Halo!

Maling Budiman Berpedang Perak Chapter 27

Memuat...

Ketahuilah, aku adalah tamu kedua sahabat ini dan namaku Ti Bong Hosiang. Apakah benar-benar kalian bertiga ini memusuhi Bhok Kong Hwesio dan Kim Kong Hwesio? Sungguh aneh, bukankah ini berarti kalian mencari kesukaran dan kematian sendiri? Sayang, sayang, terutama nona ini, sayang sekali kalau sampai mendapat luka!” Setelah berkata demikian, ia pandang wajah Siok Lan dengan mulut menyeringai menjemukan.

Akan tetapi ketiga anak muda itu sama sekali tidak memperdulikan omongan Ti Bong Hosiang, ketiga anak muda itu sudah merasa marah dan benci sekali hingga pada saat itu juga mereka telah mencabut senjata masing-masing.

“Bhok Kong dan Kim Kong Hwesio. Tak perduli kalian akan dibantu oleh siapa juga, saat ini kami pasti akan mengirimkan nyawa kalian yang kotor!” kata Tan Hong sambil melangkah maju.

“Ha, ha, ha! Gin-kiam Gi-to maling rendah, kau sungguh sombong! Mengapa kau tidak ajak Lo Cin Ki si tua bangka itu ke sini? Apakah ia telah mampus kena pukulan dulu?” Kim Kong Hwesio berkata menyindir sambil mengeluarkan kebutannya yang ampuh, demikian pula Bhok Kong Hwesio.

“Hwesio bangsat, lihat pedang!” tiba-tiba Siok Lan berseru keras dan maju menyerang, oleh karena gadis ini tidak tahan lagi mendengar nama ayahnya dihina. Kim Kong Hwesio tertawa menghina dan menyambut serangan Siok Lan dengan kebutannya. Ong Kai berseru keras dan menyerbu pula, membantu sumoinya mengeroyok Kim Kong Hwesio yang hebat.

Tan Hong juga tidak mau menyia-nyiakan waktu dan segera maju menyerang dan ia diterima oleh Bhok Kong Hwesio yang memainkan kebutannya dengan sengit. Hwesio ini teringat akan kekalahannya dulu terhadap Lo Cin Ki dan kini hendak menebus kekalahan itu kepada anak-anak muda ini. Dengan menggeram keras ia putar kebutannya sedemikian rupa hingga Tan Hong harus berlaku hati-hati sekali untuk menghadapinya.

Memang sesungguhnya, ketiga orang anak muda ini telah berlaku terlalu berani mencari kedua orang musuh besar itu bertiga saja. Sedangkan dulu, ketika Lo Cin Ki ikut turun tangan, tiga dewa dari Pek-hoa-san ini masih sukar sekali dikalahkan, dan hanya setelah mengeroyok Beng Kong Hwesio berdua bersama Siok Lan, barulah Tan Hong dan Siok Lan berhasil mengalahkan hwesio itu. Sekarang Lo Cin Ki tidak berada di situ, sedangkan kedua orang hwesio tangguh itu mendapat bantuan seorang hwesio lain! Akan tetapi, berkat ketabahan dan ketangkasan mereka, sedikitpun mereka tidak merasa takut dan menyerang dengan mengerahkan seluruh kepandaian dan tenaga!

Tan Hong yang menghadapi Bhok Kong Hwesio seorang diri, segera merasa betapa berat dan tangguh lawannya ini, labih tangguh daripada mendiang Beng Kong Hwesio. Sedangkan dulu ketika menghadapi Beng Kong Hwesio, pemuda ini masih berada di pihak yang terdesak, apalagi kini menghadapi Bhok Kong Hwesio yang memainkan hudtimnya dengan cara luar biasa sekali. Tan Hong harus mengerahkan seluruh tenaga dan kepandaiannya untuk menahan semua serangan yang dilancarkan secara bertubi- tubi dan dilakukan sambil tertawa menyindir!

Sedangkan Ong Kai dan Siok Lan yang bekerja sama, hanya dapat menangkis dan mempertahankan diri saja dari desakan Kim Kong Hwesio yang berkepandaian lebih tinggi daripada Bhok Kong! Untung kedua orang anak muda ini mendapat didikan ilmu pedang dari seorang guru, maka gerakan-gerakan mereka dapat sesuai dan cocok sekali hingga merupakan sebuah pertahanan yang kuat juga dan agaknya takkan mudah dapat dikalahkan. Keadaan ketiga anak muda itu benar-benar terdesak dan berbahaya, sedangkan Ti Bong Hosiang sama sekali belum bertindak apa-apa, hanya berdiri menonton sambil tersenyum. Kalau hwesio yang berkepandaian amat tinggi, lebih tinggi daripada Bhok Kong atau Kim Kong ini maju pula menyerang, pasti Tan Hong dan kawan-kawannya takkan kuat mempertahankan diri lebih lama lagi!

