Memang betul apa yang dituturkan oleh Cin Cin Tojin. Bangsa Tartar yang selalu menggunakan segala kesempatan untuk memasuki tapai batas Tiongkok, merampok dan menculik orang-orang dari dusun-dusun pinggir tapal batas untuk dijadikan pekerja paksa, kini mulai mengacau lagi setelah mereka dipukui mundur pada beberapa tahun yang lalu. Mereka sengaja mempergunakan kesempatan pada waktu Tiongkok mengalami kesukaran dan kekalutan berhubung dengan datangnya bencana alam itu. Pada masa itu, Kaisar Tiongkok memang kurang memperhatikan keadaan negerinya, terutama sekali oleh karena datangnya bencana aiam itu yang melemahkan semangat rakyat, maka pertahanan menjadi lemah dan tentara kerajaan yang dikirim ke perbatasan barat itu tidakkuat menghadapi pengacau bangsa Tartar yang selain berjumlah besar, juga memiliki banyak sekali orang-orang kuat yang berkepandaian tinggi.
Biarpun para ksatria di masa itu tidak senang melihat kelaliman kaisar, akan tetapi kini melihat sepak terjang para pengacau yang merampok dan menculik bangsanya, maka timbullah semangat perlawanan dan kebencian mereka. Serentak dari segenap penjuru daratan Tiongkok, para enghiong ini menujli ke perbatasan barat dan membantu dengan sukarela kepada rakyat untuk mengusir pengacau- pengacau Tartar.
Pada, waktu itu, kaum pengacau yang membanjir dari utara dan barat, berpusat di sekitar Seeipk, sebuah dusun besar di dekat tapal batas Tiongkok. Di daerah inilah pertempuran-pertempuran besar terjadi dan setiap hari banyak pendekar-pendekar datang ke tempat ini untuk menyumbangkan tenaganya.
Ketika Tan Hong dan Ong Kai tiba di dusun ini, yang menjadi pemimpin para enghiong adalah Lee Kun, seorang pendekar yang tersohor gagah perkasa dari selatan. Lee Kun adalah seprang tokoh persilatan yang paham akan segala macam ilmu silat, terutama dalam ilmu silat Siauw lim pai dan Butongpai. Usianya empat puluh tahun lebih dan walaupun tubuhnya tak beberapa besar, namun alis matanya yang tebal dan hitam itu membuat mukanya tampak gagah dan menakutkan.
Lee Kun menyambut kedatangan Tan Hong dan Ong Kai dengan gembira, apalagi ketika ia mendengar bahwa keduanya adalah muridmurid Cin Cin Tojin dan Lio Cin Ki si Garuda Sakti yang telah terkenal itu. Ketika ia mendengar kenyataan bahwa Tan Hong adalah Gin kiam Gin to, ia membelalakkah matanya dengan kagum ia berkata, "Ah, Tan hiante, tak kusangka bahwa Gin-kiam Gi-to yang tersohor di kalangan kangouw itu, adalah seorang yang masih begini muda seperti engkau!"
Tan Hong menjawab dengan ucapan merendah, "Lee taihiap, aku yang muda dan bodoh tak pantas dikagumi."
Lee Kun tertawa dan merasa senang melihat kesopanan anak muda ini. Iapun kagum melihat sikap Ong Kai yang gagah seperti Thio Hwi (seorang tokoh besar dalam cerita sejarah Sam Kok).
"Dari mengapa kedua suhu kalian tidak tiatang?” tanyanya.
"Suhu sedang melanjutkan perjalanan mencari kawan- kawan pembantu yang hendak dibawa ke sini untuk membantu pula." jawab Ong Kai hingga Lee Kun menjadi makin girang.
“Ah, kalau semua orang seperti kedua suhumu dan kalian berdua saudara muda ini turut membantu, sebentar saja para pangacau itu tentu dapat terbasmi habis!" katanya sambil menghela napas.
"Sayang, sebagian besar para ksatria pada waktu ini hanya mengingat kepentingan sendiri saja dan sama sekali tidak mau memperdulikan keadaan negara dan rakyat. Sungguh sayang!"
Para pendekar, yang telah datang dan membantu di tempat itu berjumlah empat puluh orang lebih yang dipencarpencar ke tempat sepanjang batas negeri untuk memperkuat penjagaan tentara kerajaan dan membantu para perwira kerajaan. Tan Hong dan Ong Kai lalu mendapat tugas dari Lee Kun untuk membantu pertahanan di Pegunungan Kimkesan, karena di situ seringkali mendapat serbuan para pengacau yang dipimpin oleh orang-orang pandai. Lee Kun yang menduga akan ketinggian ilmu silat kedua pemuda ini, tak ragu-ragu lagi mengirim mereka ke tempat yang paling berbahaya, di mana kedudukan musuh paling kuat.
