Pendekar Bunga Cinta Chapter 30

"Sia-sia kau berusaha, Liang-ko; rupanya kita bakal mati disini ..."

Sejenak Kwee Su Liang terdiam tak bersuara, dan dia duduk lagi didekat tempat Liu Giok Ing.

"Giok-moay, biasanya kau yang lebih bersemangat. Selama kita masih bernapas, kau tidak pernah berputus-asa. Tetapi mengapa sekarang "

Batal Kwee Su Liang melengkapi perkataannya, sebab didengarnya sang adik yang binal itu seperti terisak menangis; lalu ketika dia meraba-raba dan berhasil memegang sepasang tangan Liu Giok Ing, maka sang adik itu tiba-tiba merangkul dan tambah terisak menangis.

"Liang-ko, oh Liang-ko "

"Giok moay, kau kenapa?” Kwee Su Liang menanya; akan tetapi Liu Giok Ing tidak menjawab, bahkan tambah dia terisak menangis, dan tambah erat sang adik merangkul.

"Giok moay, kau tidak boleh berputus asa. Kita tidak boleh mati disini, selagi rasa penasaran dan dendam terhadap perbuatan orang yang memfitnah kau, belum sempat kita balas "

Bagaikan orang yang baru tersadar, tiba-tiba Liu Giok Ing melepaskan rangkulannya dan berkata : "Liang ko, tadi kau mengatakan bahwa daIang dari semua perbuatan fitnah itu adalah Kim Lun Hoat-ong; coba kau ceritakan lagi."

Kwee Su Liang tidak langsung memberikan jawaban kepada sang adik itu, sebaliknya dia memerlukan memegang lagi sebelah tangan Liu Giok Ing sambil dia menarik napas panjang; setelah itu baru dia berkata:

"Pada mulanya aku juga tidak mengetahui tentang perbuatan Kim Lun Hoat-ong. Aku dipanggil oleh sri baginda raja untuk menyelidiki peristiwa pembunuhan yang terjadi dikota-raja dan didalam istana kerajaan sedangkan sipelaku pembunuhan itu dituduhkan sebagai perbuatan kau, berhubung adanya senjata rahasia yang berbentuk bunga cinta. Kemudian aku mengetahui bahwa kau juga mengacau ditempat Gin Lun Hoat-ong sehingga benar- benar aku menjadi sangat heran dan dibingungkan oleh perbuatan kau mengapa kau harus melakukan pembunuhan-pembunuhan itu dan mengapa kau harus memusuhi Gin Lun Hoat-ong, sedangkan setahu aku, kabarnya kau telah menikah dan menjadi isteri dari pangeran Giok Lun. Aku harus mencari kau sampai secara diluar dugaan aku bertemu dengan Thio Hek..,"

"Thio susiok ....?" Liu Giok Ing memutus perkataan Kwee Su Liang, sebab dia seperti baru teringat dengan Thio Hek yang dia sebut sebagai paman Thio, atau Thio susiok; dan Kwee Su Liang membenarkan lalu dia menceritakan tentang pertemuannya dengan Thio Hek, sampai kemudian Thio Hek wafat tetapi sempat membuka rahasia ciangkun Sie Pek Hong dan pangeran Kim Lun.

Jelas liehiap Liu Giok Ing menjadi sangat terkejut waktu diketahuinya Thio Hek juga sudah ikut binasa. Semakin dia bertambah marah dan dendam terhadap ciangkun Sie Pek Hong, juga terhadap Kim Lun Hoat-ong. "Si keparat Sie Pek Hong dan Kim Lun Hoat-ong. Aku akan mati penasaran jika aku tidak membinasakan mereka

... !" Liu Giok Ing memaki seperti menyumpah; setelah itu dia menangis lagi, teringat dengan Thio Hek yang juga menyayangi dia, akan tetapi yang sekarang telah binasa.

Bagaikan tanpa sadar, sekali lagi liehiap Liu Giok Ing merangkul Kwee Su Liang, dan laki-laki itu juga ikut merasa terharu, sehingga dia membelai rambut Liu Giok Ing yang sudah lepas terurai bekas melakukan pertempuran. Segera terbayang lagi Kwee Su Liang, betapa dahulu dia merindukan dapat merangkul sang adik yang binal dan besar kepala itu, sehingga kadang-kadang dia merasa tersiksa menyimpan rasa rindu, menganggap dia 'bertepuk- sebelah-tangan', karena dia merasa tidak pernah menerima cinta-kasih dari sang adik itu, yang bahkan sampai berulangkali dia tempur, karena adanya sisa dendam Liu Giok Ing akibat perbuatan orang tua mereka.

