Pendekar Bunga Cinta Chapter 28

2 sempat bertemu, akan tetapi temanku Tek Liang mempunyai dendam terhadap Liu Giok Ing; sehingga perempuan itu menjadi bagian dia, dan aku kebagian kau!"

Si pendeta gadungan Kim Wan tauw to menyudahi perkataannya dan melakukan penyerangan terhadap Kwee Su Liang, bergerak memakai jurus 'sin chiu pa houw' atau tangan sakti menggempur macan. Dia memukul memakai sepasang kepalan tangannya yang kelihatan besar, akan tetapi lengan bajunya yang lebar berkibaran, juga memiliki tenaga pukulan yang sangat luar biasa sekali !

Menghadapi lawan yang tidak menggunakan senjata tajam, maka Kwee Su Liang juga tidak pergunakan pedangnya. Dengan geraknya yang masih cukup lincah dan gesit, dia menghindar, sementara tangan kirinya yang masih memegang pedang yang berada didalam sarungnya; dia bergerak balas memukul menggunakan tipu 'die-hwee siao nian' atau angkat obor membakar langit.

Berkat gerak yang gesit dan tangkas dari Kwee Su Liang itu, maka Kim Wan tauw to perdengarkan geram suara marah, namun dengan tabah hendak dia pukul lengan Kwee Su Liang yang sedang memukul dia, tapi Kwee Su Liang buru-buru menghindar tidak menghendaki mengadu tenaga, sebab Kwee Su Liang menyadari kelemahannya, sebaliknya dengan jurus 'yu liong tam jiauw' atau naga perlihatkan cakar, ganti telapak tangan kanan Kwee Su Liang yang bergerak menghajar dada Kim Wan tauw to.

“Bagus !" Kim Wan tauw to bersuara memuji, dan tubuhnya yang tinggi besar, ternyata dapat bergerak lincah

3 dan gesit, lompat mundur tiga langkah kebelakang; sehingga serangan Kwee Su Liang tidak berhasil mencapai sasaran !

Bo im kiam hiap Kwee Su Liang merasa penasaran karena serangannya tidak mencapai hasil dia bergerak maju dan mengulang melakukan penyerangan; bergerak memakai jurus 'twie cang beng goat' atau membuka jendela mengawasi rembulan, sepasang tangannya bergerak saling menyusul melakukan serangan-serangan maut, namun selalu dia menghindar kalau dilihatnya pihak lawan hendak menangkis, sebab dia tetap menyadari kelemahannya yang tidak memungkinkan buat dia mengadu tenaga.

Untuk sesaat kelihatan Kim Wan tauw-to bagaikan terdesak menghadapi serangan yang bertubi-tubi dari lawannya. Dia bergerak menggunakan ilmu 'tek seng ciu' atau tangan memetik bintang, sebab berulangkali dia kepingin meraih tangan lawannya yang hendak dia bentur dengan tenaganya yang dahsyat, atau hendak dia pegang atau patahkan; tetapi kelincahan atau ketangkasan lawan yang sudah luka itu, ternyata tidak mudah buat Kim Wan tauw-to melaksanakan niatnya.

Dipihak Ceng hwa liehiap Liu Giok Ing, ternyata dia pun menghadapi kesukaran didalam menghadapi lawan kuat yang berupa 'Toan-lo sin koay' Kong Tek Siang. Bagian pahanya yang bekas kena anak panah, mengakibatkan berkurang kelincahan tubuhnya; bahkan masih terasa nyeri dan gatal- gatal yang mengganggu perhatiannya, disamping dia pun memikirkan keadaan Kwee Su Liang yang dia ketahui dibagian punggungnya masih membenam sebatang anak panah.

4 Lebih dari sepuluh tahun lamanya dia mengharapkan dapat bertemu lagi dengan laki laki yang telah mencuri hatinya itu. Akan tetapi, ketika baru sekejap mereka bertemu dan baru sekejap mereka sempat bicara berdua; keadaan mereka sekarang diancam oleh bahaya maut. Terasa begitu pedih hatinya, sehingga perhatiannya terhadap lawannya jadi semakin terganggu.

Berulangkali kelihatannya liehiap Liu-Giok Ing bagaikan terdesak, menghadapi serangan yang bertubi-tubi dari si tongkat-sakti Kong Tek Liang, yang masih memainkan jurus 'thian-lo sin koay hoat'. Pedang Ku-tie kiam bagaikan tidak berdaya dan tidak mampu lagi memapas buntung tongkatnya Kong Tek Liang, yang ternyata kelihatan benar-benar ampuh; dan pedang Ku-tie kiam bahkan terlempar hampir lepas dari pegangan liehiap Liu Giok Ing, waktu sekali terjadi suatu benturan yang cukup keras yang tidak dapat dihindarkan oleh liehiap Liu Giok Ing.

