Pedang Kiri Pedang Kanan Chapter 27

NIC

katanya: "Jangankan aku tidak dapat memberi bantuan apa2, andaikan bisa.

" dia merandek dan tidak meneruskan.

"Jangan2 kau kuatir Leng-hiang-cay akan bertindak sesuatu yang tidak menguntungkan gurumu?" tanya Sau Kim-leng.

Memang inilah yang dikuatirkan Soat Peng-say.

Ia pikir Sau Cing-in sudah hilang lebih 20 tahun, besar kemungkinan sudah mati, bilamana kematiannya berhubungun langsung dengan kitab pusaka Siang-liu-kiamhoat, maka orang yang mendapatkan kitab pusaka itu mungkin juga si pembunuh Sau Cing-in, jika keluarga Sau berhasil menemukan orang itu, mustahil urusan ini dapat didamaikan dan bila Soat Peng-say membantu mereka, bukanlah ini berarti dia membikin celaka gurunya sendiri" Sudah tentu Ping-say tak dapat mengakui kekuatirannya itu, jawabnya sambil menggeleng: "Tidak, Co-pi-kiam-hoat guruku jelas bukan Siang-liu-kiam-hoat!" "Alasanmu tetap menyatakan Co-pi-kiam-hoat bukan Siang-liu-kiam-hoat, apakah lantaran tiada satu jurus Co-pi-kiam-hoatmu itu dapat mengalahkan Liok-ma?" tanya Kim-leng.

"Ya, boleh dikatakan begitu," jawab Peng-say.

"Sebabnya tak dapat mengalahkan Liok-ma dengan satu jurus adalah karena yang diperoleh gurumu hanya setengah bagian dari kitab Siang-liu-kiam-hoat!" "Darimana kau tahu?" tanya Peng-say.

"Coba Kongcu terka, sebab apa kukatakan ketiga jurus serangan gabungan kedua pedangmu itu masih selisih sangat jauh?" "Dan harus ditambah lagi satu kalimat, kacau balau!" tukas Peng-say dengan menyengir.

"Untuk itu hendaklah Kongcu sudi memberi maaf," kata Kim-leng dengan menyesal.

"Bukan maksudku meremehkan kesanggupan gurumu, padahal boleh dikatakan tidak mudahlah bagi gurumu yang cuma mempunyai lengan satu, tapi dapat menciptakan ketiga jurus serangan gabungan dua pedang itu." Peng-say terkejut.

"Da.

darimana kau tahu guruku hanya mempunyai lengan satu?" tanyanya cepat.

"Kalau tidak lengan satu, mengapa Kongcu memainkan gerak serangan dua pedang, tapi yang digunakan hanya tangan kiri saja?" kata Kim-leng.

"Maka jelaslah gurumu adalah seorang yang cuma berlengan satu, dan jurus serangan dua pedang yang diciptakan orang yang buntung sebelah tangannya dengan sendirinya juga cuma cocok digunakan dengan satu tangan saja." Mau-tak-mau Soat Peng-say mengangguk, katanya: "Ucapan nona memang betul, ketiga jurus serangan gabungan dua pedang yang diciptakan guruku itu bila kugunakan dengan kedua tangan, jadinya malah tidak sehebat bilamana kumainkan dengan satu tangan." "Apakah Kongcu tahu sebab apa gurumu menciptakan ketiga jurus serangan itu dengan menggunakan pedang ganda?" tanya Kim-leng.

Peng-say menggeleng, jawabnya: "Hal ini akupun tidak tahu.

Tadinya kukira ilmu pedang yang dilatih Suhu melulu terdiri dari tiga jurus itu saja dan harus digunakan dengan dua pedang.

Tapi ketika Subu mengajarkan ketiga jurus itu padaku, beliau bilang ketiga jurus itu adalah hasil ciptaannya selama berlatih belasan tahun, maka aku dipesan menyelaminya lebih mendalam.

Waktu itu akupun heran mengapa Suhu mencari susah sendiri dengan ilmu pedang ciptaannya yang aneh itu." "Orang berlengan satu justeru menciptakan permainan pedang ganda, setiap orang pasti akan menganggap penciptanya itu mencari susah sendiri," kata Kim-leng.

"Tapi kalau Kongcu percaya pada keteranganku, tentu kau takkan ragu2 lagi." "Percaya apa?" tanya Peng-say.

"Percaya bahwa gurumu hanya mendapatkan setengah bagian dari kitab pusaka Siang-liu-kiam-hoat milik ayahku," kata Kim-leng.

Karena ingin tahu sebab-musababnya, Soat Peng-say tidak lantas menyangkalnya, katanya: "Coba jelaskan lebih lanjut." "Kitab pusaka Siang-liu-kiam-hoat itu terdiri dari dua bagian, satu kiri dan satu kanan, satu depan dan satu balik, satu 'Yang' dan satu 'Im', hal inipun diketahui oleh Liok-ma," tutur Sau Kim-leng.

-ooo0dw0ooo- "Ya, dahulu aku dikalahkan Loya hanya dengan satu jurus saja, dalam hati sangat kukagumi Siang-liu-kiam-hoat ciptaan Loya itu," demikian Liok-ma bertutur.

"maksudku hendak memohon Loya suka memberi petunjuk barang sejurus-dua, tapi Loya menolak karena tidak berani melanggar peraturan leluhur.

Beliau cuma menyebut ke-12 kata tadi, yaitu: satu kiri satu kanan, satu depan satu balik, satu 'Yang' satu 'Im', katanya berkat intisari ke-12 kata itulah Siang-liu-kiam-hoat sudah jauh diatas segala ilmu pedang di antero kolong langit ini.

