Halo!

Kisah Pendekar Bongkok Chapter 05

Memuat...

Setelah merasa puas dengan penyerahan diri yang sama sekali tidak mengandung perlawanan seperti dijanjikan gadis itu, Yauw Sun Kok merasa semakin sayang kepada Lan Song. Rasa sayang itu dibuktikan dengan diturutinya permintaan gadis itu untuk menguburkan jenazah ayah ibu gadis itu, suhengnya, dan dua orang pelayan. Sun Kok malam itu juga menggali lubang-lubang di belakang rumah keluarga Sie, menguburkan jenazah suami isteri Sie Kian dalam satu lubang, jenazab Kin Cu An dan dua orang pelayan di lain lubang. Kemudian, menjelang pagi, diapun memondong tubuh Lan Song yang juga memondong Sie Liong melarikan diri secepetnya meninggalkan tempat itu.

Gegerlah penduduk Tiong-cin ketika pada keesokan harinya mereka mendapatkan rumah keluarga Sie sunyi senyap. Ketika para penduduk memeriksa, mereka tidak menemukan seorangpun penghuni di rumah itu. Di pekarangen dan di ruangan berlatth silat nampak banyak darah, dan semua binatang di rumah itu mati dalam kandangnya. Tentu saja para petugas pemerintah melakukan pemeriksaan dan mereka menemukan dua lubang kuburan baru itu. Kuburan dibongkar dan makin gegerlah kota Tiong-cin ketika mereka menemukan mayat-mayat Sie Kian, isterinya, muridnya, dan dua orang pelayan wanita. Jelas mereka itu tewas karena dibunuh, bahkan Sie Kian dan isterinya tewas dengan kepala terpisah dari badannya. Yang membuat semua orang bingung adalah lenyapnya Sie Lan Hong dan Sie Liong, dua orang anak keluarga Sie itu.

Teka-teki peristiwa yang terjadi di rumah keluarga Sie itu tetap merupakan rahasia yang tidak terpecahkan oleh semua orang. Dan rahasia itu memang tidak mungkin dapat dipecahkan karena dua orang yang dapat menjadi kunci pembuka rahasia itu, yaitu Sie Lan Hong dan Sie Liong, telah pergi jauh sekali dari tempat itu. Ratusan bahkan ribuan li jauhnya dari kota Tiong-cin karena Yauw Sun Kok membawanya pergi ke barat, jauh sekali, di perbatasan barat propinsi Sin-kiang! Yauw Sun Kok adalah seorang laki-laki petualang yang sudah hidup sebatangkara sejak masih kecil. Kedua orang tuanya telah meninggal dunia karena wabah penyakit menular yang amat berbahaya di dusunnya dan dalam usia sepuluh tahun dia sudah hidup sebatang kara dan yatim piatu.

Kehidupan yang keras seorang diri ini menggemblengnya menjadi seorang pemuda yang keras. Namun, dia memang memiliki kecerdikan sehingga biarpun ketika ayah ibunya meninggal dia baru berusia sepuluh tahun, namun dia telah memiliki kepandaian membaca dan menulis. Ketika dia hidup seorang diri, merantau sebatangkara dan menemui banyak kekerasan dan kesulitan hidup, dia mengerti bahwa dalam kehidupan yang sulit dan serba keras itu, dia perlu menguasai ilmu silat. Maka, ke manapun dia merantau, dia selalu berusaha untuk mempelajari ilmu silat dari siapapun. Akhirnya, dalam usia lima belas tahun, setelah menguasai beberapa macam ilmu silat, dia bekerja pada seorang kepala perampok kenamaan di sepanjang Sungai Kuning.

Karena dia setia dan pandai mengambil hati, diapun menjadi murid kepala perampok itu dan mempelajari ilmu silat dan ilmu.... merampok! Seringkali dia mewakili gurunya memimpin anak buah untuk merampok atau membajak perahu-perahu di sungai dan dalam usia dua puluh tahun, dia telah menjadi seorang perampok yang lihai dan ditakuti. Bukan saja ilmu silatnya cukup lihai, akan tetapi juga dia masih bersikap seperti orang terpelajar dengan modal sedikit ilmu sastra yang pernah dipelajari di waktu ayahnya masih hidup. Pakaiannya selalu rapi dan karena wajahnya tampan, maka banyak wanita yang jatuh hati kepadanya. Di antara gadis yang tergila-gila kepadanya adalah puteri kepala perampok itu sendiri! Gadis puteri kepala perampok itu memang cantik manis, dan segera terjadilah hubungan akrab di antara mereka.

