kelima macan dari Kwan-gwa itu terjadi sangat hebatnya, sedangkan ciangkun Lim Su Kie yang sekali-kali ikut menyerang memberikan bantuan bagi Kwee Su Liang, ternyata berulangkali terjatuh kena tendang, atau karena kalah mengadu tenaga dengan macan-macan dari Kwan gwa yang terkenal kejam itu.

Bagian lengan kiri Lim Su Kie sudah terluka kena tikaman golok si macan Sam houw, tetapi dia maju menyerang lagi, sehingga pantatnya kena ditendang oleh si macan kedua Jie houw lalu dia maju lagi tetapi punggungnya kena dihajar oleh kepelan si macan ke 4 Su houw, sehingga dia terjerumus nungging hampir jatuh tengkurup, sedangkan dari mulutnya keluar sedikit darah, menandakan tenaga dalamnya kena gempur.

Terpaksa sejenak ciangkun Lim Su Kie memisah diri, mengamuk dikalangan tentara bangsa Watzu yang menyamar sebagai kawanan perampok. Berhasil dia membinasakan dua orang tentara Watzu, setelah itu kembali dia mendekati Toa houw yang dia tikam dari bagian punggung, akan tetapi si macan pertama bagaikan memiliki mata dibagian belakang, sehingga secara mendadak sebelah kaki Toa houw menendang kebagian belakang, kena betis ciangkun Lim Su Kie, sampai pemuda ini jatuh celentang.

Akan tetapi cepat-cepat ciangkun Lim Su Kie bangun kembali. Dan segera mengamuk kembali dikalangan tentara bangsa Watzu meskipun sebelah kakinya pincang; dan berhasil dia melukai dua orang tentara Watzu yang lalu dibinasakan oleh tentara yang menjadi pasukannya Lim Su Kie.

Setelah melukai dua orang tentara bangsa Watzu, kembali ciangkun Lim Su Kie berhasil memberikan bantuan kepada Kwee Su Liang yang kelihatan repot dikepung oleh lima lawan kuat. Sengaja Ciangkun Lim Su Kie mendekati si macan-kelima, Ngo houw yang dia ketahui paling lemah kalau dibanding dengan keempat macan yang lain. Akan tetapi ciangkun Lim Su Kie tetap kalah ilmu dan kalah pengalaman, sehingga sekali lagi dia kena ditendang terpental ke arah kawanan tentara yang sedang bertempur, dan sekali lagi pedangnya yang tajam berhasil membelah kepala seorang tentara bangsa Watzu.

Dipihak Kwee Su Liang, sesungguhnya Kwee Su Liang menghadapi lawan berat yang merupakan Kwan gwa ngo- houw, atau lima macan dari Kwan-gwa. Dahulu dia pernah mengalahkan kawanan berandal itu, hanya melulu karena dia didampingi oleh liehiap Liu Giok Ing; sehingga mereka mengerahkan ilmu sepasang pedang yang bersatu padu akan tetapi sekarang hanya seorang diri dia harus menghadapi lima macan yang tinggi ilmunya itu, serta merupakan orang-orang yang ganas dan kejam!

Dengan mengandalkan ilmu silat pedang pek-bankiam- hoat" atau sejuta pedang, berhasil Kwee Su Liang menutup diri dari berbagai serangan pihak lawan yang mengepung akan tetapi terasa sukar buat dia melakukan serangan balasan, sebab pihak lawan secara silih berganti tak putusnya melakukan serangan secara gelombang.

Sementara itu Kwee Su Liang juga merasa cemas memikirkan isterinya yang dirumah yang sedang menemani bibiknya yang terluka parah. Dia khawatir bahwa pihak berandal memecah tenaga dan melakukan penyerangan dirumahnya, sehingga sukar isterinya memberikan perlawanan, disamping harus melindungi sang bibik yang sedang terluka, dan melindungi kedua keponakan mereka, Sie Kim Lian dan Kwee Giok Cu yang masih belum dewasa, meskipun mengerti ilmu silat.

Dalam memberikan perlawanan terhadap lima orang para pengepungnya, masih sempat Kwee Su Liang memperhatikan keadaan ciangkun Lim Su Kie. Pemuda itu memang gigih bertempur, meskipun dia sudah terluka dan beberapa kali kena ditendang, pemuda itu memang berhasil membinasakan dan melukai beberapa orang pasukan kawanan berandal, akan tetapi kawanan berandal itu sangat besar jumlahnya, sedangkan dipihak tentara negeri juga sudah banyak yang menjadi korban binasa atau terluka.

Jelas Kwee Su Liang berada didalam keadaan gelisah dan cemas, selagi dia harus menghadapi pertempuran yang berat, yang sewaktu-waktu bisa membinasakan dia. Terasa dia sangat penasaran karena pihak berandal bangsa Watzu, ternyata sekarang sudah bekerja sama dengan pihak berandal bangsa cina: sedangkan pihak kota-raja ternyata tidak ada perhatian buat mengirimkan bala bantuan. Entah apa yang akan terjadi, kalau pihak tentara bangsa Watzu yang datang menyerang; sukar buat dia melakukan pertahanan tanpa adanya bala-bantuan dari kota raja.