Kini selagi sama-sama menghadapi ancaman bahaya maut, selagi mereka berputus-asa merasa tiada harapan untuk melepas diri dari dalam liang itu, secara tiba-tiba Kwee Su Liang teringat lagi dengan pengalaman mereka, dan bagaikan tanpa sadar dia berkata dengan perlahan :

"Giok-moay, mengapa kau begitu keras kepala ... ?”

Perlahan-lahan Liu Giok Ing melepaskan dirinya dari rangkulan Kwee Su Liang, dan dia berusaha untuk mengawasi muka laki-laki yang dicintainya itu, meskipun sukar buat dia melakukannya sebab keadaan didalam liang yang sangat gelap; setelah itu diapun ikut berkata perlahan:

"Apa maksud kau, Liang-ko. ?"

Kwee Su Liang diam seperti tak mampu memberikan jawaban, dia pun berusaha ingin melihat muka Liu Giok Ing, menerobos kegelapan didalam liang itu; kemudian terdengar dia menarik napas dan berkata :

"Begitu lama kita berkelana bersama-sama, begitu sering kita mengalami ancaman mara-bahaya; akan tetapi kadang- kadang aku merasakan kau begitu jauh, bahkan kadang- kadang aku merasakan kau begitu membenci aku "

"Tidak Liang-ko. Aku tak pernah membenci kau, tetapi

..." terlalu cepat liehiap Liu Giok Ing memberikan jawaban; namun dia tidak melengkapi perkataannya, sebaliknya selekas itu juga dia tertunduk seperti merasa malu, meskipun Kwee Su Liang tidak melihat keadaannya.

"Tetapi kenapa, Giok-moay ….?" ganti Kwee Su Liang

yang menanya.

“Tetapi justeru kau yang seperti tidak memperhatikan

aku. Kau terlalu tinggi hati Liang ko "

Sekali lagi Kwee Su Liang menjadi terdiam bahkan diapun menunduk, tetapi dia berusaha menambahkan perkataannya :

“Padahal aku sangat menyintai kau "

“Aku juga "

Seperti tersentak Kwee Su Liang waktu didengarnya pengakuan sang adik yang binal itu. Sekilas dia teringat dengan kebiasaannya yang lama; lalu tiba-tiba dia berkata lagi :

“Tetapi kau menikah dengan Giok Lun Hoat-ong "

“Dan kau menikah dengan Lie Gwat hwa." sahut Liu

Giok Ing; seperti dulu tak mau mengalah.

Sekali lagi Kwee Su Liang diam tak bersuara, juga Liu Giok Ing; sehingga keadaan menjadi hening, cuma suara napas mereka yang terdengar. Kemudian Kwee Su Liang yang terdengar berkata lagi :

“Giok moay ..”

“Liang ko , , .” sahut Liu Giok Ing lembut perlahan

suaranya; terdengar mengharukan.

“Kita bakal mati disini ...”

“Kau takut mati; Liang ko; atau kau . ,” batal Liu Giok Ing melengkapi perkataannya, sebab mendadak hatinya merasa pedih lagi; teringat dengan Lie Gwat Hwa dan menganggap Kwee Su Liang sedang memikirkan isterinya.

“Aku bukan takut mati, Giok moay. Akan tetapi aku merasa penasaran, mengapa justeru baru sekarang aku mengetahui bahwa kau juga menyintai aku ..."

Ganti Liu Giok Ing yang meraba-raba dan mencari sepasang tangan Kwee Su Liang, yang lalu dia pegang erat- erat, baru dia berkata :

“Liang ko; mungkin sudah merupakan nasib kita bahwa kita tidak mungkin menjadi suami isteri di alam nyata. Akupun menyadari bahwa kita bakal mati ditempat ini, karena itu aku mau mengeluarkan isi hatiku yang sekian lamanya aku simpan, tidak mungkin aku merebut kau, Liang ko: setelah aku mengetahui bahwa kau telah menikah dengan perempuan lain , , .,”

Posting Komentar