Tatkala itu aku tidak begitu jelas arti kata tersebut, sekarang setelah kupikir, bisa jadi Co-pi-kiam-hoat yang dimainkan Soat-kongcu memang betul cuma setengah bagian dari Siang-liu-kiam-hoat, makanya engkau tidak dapat mengalahkan diriku dalam satu jurus." Sau Kim-leng lantas menyambung: "Apa yang disebut satu kiri satu kanan.

maksudnya satu orang sekaligus memainkan dua macam ilmu pedang yang tidak sama, untuk ini dengan sendirinya orangnya harus mempunyai dua tangan yang utuh.

Tapi kalau satu orang berlatih satu tangan, lalu dua orang maju bersama, tetap dapat memancarkan daya serangan Siang-liu-kiam-hoat yang dahsyat.

Sesuai dengan keadaan begitu, ayah lantas membagi Sian-liu-kiam-hoat menjadi dua bagian.

Tapi kalau dilatih begitu saja, Siang-liu-kiam-hoat tampaknya menjadi serupa Liang-gi-kiam-hoat Bu-tong-pay dan tiada sesuatu yang luar biasa.

Konon Liang-gi-kiamhoat Bu-tong-pay itu tergolong top di dunia persilatan saat ini, tapi ilmu pedang pedang itu harus dimainkan dua orang sekaligus, Jadi, dengan dua lawan satu, andaikan menang juga kurang gemilang.

Sedangkan Liang-gi-kiam-hoat tidak dapat dimainkan satu orang, maka bila diadakan pertandingan ilmu pedang secara terbuka, jelas Liang-gikiam-hoat tidak mungkin menjadi juara.

Berdasarkan alasan tersebut, ayahku berpikir bila mau menciptakan sejenis ilmu pedang yang memainkan dua pedang sekaligus, maka hal itu harus dilakukan oleh satu orang saja dengan menggunakan tangan kanan dan kiri.

Disinilah kejutan hasil ciptaan ayah yang tidak dapat disamai oleh Liang-gi-kiam-hoat." -Tapi ayahku juga mempertimbangkan suatu soal, yakni, dapatkah orang lain menghadapi kesulitan berlatih ilmu pedang ganda yang dimainkan tangan kanan dan kiri sekaligus.

Lebih2 puteranya sendiri apakah kelak mempunyai bakat seperti sang ayah.

Maklumlah, hanya karena kecerdasan yang tinggi ayah dapat menciptakan Siang-liu-kiam-hoat, tapi apakah kecerdasan orang lain, termasuk puteranya sendiri, apakah juga setinggi ayah" Dengan sendirinya hal ini sukar terjadi, mengingat kesulitan inilah selama beberapa tahun ayah berusaha membagi Siang-liu-kiam-hoat menjadi dua bagian, dengan demikian Sian-liu-kiam-hoat dapat dilatih oleh satu orang hingga sempurna, tapi dua orang melatihnya dengan salah satu tangan juga dapat mencapai hasil yang sama, semua itu bergantung pada bakat dan kecerdasan masing2." Sampai disini, Sau Kim-leng berhenti sejenak, kemudian menyambung pula: "Penjelasanku ini hanya ingin kuberitahukan kepada kongcu apa sebabnya Co-pi-kiamhoat gurumu itu dapat berdiri sendiri, dengan alasan yang sama, orang yang mendapatkan sebagian Siang-liu-kiam-hoat yang lain juga dapat memainkan 49 jurus Yu-pi-kiamhoat (ilmu pedang tangan kanan) dan tampaknya juga 'Ilmu pedang yang berdiri sendiri." Soat Peng-say mendengarkan dengan diam2 saja, dahinys berkerut, seperti sedang memikirkan sesuatu.

Selang sejenak lagi baru Soat Peng-say berkata; "Harap nona melanjutkan penuturanmu." "Meski kedua bagian Siang-liu-kiam-hoat yang kukatakan tadi dapat berdiri sendiri2, namun sejak mula maksud tujuan ayah hanya ingin menciptakan semacam ilmu pedang yang dimainkan satu orang saja dan kemudian terpaksa dipecah menjadi dua, maka bila ada seorang yang berbakat tinggi dan cuma dapat meyakinkan setengah bagian saja dari ilmu pedang ciptaan ayah itu, baginya akan selalu merasa ada sesuatu kekurangan.

-Aku tidak tahu mengapa gurumu hanya mendapatkan bagian kiri dari ilmu pedang ayah itu, tapi jelas gurumu telah merasakan kekurangannya, cuma sayang kitab yang berada padanya hanya setengah bagian saja, mungkin dia tidak tahu masih ada setengah bagian lagi, akibatnya berdasarkan kepintarannya sendiri gurumu telah menciptakan ketiga jurus serangan gabungan yang daya serangannya jauh lebih hebat daripada ke-49 jurus Co-pi-kiam-hoat yang ditemukannya.

Tapi gurumu hanya mempunyai satu lengan, bahkan tiga jurus serangannya itu diciptakan lantaran ketidak-puasan, dengan sendirinya ilmu pedang ciptaan gurumu lidak dapat melebihi ketiga macam ilmu pedang warisan leluhur kami.

Sebab itu pula, meski ketiga jurus ciptaan gurumu itu bergaya Siang-liu-kiam-hoat yang tulen, namun .

" karena kuatir Soat Peng-say tidak senang, maka Kim-leng tidak melanjutkan.

"Namun jauh di bawah kelihayan daya serangan gabungan dua pedang ciptaan ayahmu, makanya nona bilang selisih sangat jauh dan kacau balau, begitu bukan?" tukas Peng-say.

Melihat cara bicara anak muda itu masih penasaran, dengan menyesal Sau Kim-leng berkata: "Harap ....

Posting Komentar