Selagi keadaan Kwee Su Liang dalam gelisah dan cemas serta diancam oleh bahaya maut, secara mendadak datang bantuan berupa dua orang pendekar perempuan, yang datang dengan naik kuda, akan tetapi langsung lompat turun dan memberikan bantuan kepada Kwee Su Liang.

Sudah tentu Kwee Su Liang menjadi sangat girang dan bertambah semangat tempurnya, sebab dua pendekar perempuan yang memberikan bantuan itu, ternyata adalah Kanglam liehiap Soh Sim Lan berdua liehiap Liu Gwat Go yang adiknya Liu Giok Ing.

KANGLAM liehiap Soh Sim Lan melakukan perjalanan membawa tugas rahasia dari pangeran Bok Lun, yang berkedudukan di kota Ceng-kang; sebab waktu itu pihak perampok bangsa Jepang sedang merajalela disepanjang pesisir Tay-ciu. Dalam perjalanannya itu, sempat Kanglam liehiap Soh Sim Lan singgah ditempat pangeran Gin Lun, menyampaikan pesan dari pangeran Bok Lun; dan sempat dia dibikin penasaran oleh perbuatan liehiap Liu Giok Ing yang terpaksa harus dia tempur, disaat Giok Ing ingin membinasakan pangeran Gin Lun. Ingin Kanglam liehiap Soh Sim Lan melakukan penyelidikan, apa sebenarnya yang menyebabkan liehiap Liu Giok Ing melakukan pembunuhan-pembunuhan dikota raja bahkan juga didalam istana pangeran Gin Lun; akan tetapi Kanglam liehiap Soh Sim Lan tidak sempat melakukan penyelidikan itu, sebab dia mengetahui betapa pentingnya membawa tugas rahasia dari pangeran Bok Lun, karena adanya kerja sama yang berupa maksud tidak baik antara pihak kawanan bajak bangsa Jepang, dengan pihak seorang pangeran yang masih dia rahasiakan namanya.

Kemudian secara kebenaran Kanglam liehiap Soh Sim Lan bertemu dengan Liu Gwat Go yang menjadi saudara- seperguruannya dan Liu Gwat Go ini justeru adalah adik kandung dari liehiap Liu Giok Ing. Maka diceritakan oleh Kanglam liehiap Soh Sim Lan kepada liehiap Liu Gwat Go, tentang perbuatan yang dilakukan oleh sang kakak, Liu Giok Ing.

Pada mulanya sudah tentu Liu Gwat Go tidak percaya dengan keterangan yang didengarnya itu, akan tetapi kemudian dia menjadi ikut merasa penasaran. Dia ikut melakukan perjalanan bersama Kanglam liehiap Soh Sim Lan, ingin memberikan bantuan kepada pangeran Bok Lun; akan tetapi liehiap Liu Gwat Go menyarankan supaya singgah diperbatasan kota Gan-bun koan, buat menemui sipendekar tanpa bayangan Kwee Su Liang dan menanyakan keterangan tentang liehiap Liu Giok Ing. "Mengapa harus menanyakan kepada dia... ?" tanya Kanglam liehiap Soh Sim Lan yang merasa heran karena tidak mengerti maksud rekannya.

"Sebab dulu dia merupakan pacarnya ci ci, sehingga mungkin dia mengetahui latar-belakang dari perbuatan ci ci ini ..." sahut liehiap Liu Gwat Go sambil bersenyum: dan berhasil membikin Kanglam liehiap Soh Sim Lan menyetujui usulnya buat bertemu dengan Kwee Su Liang.

Akan tetapi, selekas mereka memasuki kota Gan-bun koan, mereka melihat adanya kawanan perampok bangsa Watzu yang sedang bertempur melawan tentara negeri.

Sehingga mereka memerlukan mendekati dan mengetahui bahwa Kwee Su Liang sedang dikepung oleh lima-macan dari Kwan-Gwa, yang juga sudah dikenal oleh kedua wanita perkasa itu.

Keadaan pertempuran sudah tentu menjadi berubah setelah pihak Kwee Su Liang mendapat bantuan dari kedua wanita yang perkasa itu; bahkan waktu yang singkat Kwee Su Liang berhasil membinasakan simacan ke empat Su- houw, sedangkan Kang Lam liehiap Soh Sim Lan kebagian simacan ke-tiga Sam-houw, dan liehiap Liu Gwat Go membinasakan simacan ke-lima Ngo-houw.

Toa-houw berdua Jie-houw yang cerdik dan licik berhasil mendahului kabur, tanpa menghiraukan pihak tentara bangsa Watzu yang sedang diamuk oleh rombongannya Kwee Su Liang. Mereka bahkan kabur kearah lain bukan kembali kedaerah kekuasaan bangsa Watzu, sebab mereka merasa malu untuk bertemu lagi dengan pihak pemerintah negara Watzu!

Setelah berhasil mengganyang kawanan berandal sehingga sisa hanya beberapa orang berandal yang berhasil kabur, maka Kwee Su Liang mengucap terima kasih kepada Kanglam Soh Sim Lan berdua Liu Goat Go, dan Kwee Su Liang mengundang kedua pendekar wanita itu untuk singgah dirumahnya.

Posting Komentar