Akan tetapi, kepala perampok itu tidak setuju kalau puterinya berjodoh dengan Sun Kok yang menjadi pembantunya dan muridnya pula. Biarpun dia kepala perampok, akan tetapi dia tidak ingin melihat puterinya menjadi isteri perampok! Dia ingin melihat puterinya menjadi isteri seorang pejabat tinggi atau seorang hartawan, setidaknya seorang yang hidup terhormat dan terpandang! Di sini terbukti bahwa setiap orang yang melakukan penyelewengan dalam hidupnya, sama sekali bukan karena dia tidak tahu, atau dia menyukai pekerjaan maksiat atau penyelewengan itu! Kalau dia mampu, tentu saja dia akan menjauhi perbuatan menyeleweng itu! Kalau seorang pencuri sudah menjadi kaya raya dan terhormat, tak mungkin dia ingin mencuri lagi! Kepala perampok itupun tidak ingin mempunyai mantu perampok!

Akan tetapi, hubungan antara Sun Kok dan puteri perampok itu sudah amat jauh dan mendalam, bahkan puteri kepala perampok itu sudah berulang kali menyerahkan diri kepada Sun Kok. Sudah berulang kali mereka melakukan hubungan suami isteri dengan pencurahan kasih sayang. Karena dihalangi oleh orang tua gadis itu, jalan satu-satunya bagi mereka hanyalah minggat! Sun Kok dan kekasihnya meninggalkan sarang kepala perampok itu dan gadis itu ketika lari membawa pula beberapa barang berharga. Dan mulailah mereka berdua hidup sebagai suami isteri perampok! Mereka jauh meninggalkan sarang kepala perampok di tepi Sungai Kuning itu dan mereka menjadi perampok di sepanjang perbatasan Propinsi Hok-kian di timur.

Demikianlah sedikit riwayat Yauw Sun Kok sampai lima tahun kemudian, ketika dia berusia dua puluh lima tahun dan menjadi perampok bersama isterinya tercinta, mereka berdua ketika sedang merampok kereta keluarga bangsawan; mereka bertemu dengan Sie Kian dan dalam perkelahian, isteri Yauw Sun Kok tewas di tangan Sie Kian! Yauw Sun Kok yang kematian isterinya, menjadi berduka sekali dan dia mendendam sakit hati yang hebat terhadap Sie Kian. Kembali dia hidup sebatangkara karena isterinya belum pernah melahirkan seorang anak. Dengan dandam yang bernyala, Yauw Sun Kok lalu merantau ke barat. Dia mendengar bahwa Pegunungan Himalaya merupakan gudang para pertapa yang memiliki ilmu kepandaian tinggi, maka ke sanalah dia pergi, untuk belajar ilmu silat yang lebih tinggi agar kelak dia dapat membalas dandamnya kepada Sie Kian.

Selama lima tahun, Yau Sun Kok menghamburkan semua hartanya yang dikumpulkan dari hasil merampok bersama isterinya, termasuk harta bawaan isterinya, untuk belajar ilmu silat. Bermacam guru ditemuinya dan diapun berhasil mempelajari ilmu silat yang lebih tinggi, dan mendapatkan sebatang pedang pusaka yang disebut Pek-lian-kiam (Pedang Teratai Putih) karena di badan pedang itu terdapat ukiran setangkai bunga teratai putih dan pedang itu sendiri terbuat dari baja putih sehingga kalau dimainkan menjadi gulungan sinar putih yang menyilaukan mata.

Setelah merasa cukup memiliki ilmu silat yang boleh diandalkan, Yauw Sun Kok lalu pergi mencari musuh besarnya. Tidak sukar baginya untuk menemukan tempat tinggal Sie Kian atau Sie Kauwsu yang membuka perguruan silat bayaran di kota Tiong-cin itu. Dia melakukan penyelidikan dan merasa girang melihat betapa rumah keluarga Sie berdiri terpencil dan para muridnya tinggal di luar perguruan. Setelah memperhitungkan masak-masak, dia lalu mengirim surat ancaman itu dengan mempergunakan senjata rahasia piauwnya dan akhirnya, dia berhasil membasmi keluarga Sie, dan melarikan dua orang anak musuh besarnya. Sungguh di luar perhitungannya bahwa dia dapat jatuh cinta kepada Lan Hong, padahal dia bukahlah seorang yang mata keranjang dan mudah tergila-gila kepada wanita cantik.

