Halo!

Pedang Kiri Pedang Kanan Chapter 25

Memuat...

Aku jadi ingat kejadian dahulu, pernah kuragukan kelihayan kedua pedang Loya, aku sengaja mohon petunjuk kepada beliau.

Siapa tahu, hanya satu jurus Siang-liu-kiam-hoat saja aku telah dikalahkan oleh Loya, tidak seperti kau.

harus tiga jurus baru dapat melukai tanganku." "Latihanku masih cetek, dengan sendirinya tak dapat dipersamakan dengan Sau-locianpwe," kata Peng-say.

"Siang-liu-kiam terdiri dari: satu kanan satu kiri, satu depan satu balik, satu Yang (positip) satu Im (negitip), bilamana jurus serangannya dilontarkan, tak peduli kuat atau lemah tenaga lawan, asalkan lawan tidak mampu mematahkannya dengan Kungfu yang lebih tinggi, maka dia pasti akan terluka tanpa ampun." "Satu kanan satu kiri?" demikian Peng-say bergumam sendiri.

"Ya," Liok-ma mengangguk.

"Kau mempunyai tangan kanan.

tapi tidak digunakan, sungguh si tolol nomor satu di dunia ini.

Akan tetapi, kalau dipikir lagi, percuma juga andai kan tangan kanan kau gunakan, sebab Siang-liu-kiam yang kau mainkan hakikatnya tidak betul.

Padahal kalau betul, cukup satu jurus saja dapat kalahkan diriku, buat apa mesti bergebrak hingga seratus jurus, lebih2 tidak mungkin pedangmu tergetar patah oleh cambukku." "Apakah ....

apakah karena Siang-liu-kiam-hoat yang tulen tidak mungkin ada kesempatan bagimu untuk menggetar patahkan pedangnya?" tanya Peng-say.

"Ya, sebab bila aku ingin menggetar patahkan pedang lawan, betapapun cambukku harus beradu dengan pedang lawan, tapi kelihayan Siang-liu-kiam-hoat justeru terletak pada kelincahannya sehingga tidak memberi kesempatan kepada lawan yang bertenaga dalam lebih kuat untuk menyentuh kedua pedangnya itu.

Sebab itulah, bilamana kedua pedang sudah dimainkan, biarpun lawan yang punya Lwekang tinggi juga tidak dapat menarik keuntungan sedikitpun." "Oo.

jika begitu, bila kumainkan Siang-liu-kiam-hoat dengan betul, hakikatnya cambukmu tidak mungkin dapat menyentuh pedangku?" tanya Peng say.

"Memang," jawab Liok-ma "Jika sampai tersentuh, lalu terhitung ilmu pedang macam apa Siang-liu-kiam-hoat bila semudah itu pedangnya akan tergetar patah oleh musuh." "Ilmu pedang yang kumainkan ini memang bukan Siangliu-kiam-hoat yang maha hebat itu, makanya kau dapat menggetar patah pedangku," ucap Peng-say dengan tertawa.

"Lolo, ucapanmu dan Siocia kalian memang betul, yang kumainkan ini hakikatnya bukan Siang-liu-kiam-hoat segala, dibandingkan ilmu pedang sakti inipun selisih sangat jauh juga kacau balau cara permainanku, maka hendaklah kalian jangan lagi mengatakan Co-pi-kiam-hoat ku ini adalah Siang-liu-kiam-hoat." Liok-ma jadi melengak, pikirnya: "Ucapannya ini juga ada betulnya." " Tapi setelah direnungkan lagi, mendadak ia menggeleng dan berkata pula: "Tidak.

tidak tepat!" "Apa alasanmu?" tanya Peng-say.

Kiranya ilmu pedang keluarga Sau yang terkenal dengan Pak-cay ini berjumlah belasan macam dan setiap macamnya tergolong ilmu pedang kelas satu di dunia persilatan, lebih2 tiga macam ilmu pedang diantara belasan macam itu adalah ilmu pedang khas yang tidak diajarkan kepada orang luar terkecuali keturunan lurus keluarga Sau.

Dan Siang-liukiam-hoat diciptakan oleh Sau Cing-in dengan memetik intisari dari ketiga macam ilmu pedang tadi.

Menurut aturan, Siam-liu-kiam-hoat inipun hanya dipelajari oleh keturunan langsung keluarga Sau, lantaran Liok-ma adalah kaum budak saja, dengan sendirinya satu jurus saja dia tidak pernah belajar.