Kedatangan Tan Hong dan Ong Kai di Kimkesan mendapat sambutan riang gembira dari para petugas di situ, oleh karena mereka telah berkali-kali mendapat gangguan serangan para pengacau yang sangat kuat hingga menderita banyak kerugian. Dalam keadaan seperti itu, makin banyak datangnya balabantuan, makin menggirangkan mereka. Dan pada saat itu yang memimpin penjagaan di Kimkesan adalah seorang perwira bernama Bu Sam Kwi. Perwira ini masih muda dan lagaknya sombong sekali, oleh karena ia merasa bahwa dirinya sudah sangat pandai dan gagah perkasa. Memang ia memiliki ilmu silat cabang Kunlun yang cukup tinggi. Ia terkenal keras memegang peraturan hingga ditakuti oleh anak buahnya, sedangkan beberapa orang enghiong yang datang sebagai pembantu sukarela, tidak dapat bergaul dengannya.
Biarpun Bu Sam Kwi tidak beram menolak bantuan para enghiong ini dan tidak berani terang-terangan menceia atau memandahg rendah kepada mereka, namun sikapnya terhadap mereka acuh tak acuh.
Padahal lima orang enghiong yang dikirim Lee Kun untuk membantunya, bukanlah orang sembarangan, karena mereka ini adalah Biciu Ngoeng (Lima Pendekar dari Biciu) yang cukup terkenal. Baru setelah tempat penjagaan yang berada di bawah pengawasannya itu diserang berkali-kali oleh pengacau Tartar dan ia menderita banyak sekali kekalahan dan berkat bantuan kelima pendekar itu saja maka tempat penjagaan tak sampai jatuh di tangan musuh, ia muiai bersikap lebih ramah dan hormat.
Tah Hong dan Ong Kai disambut dengan hangat oleh Biciu Ngoeng dan setelah penyambutan resmi dilakukan oleh Bu Sam Kwi, kelima pendekar yang sudah ianjut usia itu lalu mengajak Tan Hong dah Ong Kai untuk bicara di tenda mereka. Biciu Ngoeng ini lalu menuturkan keadaan di situ dan memesan agar mereka berdua suka melakukan pekerjaan menurut pendapat dan kebijaksanaan sendiri saja, pleh karena kalau hanya menurut perintah Bu Sam Kwi yang sombong, tapi sebenarnya tidak pandai apa-apa itu, maka bantuan mereka akan sia-sia belaka.
"Telah berkali-kali kami berlima mehgusulkan supaya mengejar dan memukul pengacau di tempat pemberhentian mereka, karena kami menganggap menanti datangnya serbuan mereka bukanlah taktik yang sempurna. Kita menjadi lelah karena melakukan penjagaan saja tanpa mengetahui bila mereka akan datang menyerbu, sedangkan para pangacau itu dengan enaknya dapat mempermainkan kita. Kalau kita mengantuk karena terlalu lama menjaga, mereka tiba-tiba datang menyerbul"
Tan Hong dan Ong Kai tidak banyak mengerti tentang taktik peperangan akan tetapi mereka dapat juga memberikan pendapat pendekar tua itu.
“Bagaimana mereka itu bisa mengetahui keadaan kita?" tanya Ong Kai dan mereka berdua mendapat jawaban yang membuat keduanya tertegun karena heran.
"Ketahuilah, jiwi hiante, agaknya pihak pengacau mempunyai banyak kaki tangan yang terdiri dari bangsa kita sendiri di sini dan dimana-mana, bahkan setiap tempat penjagaan kami rasa terdapat pula mata-matanya!" Kata- kata ini diucapkan dalam bisikan.
"Bangsat benar!" Tan Hong memaki marah. "Kalau aku dapat menangkap pengkhianat macam itu, tentu takkan kuberi ampun! Dan sudah tahukah Lee enghiong akan hal ini?"
Kelima jago dari Biciu itu mengangguk, "Kami semua sudah tahu dan bahkan sudah banyak yang kami tangkap dan kami bunuh. Akan tetapi agaknya ada seorang pemimpinnya di daerah ini yang mengatur semua langkah- langkah mereka itu hingga pihak pengacau telah mengetahui semua rencana kita. Karena inilah, maka tiap Lee enghiong mengadakan sergapan, selalu sarang pengacau itu didapati kosong!"
Tan Hong dan Ong Kai merasa gemas sekali. Mereka berjanji di dalam hati untuk membasmi pengkhianat- pengkhianat ini!
Penuturan Biciu Ngo eng memang betul terjadi dan hal ini sebenarnya tidak aneh. Para perwira yang membantu dan mendatangi daerah barat di mana terjadi pergolakan ini, terdiri dari bermacam-macam orang. Ada piauwsu, guru silat, pendeta, perampok dan siapa saja yang memiiiki kepandaian dan kesanggupan bertempur. Dan hal inipun diketahui oleh pihak pengacau yang merasa betapa beratnya menghadapi sekalian orang-orang pintar ini, lebih berat daripada menghadapi tentara-tentara kerajaan yang banyak jumlahnya, akan tetapi yang tidak becus bertempur. Maka mereka lalu mencari akal. Diam-diam mereka mengutus kaki tangannya untuk menghubungi para pembantu sukarela ini dan memilih-milih mereka yang memang berbatin rendah. Dengan pengaruh emas mereka akhirnya dapat juga mempengaruhi beberapa tokoh liok-lim untuk diam-diam membantu pihak mereka dan menjalankan pekerjaan sebagai mata-mata dan penyelidik! Bahkan tidak kurang jumlahnya tentara kerajaan yang kena disuap hingga merekapun menjadi pengkhianat bangsa!