Sukar buat liehiap Liu Giok Ing buat mendekati tempat Kwee Su Liang yang sedang menghadapi Kim Wan tauwto, sehingga tidak memungkinkan buat mereka berdua menggunakan ilmu silat pedang 'siang-kiam hiapkek; sebab kedua lawan mereka seolah-olah sudah mengetahui dan sengaja mencegah buat Liu Giok Ing saling berdekatan dengan Bo-im kiamhiap Kwee Su Liang.

Sementara itu pasukan tentara yang tadi mengepung; masih tetap berdiri siaga bagaikan siap hendak menangkap Liu Giok Ing atau Kwee Su Liang, sekiranya mereka bermaksud melarikan diri, sedangkan ciangkun Sie Pek Hong juga

5 kelihatan sibuk mengatur sisa anak buahnya; namun tak ada niatnya buat ikut mengepung Liu Giok Ing yang sedang ditempur oleh 'toan lo sin koay' Kong Tek Liang; ataupun mengepung Kwee Su Liang yang sedang berhadapan melawan Kim Wan tauw to. Didalam hati dia masih mengharapkan supaya Liu Giok Ing jangan sampai tewas ditangan Kim Wan touw to, sebab dia masih menyimpan rasa penasaran, ingin memiliki janda muda yang merangsang akan tetapi yang galak seperti macan betina. Ciangkun Sie Pek Hong kelihatan cemas ketika diketahuinya keadaan Liu Giok Ing dalam bahaya, dan dia tidak mampu bersuara untuk mencegah supaya 'toan lo sin koay' Kong Tek Liang jangan membunuh Liu Giok Ing, sebab dia mengetahui bahwa si tongkat sakti merupakan tamu Kim Lun Hoat ong yang dihormati, disamping itu dia pun tidak berani memasuki gelanggang pertempuran buat memberikan bantuan bagi Liu Giok Ing, sebab perbuatan seperti itu sudah merupakan perbuatan yang menentang Kim Lun Hoat ong.

Dalam keadaan bingung dan cemas itu, ciangkun Sie Pek Hong mendadak melihat Liu Giok Ing kena ditendang oleh 'toan lo sin koay' Kong Tek Liang. Hampir dia menjerit ketika dilihatnya tubuh Liu Giok Ing terpental, dan dia menjadi lebih terkejut ketika Liu Giok Ing jatuh terguling mendekati dia.

Hilang lenyap niat dan maksudnya yang hendak menangkap Liu Giok Ing, saat itu dia bahkan ingin memberikan suatu pertolongan. Akan tetapi, secara mendadak tubuh liehiap Liu Giok Ing mencelat bangun seperti ikan gabus meletik; langsung memberikan sebuah tikaman maut memakai pedang Ku-tie kiam.

6 Selagi menghadapi lawannya yang berupa tongkat-sakti Kong Tek Liang, agaknya liehiap Liu Giok Ing sempat melihat kehadirannya ciangkun Sie Pek Hong; dendamnya meluap sehingga dia bagaikan membiarkan waktu pantatnya kena ditendang oleh Kong Tek Liang, sebab dengan menggunakan tenaga tendangan dari lawan itu, sempat Liu Giok Ing mendekati ciangkun Sie Pek Hong yang lalu hendak dia tikam.

Dalam kagetnya, untung ciangkun Sie Pek Hong dapat bergerak cepat. Tubuhnya melesat melewati kepala sepasukan tentara yang berada dibagian belakangnya, dan dia terus kabur ke ruangan dalam dirumahnya yang besar dan luas itu; sebab dia sedang memikirkan suatu rencana lain.

Liehiap Liu Giok Ing merasa sangat penasaran, dengan gerak 'yan-cu coan-in' atau burung walet menembus angkasa; dia melesat menyusul ke arah ciangkun Sie Pek Hong lompat melarikan diri. Akan tetapi oleh karena tubuhnya yang sudah lemah dan bagian pahanya yang terluka bekas kena anak- panah, maka dia melayang sangat rendah dibagian atas kepala sepasukan tentara yang sedang siaga, sehingga bagian celananya kena ujung tombak dari beberapa orang tentara, sehingga celananya itu menjadi koyak dibeberapa bagian akan tetapi untung tidak sampai melukai dia.

Bo-im kiamhiap Kwee Su Liang sempat melihat gerak dan perbuatan liehiap Liu Giok Ing, sehingga dalam kagetnya dia pun ikut meninggalkan Kim Wan tauw-to; lompat melesat menyusul sang adik yang binal, yang waktu itu sedang mengejar ciangkun Sie Pek Hong.