Bhok Kong Hwesio merasa gemas sekali setelah beberapa lama menyerang belum juga dapat menjatuhkan Tan Hong yang benar-benar memiliki ilmu pedang cukup sempurna dan pertahanan yang sangat kuat. Pedang perak di tangan anak muda ini berputar cepat merupakan benteng putih yang sukar ditembus oleh hudtimnya. Sebaliknya Tan Hong menjadi sibuk juga oleh karena serbuan hwesio itu benar-benar tak memungkinkan ia melakukan serangan balasan. Tiba-tiba Tan Hong teringat akan pelajaran Sin- hong Kiam-sut yang baru saja dipelajarinya dari Raja Pengemis. Ia lalu bermaksud mempergunakan ilmu pedang baru ini, dan sambil berseru keras tiba-tiba ia merubah gerakan pedangnya yang dipergunakan untuk menyerang sambil melompat ke atas. Gerakan ini tak terduga sama sekali dan ketika Tan Hong memutar pedang dengan gerakan aneh melakukan gerak tipu Burung Hong Pentang Sayap dan menyerang pundak kiri dan kanan lawannya dengan gerakan cepat, hampir saja pundak kanan Bhok Kong Hwesio tertusuk! Pendeta ini terkejut sekali dan melompat mundur dengan wajah pucat. Tan hong merasa gembira bahwa jurus pertama dari Sin-hong Kiam-sut ternyata telah berhasil baik, maka ia lalu menyusul dengan serangan ke dua, yakni tipu gerakan Burung Hong Mematuk Ular, jurus ke lima dari Sin-hong Kiam-sut. Pedangnya yang dipakai menusuk tenggorokan musuh bergerak ke depan dan tidak seperti gerakan ilmu pedang lain yang menusuk langsung dan cepat, gerakan ini dibarengi dengan ujung pedang yang digetar-getarkan hingga membingungkan lawan yang tidak tahu ke mana pedang itu hendak ditusukkan! Ketika pedang telah mendekati leher dan Bhok Kong Hwesio sudah mengangkat hudtimnya untuk melihat ujung pedang, ternyata bahwa tusukan pada leher itu hanyalah gertakan belaka karena sebenarnya ujung pedang diturunkan ke bawah dan langsung menusuk ulu hati!

Kembali Bhok Kong Hwesio dikejutkan oleh tipu silat yang aneh ini, dan untuk kedua kalinya ia terpaksa mengelak sambil melompat ke samping, akan tetapi secepat kilat Tan Hong sudah melayang ke atas dan mengirim tusukan ke arah kepala lawan dan kaki kirinya menendang pundak dari atas. Inilah gerak tipu Burung Hong Menyambar Rumput. Hampir saja serangan ini berhasil oleh karena Bhok Kong Hwesio kena tertipu oleh serangan pedang Tan Hong yang menuju ke kepalanya dan sama sekali tidak menduga akan datangnya tendangan kaki kiri itu. Hwesio ini tadinya telah merasa girang oleh karena tusukan pedang Tan Hong telah dapat ditangkisnya dengan hudtim, bahkan ujung kebutan itu dipakai untuk melibat pedang lawan untuk dirampas, akan tetapi ketika ia merasa sambaran yang menuju ke pundaknya, ia menjadi terkejut sekali oleh karena tahu-tahu ujung kaki Tan Hong yang hendak menendang jalan darah di pundaknya telah datang dekat sekali! !! Terpaksa ia melepaskan libatan hudtim dari pedang lawannya dan membuang dirinya ke belakang untuk mengelak tendangan yang cukup berbahaya itu!