Mungkin karena ada persamaan atau kemiripan antara wajah Lien Hong dan mendiang isterinya, maka dia tertarik sekali. Setelah berhasil menaklukan Lan Hong sehingga gadis remaja itu menyerahkan diri kepadanya, Yauw Sun Kok merasa gembira sekali. Dia maklum bahwa perbuatannya di Tiong-cin itu akan menimbulkan kegemparan, maka dia lalu melakukan perjalanan secepatnya menuju ke barat! Dia membawa Lan Song yang telah menjadi isterinya itu ke Sin-kiang bersama anak kecil itu. Di sebuah kota kecil bernama Sung-jan, di perbatasan barat Propinsi Sin-kiang, Tauw Sun Kok telah memiliki sebuah rumah yang lumayan. Di sinilah tempat tinggalnya yang terakhir setelah menuntut ilmu. Dan di kota ini, namanya sudah mulai terkenal sebagai seorang yang lihai.

Namanya mulai terkenal, karena dia mempunyai hubungan dengan banyak tokoh kang-ouw di daerah barat. Memang Sun Kok pandai mengambil hati orang-orang kang-ouw yang berilmu titiggi dan dengan kepandaiannya mengambil hati ini, dia dapat mempelajari banyak macam ilmu silat. Setelah tiba di rumahnya, Sun Kok lalu merayakan pesta pernikahannya dengan Sie Lan Hong! Meriah juga pesta itu karena selain mengundang orang-orang terkemuka di kota Sung-jan, juga dia mengundang tokoh-tokoh kang-ouw di daerah barat yang menjadi kenalannya. Suatu keanehan terjadi dalam hati Sie Lan Hong. Melihat sikap bekas musuh besar yang kini menjadi suaminya itu, sikap yang amat baik, penuh dengan kelembutan dan cinta kasih, penuh kemesraan dan kesabaran, sedikit demi sedikit lenyaplah kebencian di dalam hati dara remaja ini!

Apalagi melihat betapa Sun Kok bersungguh-sungguh memperisterinya, bukan sekedar main-main dan untuk mempermainkannya saja. Melihat betapa suaminya itu mengadakan pesta yang meriah untuk pengesahan pernikahan mereka, timbul perasaan suka di hati gadis ini. Sun Kok yang berpengalaman itu memang pandai merayu, dan Lan Hong adalah seorang gadis yang usianya baru lima belas tahun, maka mudah saja dia terbuai dalam kemesraan dan kenikmatan kasih sayang suaminya. Perlahan-lahan, rasa benci dan dandam itu lenyap terganti perasaan cinta yang mesra! Akan tetapi ada suatu hal yang menggelisahkan hati Yauw Sun Kok. Diapun kini sudah tidak mendandam lagi kepada keluarga Sie, dan cintanya terhadap Lan Hong yang sudah menjadi isterinya adalah cinta yang mendalam.

Bahkan diapun tidak membenci Sie Liong, adik isterinya itu. Sebaliknya, dia juga memiliki perasaan sayang kepada anak itu, di samping perasaan iba mengingat betapa anak itu sudah tidak mempunyai ayah bunda lagi. Akan tetapi, di samping perasaan sayang dan iba ini, ada semacam kegelisahan timbul dalam hatinya setiap kali dia memangku dan menimang Sie Liong. Dalam diri anak ini dia melihat ancaman bahaya besar! Kalau kelak Sie Liong sudah menjadi seorang dewasa, tentu dia akan mendangar akan kematian ayah ibunya di tangan kakak iparnya ini, dan tentu akan terjadi malapetaka! Besar sekali kemungkinannya, Sie Liong kelak akan mencoba untuk membalas dandam! Dari pihak isterinya, dia tidak khawatir karena dia dapat merasakan kemesraan dan kasih sayang dari isterinya kepadanya. Akan tetapi anak ini?

Dukungan & Donasi

Bantu kami terus update dengan memberi dukungan melalui:

BCA 7891767327
Trakteer
Post a Comment