7 Dengan memakai gerak 'pek wan hoan-sin' atau monyet- putih jungkir-balik, dengan cepat Bo-im kiamhiap Kwee Su Liang berhasil mendekati sang adik yang binal, disaat liehiap Liu Giok Ing juga sudah berhasil mendekati ciangkun Sie Pek Hong yang berlari-lari sambil berlompatan. Akan tetapi disuatu saat lantai tempat liehiap Liu Giok Ing berdua Kwee Su Liang menginjakkan kaki-kaki mereka, secara mendadak bergerak terangkat dan membuka, sehingga tubuh-tubuh mereka tergelincir jatuh kedalam sebuah liang !

— o O-o —

SEMPAT Bo im kiamhiap Kwee Su Liang meraih lengan kiri Liu Giok Ing disaat tubuh-tubuh mereka tergelincir jatuh kedalam liang; bahkan sempat laki-laki itu merangkul sehingga tidak sampai terbanting tubuh-tubuh mereka waktu mencapai dasar liang yang sangat dalam.

"Liang-ko, kita kena perangkap ..." liehiap Liu Giok Ing bersuara lemah, selagi mereka berdua duduk didasar liang; sedangkan sepasang matanya seperti hampa mengawasi kebagian atas yang lantainya sudah menutup lagi, sehingga dalam sekejap keadaan dalam dasar liang itu menjadi gelap gulita.

Kwee Su Liang kedengaran menarik napas seperti mengeluh, dan secara tiba-tiba liehiap Liu Giok Ing teringat, bahwa dibagian punggung Kwee Su Liang masih membenam sebatang anak panah; yang juga mengandung bisa racun, seperti sebatang anak panah yang tadi membenam dibagian pahanya, yang masih terasa nyeri bercampur gatal.

8 "Liang-ko, dibagian punggungmu, masih membenam sebatang anak panah ...,” liehiap Liu Giok Ing berkata, sambil sepasang tangannya meraba-raba; ingin berusaha menolong mencabut anak panah itu, dan yang kena dia raba justeru adalah bagian paha Kwee Su Liang.

Sementara itu Kwee Su Liang memang sedang menghadapi kesukaran buat dia sendiri yang mencabut anak panah yang masih membenam dibagian punggungnya, oleh karena itu dia menurut dan memutar tubuhnya yang sedang duduk, selekas diketahuinya liehiap Liu Giok Ing hendak menolong dia.

Terasa pedih hati liehiap Liu Giok Ing waktu sebelah tangannya telah berhasil memegang anak panah, dengan sementara sebelah tangannya yang lain memegang bagian punggung laki-laki yang telah 'mencuri' hatinya, yang sedemikian lamanya dia kenangkan dan rindukan. Dia yakin bahwa laki-laki itu menderita sakit selagi anak panah itu dia cabut, dan rasa sakit itu bagaikan ikut dia rasakan sehingga ada sedikit air mata yang dia keluarkan, selagi dia mencabut anak panah itu, lalu secara tiba-tiba dia menempelkan mulutnya di bagian punggung Kwee Su Liang yang terluka menyedot dan mengeluarkan darah yang mengandung bisa racun.

Kwee Su Liang merasa terkejut ketika bibir sang adik yang binal itu menempel di bagian punggungnya, akan tetapi dia menyadari bahwa darah yang mengandung bisa racun itu memang harus dikeluarkan, oleh karena itu dia mengerahkan

9 tenaga kesaktiannya menyalurkan darahnya yang sedang disedot oleh mulut sang adik yang binal itu.

Selagi berusaha menolong mengeluarkan darah yang mengandung bisa racun dibagian punggung Kwee Su Liang, keadaan liehiap Liu Giok Ing sebenarnya masih dalam terpengaruh bekas kena obat-perangsang ‘lian-hoan lohap sie'. Jelas dia menjadi terangsang lagi selekas dia menyentuh tubuh laki-laki yang sudah 'mencuri' hatinya itu; sehingga bagaikan tanpa sadar sepasang lengannya merangkuI Kwee Su Liang, diwaktu bibirnya menempel dibagian punggung Kwee Su Liang yang terluka, darah mengandung bisa racun dan mengulang menyedot selagi tubuhnya rapat menyentuh bagian punggung Kwee Su Liang.

Lebih dari sepuluh-tahun lamanya dia menyimpan rasa rindu, ingin bertemu dan ingin menyentuh lagi laki-laki yang didambakannya itu; sehingga dalam keadaan yang seperti itu, dia bagaikan melupakan segala galanya, melupakan bahwa keadaan mereka masih berada dalam ancaman bahaya maut sebab mereka masih berada didalam tahanan pihak musuh.

Posting Komentar