Tan Hong makin bersemangat dan melakukan serangan dengan Sin-hong Kiam-sut bertubi-tubi. Benar-benar Bhok Kong Hwesio terdesak hebat oleh karena hwesio ini sama sekali tidak mengenal ilmu pedang yang hebat ini. Hal ini diketahui baik oleh Ti Bong Hosiang, maka hwesio ini merasa tidak enak untuk tinggal diam saja. Ia lalu mencabut keluar sebatang tongkat kepala ular dan berkata kepada Bhok Kong Hwesio, “Bhok-bengyu mundurlah biar pinceng menghadapi bocah ini. “

Bho Kong Hwesio bernapas lega dan melompat mundur. Ia merasa gemas dan heran sekali oleh karena tidak tahu darimana pemuda itu mendapatkan ilmu pedang demukian aneh dan hebatnya. Diam-diam ia merasa kagum sekali, dan maklum bahwa ilmu pedang yang berturut-turut digerakkan oleh pemuda itu dan yang hampir saja mencelakakannya bukanlah Bok-san Kiam-hoat. Ia lalu memandang ke arah Kim Kong Hwesio yang masih dikeroyok oleh Siok Lan dan Ong Kai dilihatnya bahwa biarpun suhengnya itu mendesak hebat, namun pertahanan kedua murid Bok-san-pai itu amat kuat dan sukar sekali dirobohkan. Maka ia lalu memutar hudtimnya dan menyerbu sambil berkata, “Hai, anjing-anjing kecil, bersedialah untuk mampus!” Ia lalu menyerang Siok Lan oleh karena tahu bahwa gadis ini adalah puteri Lo Cin Ki dan ia hendak membalas sakit hatinya oleh karena kekalahannya terhadap si Garuda Sakti dulu itu kepada puterinya! Terpaksa Siok Lan meninggalkan Kim Kong Hwesio menyambut serangan Bhok Kong Hwesio. Tadinya gadis ini terkejut sekali hingga mukanya menjadi pucat ketika mendengar bentakan Bhok Kong Hwesio yang tadi ia lihat bertempur melawan Tan Hong. Dengan sangat khawatir ia menyangka bahwa Tan Hong telah kena dirobohkan, akan tetapi ketika ia mengerling dan mengetahui bahwa pemuda itu sedang bertempur melawan hwesio tinggi besar itu, ia bernapas lega dan menyambut serangan Bhok Kong Hwesio dengan penuh semangat!

Tadinya Bhok Kong Hwesio bermaksud keji, yakni hendak menawan gadis itu hiduphidup untuk dipermainkan, akan tetapi begitu mereka bertempur, terpaksa ia membuang jauhjauh pikiran kotor itu, karena ilmu pedang gadis ini hampir sama hebatnya dengan Bok- san Kiam-hoat yang dimainkan oleh Tan Hong untuk mempertahankan diri. Pedang gadis inipun berputar cepat merupakan benteng baja yang sukar ditembus, hingga jangankan hendak menawan hidup-hidup dan mempermainkan, kalau ia tidak mengerahkan kepandaiannya pasti

ia akan terdesak. Terpaksa Bhok Kong Hwesio lalu mengeluarkan seluruh kepandaian dan tenaga hingga akhirnya Siok Lan menjadi sibuk sekali untuk mempertahankan diri. Gadis ini telah mulai lelah oleh karena ia harus terus menerus memutar pedangnya melindungi tubuhnya dari serangan hudtim yang berbahaya itu. Keringat mulai membasahi keningnya, akan tetapi setapakpun ia tidak mundur dan seujung rambutpun ia tidak menjadi takut atau bingung. Dengan menggigit bibir, ia mengeluarkan seluruh kepandaian yang pernah dipelajarinya dari ayahnya, dan mengambil keputusan untuk bertahan sampai detik terakhir! Tentu saja kenekatan gadis ini telah memperkuat pertahanannya lagi hingga untuk sementara waktu Bhok Kong Hwesio tak berdaya dan belum dapat mengalahkannya walaupun ia terus menerus mendesak keras.

Yang paling berat dan berbahaya kedudukannya adalah Ong Kai. Pemuda ini menghadapi lawan terberat dari Pek- hoa Sam-sian dan tadi ketika masih ada Siok Lan yang membantunya, mereka berduapun hanya dapat mempertahankan diri saja. Sekarang Siok Lan dipaksa menghadapi Bhok Kong Hwesio dan ia ditinggal seorang diri menghadapi amukan Kim Kong Hwesio. Tentu saja ia menjadi sibuk dan beberapa kali ujung kebutan lawannya hampir saja merobohkannya. Ia teringat akan pelajaran Ngo-lian-ciang-hwat yang diturunkan oleh Kim Liong Hoatsu kepadanya baru-baru ini. Celakanya ilmu silat yang dipelajarinya itu adalah ilmu silat tangan kosong dan tak dapat dimainkan dengan pedang di tangan! Akan tetapi Ong Kai memang berotak cerdik dan mempunyai banyak akal. Sambil melompat mundur menghindarkan diri dari sabetan kebutan Kim Kong Hwesio, ia berseru, “He ... hwesio tua busuk! Kalau kau memang jantan simpanlah kebutan lalatmu itu dan mari kita berkelahi dengan tangan kosong! Aku merasa benci, bosan dan jijik melihat kebutan lalatmu yang bau bangkai itu!”