Akan tetapi Liok-ma pernah menyaksikan latihan Sau Cing-in, Soat Peng-say tanya apa alasannya, dia memang tak dapat memberi jawaban yang tepat, tapi ia lantas berkata: "Co-pi-kiam-hoat-mu itu pasti Siang-liu-kiam-hoat, kalau tidak masakah sekali pandang saja kurasa sudah pernah melihatnva." "Kalau diputuskan begitu saja berdasarkan sekali pandang saja, kukira caramu ini hanya ingin menang sendiri," ujar Soat Peng-say sambil menggeleng.

"Kuingat Siang-liu-kiam-hoat yang dimainkan Loya sekaligus.

menggunakan dua pedang kanan dan kiri, mungkin karena kau cuma menggunakan tangan kiri saja, maka tampaknya mirip, namun tak dapat mengeluarkan daya serangan yang ampuh," demikian tutur Liok-ma.

"Tapi kalau kedua tanganmu sekaligus memainkan pedang, mungkin caramu akan serupa Loya dan mengalahkan diriku dengan satu jurus saja." "Hakikatnya tangan kananku tak dapat kugunakan," ujar Peng say.

"Seumpama kupaksakan tangan kanan memainkan ilmu pedangku, paling2 juga sama seperti dua Soat Peng-say menghadapi seorang Lolo, coba pikir, apakah Lolo tidak mampu menangkis satu jurus serangan dari dua orang Soat Peng-say macamku ini?" Liok-ma berpikir sejenak, katanya kemudian sambil menggeleng: "Ya, tidak dapat, biarpun sepuluh orang Soat Peng-say maju sekaligus juga tak dapat mengalahkan aku dalam sejurus saja." "Kalau begitu, maka persoalannya menjadi jelas sudah," kata Peng-say dengan tertawa.

"Berhubung Co-pi-kiam-hoat yang kumainkan tadi bukan Siaug-liu-kiam-hoat, maka tidak dapat kukalahkan kau dalam sejurus.

Lolo, berkat kemurahan hatimu jiwaku telah kau ampuni.

Sekarang jelas Cayhe tiada sangkut-pautnya dengan Siang-liu-kiam-hoat, juga jejak Loya kalian tak dapat ditemukan melalui diriku.

maka kumohon kalian jangan bertanya lagi dan sukalah melaksanakan janjimu tadi." "Maaksudmu supaya kubebaskan kalian kakak beradik?" tanya Liok-ma dengan menarik muka.

"Itulah yang kuharapkan meski tidak berani kuminta," jawab Peng-say.

"Janjiku hanya mengampuni jiwa kalian, tapi tidak kukatakan akan membebaskan kalian, ujar Liok ma.

"Tidak kau bebaskan kami juga tidak menjadi soal, adalah beruntung dapat menjadi tamu Pak-cay yang termashur ini," kata Peng-say dengan tersenyum.

"Hm, jika begitu kalian kakak-beradik boleh tinggal selama hidup di Leng-hiang-cay sini," jengek Liok-ma.

Terkesiap juga Peng say, katanya: "Pemandangan alam disini indah permai, tinggal selama hidup di sini juga boleh, tapi bila maksud tujuan Lolo menahan kami disini hanya untnk mencari tahu jejak Sau-locianpwe, maka harapan kalian kukira takkan terkabul." Liok-ma meloncat keatas dan mencabut pedang yang menancap dibelandar tadi, lalu sepotong demi sepotong pedang itu dipatahkannya sambil berkata: "Tamu selama hidup dipenjara, apakah sekiranya kalian juga sanggup bertahan?" Tindakan ini mangandung ancaman.

namun Soat Pengsay hanya mendengus saja dan tidak menanggapinya pula Seketika suasana jadi beku dan sukar didamaikan.

Sau Kim-leng yang mendengarkan sejak tadi mendadak berkata sambil menghela napas panjang: "Bilamana dapat kutunjukkan bahwa Co-pi-kiam-hoat Soat-kongcu ini pasti Siang-liu-kiam-hoat ciptaan ayahku, apakah nanti Kougcu mau percaya?" "Untuk itu nona harus memainkan satu jurus demi satu jurus dari seluruh ke-49 jurus Co-pi-kiam-hoat ini," jawab Peng-say tegas.

Sau Kim-leng menggigit bibir dengan giginya yang putih rajin itu, lalu berkata: '"Baik, akan kulakukan sekuat tenaga!" "Jangan!" mendadak Liok-ma mencegah.