Kim Kong Hwesio menyangka bahwa pemuda muka hitam itu sengaja menggunakan akal dengan kata-kata keji untuk memancing supaya ia menjadi marah. Maka ia tertawa dan berkata, “Cacing! Kalau mau mampus selalu berkelejetan dulu! Kau juga anjing kecil muka hitam yang sudah menghadapi maut menjual banyak tingkah! Kau lebih senang mati di bawah kepalan tanganku daripada di bawah hudtimku? Baik, baik! Aku akan membikin kau mampus dengan sekali pukul!” Hwesio itu lalu menyimpan hudtimnya yang diselipkan di belakang punggung sedangkan Ong Kai juga menyimpan pedangnya dan memasang kuda-kuda.

Sekali lagi Kim Kong Hwesio tertawa mengejek, kemudian tiba-tiba tubuhnya meloncat maju dan menubruk mengirim serangan maut! Ong Kai mengelak ke kiri balas menyerang hingga tak lama kemudian mereka berkelahi kembali dengan lebih hebat, walaupun kini keduanya tidak memegang senjata. Mula-mula Ong Kai mainkan ilmu silat Bok-san-pai, akan tetapi baru dua puluh jurus saja mereka berkelahi, ketika Kim Kong Hwesio memukul dadanya dan Ong Kai menanti, tahu-tahu tangan yang memukul itu ubah mencengkeram dan berhasil memegang lengan tangan Ong Kai yang menangkis! Kim Kong Hwesio tertawa menyeramkan sebaliknya Ong Kai terkejut sekali karena merasa betapa lengan tangannya sakit. Ia tak berdaya melepaskan cengkeraman ini dan tahu bahwa kematiannya telah membayang di depan mata. Tiba-tiba ia teringat akan pelajaran silat Ngolian-ciang-hwat dan ia segera memutar tubuhnya dan oleh karenanya lengan yang terpegang ikut terputar. Kemudian sambil berseru keras ia ulurkan tangan kirinya menotok ke arah lambung lawannya sambil menggerakkan lengan yang terpegang itu ke arah ibu jari tangan Kim Kong yang memegang. Hwesio ini cepat mengulur tangan untuk menangkap tangan kiri Ong Kai, tahu-tahu totokan itu ditarik kembali dan kini jari-jari tangan Ong Kai menyerang ke atas hendak menusuk matanya! Kim Kong Hwesio terkejut sekali dan sebelum ia dapat bertahan, tahu-tahu tangan kanan Ong Kai yang tadi dipegang secara aneh telah terlepas!

Inilah kehebatan ilmu silat Ngo-lian-ciang-hwat yang mempunyai bagian lemas dan keras, kuat dan tahan lama bagaikan bunga teratai dan licin pula, sesuai dengan namanya Ngo-lian-ciang-hwat, Ilmu Silat Tangan Kosong Lima Teratai! Biarpun gerakan Ngo-lianciang-hwat tadi telah menggirangkan hati Ong Kai karena telah melepaskan dirinya daripada bahaya maut, akan tetapi pada pergelangan lengan tangannya nampak bekas pegangan Kim Kong Hwesio yang membuat kulit lengannya menjadi merah dan matang biru! Bulu romanya berdiri membayangkan nasibnya apabila ia tidak dapat segera melepaskan diri tadi. Maka dengan marah ia lalu balas menyerang, kini mengeluarkan jurus-jurus ilmu silat Ngo- lianciang-hwat yang baru dipelajarinya. Kim Kong Hwesio sangat heran melihat gerakan pemuda hitam itu. Inilah ilmu silat yang belum pernah dilihatnya dan ketika Ong Kai telah menyerangnya dengan Ngo-lianciang-hwat sebanyak sebelas jurus, telah dua kali kepalan Ong Kai berhasil memasuki pertahanan Kim Kong. Sekali menghantam pundaknya dan yang kedua kali memukul pahanya. Biarpun berkat kehebatannya pukulan itu tidak mendatangkan luka, akan tetapi cukup membuat Kim Kong Hwesio menjadi terkejut, marah, dan juga takut, hingga ia berkelahi dengan lebih hati-hati dan tidak sembarangan mendesak secara membabi buta seperti tadi!

Dukungan & Donasi

Bantu kami terus update dengan memberi dukungan melalui:

BCA 7891767327
Trakteer
Post a Comment