"Kenapa jangan?" ujar Kim-leng dengan tersenyum getir.

"Memang tidak salah ucapan Soat-kongcu, bilamana kutahu apa yang disebut Siang-liu-kiam-hoat, kalau tak dapat kumainkan sendiri, jelas orang lain tidak mau percaya." " Dia memberi tanda agar Liok-ma tidak merintangnya, lalu ia memanggil pelahan: "Siau Li, coba ambilkan pedang di dinding itu." Pelayan lain yang sejak tadi menunggu diluar pintu kamar mengiakan dan melangkah masuk pedang hiasan yang tergantung didinding sana diambilnya serta diangsurkan kepada Sau Kim-leng.

Bagian-13 Setelah memegang pedang ringan itu, Kim-leng berkata pula: "Soat-kongcu, ke-49 jurus Co-pi-kiam-hoat itu tak dapat kumainkan dengan lengkap." "Sejak kecil nona tidak belajar silat, dengan sendirinya yang dapat kau ingat sangat terbatas," ujar Peng-say.

"Tapi kalau dapat kau mainkan sepuluh jurus dengan tepat, maka akupun percayalah." Dengan pedang terhunus Sau Kim-leng lantas maju ketengah ruangan yang sudah bebas dari perabot itu, ia pasang kuda2 menurut ajaran ibunya.

Selagi dia hendak memutar pedangnya menurut ingatannya, mendadak Liok-ma berseru: '"Siau Leng...." Namun Sau Kim-leng tidak menghiraukannya, dia mulai memainkan ilmu pedang itu dengan jurus "Kiong-siang-kut-tau".

Setiap jurus yang dimainkannya sangat lambat, tampaknya tiada sedikitpun daya serangan.

namun gaya gerakannya serupa benar dengan permainan Soat Peng-say tadi.

Baru lima-enam jurus saja, meski tepat permainannya, namun butiran keringat sudah mulai merembes di dahinya.

"Sudahlah, cukup, cukup .

" seru Liok-ma, suaranya kedengaran cemas dan kuatir, se-akan2 bila Sau Kim-leng melanjutkan permainan pedangnya segera akan tertimpa bencana.

Tapi demi untuk meyakinkan Sou Peng-say, Sau Kimleng tidak mau berhenti.

Karena tak dapat mencegahnya.

cepat Liok-ma mendekati Peng-say dan berkata: "Lekas kau suruh dia berhenti!" Namun Soat Peng-say tidak menggubrisnya.

Dilihatnya Sau Kim-leng telah mandi keringat ketika bermain sampai jurus kedua belas.

Hal ini membuat Soat Peng-say tidak mengerti.

Ia pikir, biarpun perempuan yang paling lemah juga takkan lelah memainkan ilmu pedang yang tidak disertai tenaga dalam ini.

Pada saat itulah mendadak terdengar Liok-ma berseru padanya: "Jika tidak lekas kau minta dia berhenti, sebentar bila urat nadi Liok-im keterjang, jiwanya pasti sukar dipertahankan." "Apa katamu" Dia memiliki urat nadi Liok-im yang buntu?" teriak Peng-say terkejut.

Dia pernah mendengar dari Tio Tay-peng bahwa di dunia ini ada sejenis orang yang selama hidupnya tidak boleh belajar silat, jika memaksa belajar silat, biarpun gerakan yang sangat umum, tentu juga akan mengakibatkan urat nadi Liok-im terganggu dan jiwa bisa melayang.

Hal ini disebabkan kelainan orang yang memiliki urat nadi Liok-im yang bi ...

bila orang biasa dapat belajar silat untuk kesehatan maka orang yang mempunyai kelainan urat nadi itu tak dapat berlatih, bahkan terlalu lelah juga tidak boleh, apalagi kalau bergerak terlatu keras dan mengguncangkan Liok-im, bisa jadi urat nadi akan putus seketika dan binasa.

Dengan sendirinya Soat Peng-say tidak mau menanggung dosa membikin celaka nyawa orang, cepat ia berseru: "Harap berhenti, nona!" Saat itu Sau Kim-leng sudah main sampai jurus ke-17, kepala sudah terasa pusing dan mata ber-kunang2, ia tahu bila permainan diteruskan tentu membahayakan jiwanya, maka demi mendengar seruan Soat Peng-say itu, perlahan2 ia lantas menghentikan gerakan pedangnya.

Dukungan & Donasi

Bantu kami terus update dengan memberi dukungan melalui:

BCA 7891767327
Trakteer
Post a Comment