Ho Tiong Jong tahu lawannya sudah kalah, ia tidak perlu menyerang lagi. sementara itu tampik sorak sorai dibawah panggung riuh sekali.
Penonton dibikin kagum oleh serangan Ho Tiong Jong yang paling belakang, mereka tidak tahu entah dengan cara bagaimana pemuda itu bergerak dan menyabetkan goloknya, karena tahu-tahu setelah membentak "kena" oet-ti Kang lompat mundur dan rambutnya terpapas, sedang pedangnya yang sangat dibanggakan cit-seng-kiam telah menjadi doa potong.
Kim Hong Jie juga merasa sangat heran-
"Dia bergerak aneh sekali, entah dengan- ilmu silat apa ia telah mengalahkan lawan nya?" demikian Kim Hong Jie menanya pada dirinya sendiri. Betul-betul ia mengagumi pemuda tampan dan hebat ilmu silatnya itu.
Kalau dahulu ia begitu akrab pada Ho Tiong Jong dalam arti menyinta pada seorang kakak tapi kini entah bagaimana dengan mendadakan hatinya berdebaran dan tidak enak. Parasnya yang putih dan ramai dengan senyuman sejenak telah menjadi bersemu merah, seperti yang merasa jengah.
Perlahan-lahan ia pegang dadanya sendiri yang berdebaran, ia ingin menghentikan debaran itu, tapi tidak bisa. Entah bagaimana, saat hatinya seperti berbicara. Apa kau tidak ingin menemui pemuda tampan itu ?"
Suaranya sang hati membuat paras mukanya menjadi merah jengah.
sementara itu Ho Tiong Jong diatas panggang, dengan merendahkan dan hormat ia menjura
kepada penonton, seakan-akan yang mengucapkan terima kasih atas sambutan yang meriah bagi
kemenangannya tadi. Diam diam ia merasa bangga, ia berpikir. "Beginilah rasanya kalau menjadi
orang ternama "
Ia seperti ingat sesuatu, matanya lantas celingukan kan memandang ke tempatnya nona seng Justru Seng Giok Cin saat itu sedang memandang kepadanya, hingga dua pasang mata kebentrok. Nona Seng bersenyum, kemudian tundukkan kepalanya. Tinggal Ho Tiong Jong yang dak dik duk hatinya.
Bagaimana ia tidak dak dik duk hatinya dilirik dan dilempari senyuman oleh seorang gadis yang paling cantik diantara sekian banyak nona nona cantik yang hadir disitu. Bagaimana Ho Tiong Jong peroleh kemenangan yang mengagumkan itu?
Sebenarnya ilmu goloknya, seperti diketahui, hanya dua belas jurus saja. Setelah ini habis di mainkannya, habis juga perlawanannya pemuda itu, kecuali ia mengulangi permainannya itu.
Pada saat ilmu golok keramatnya jurus yang dua belas dikeluarkan semua, ia agak kebingungan juga. Tapi lantas ia mengingat akan ilmunya Tok- kay. Tok liong Ciang hoat, maka ia sudah sambung ilmu goloknya dengan ilmunya Tok-kay itu.
Benar-benar hebat sebab begitu ilmu itu dimainkan kontan Oet ti Kang keteter dan akhirnya menemui kekalahannya yang memalukan-
sebisa- bisa ia mendekati Kim Hong Jie supaya perhatiannya lebih tertarik kepadanya, ia melupakan wajahnya yang tidak dapat menarik gadis yang mana juga.
Melihat hidungnya yang pesek maka saja seorang gadis cantik sungkan mendekatinya. Karena ia berpengaruh, ayahnyapun terkenal sebagai jagoan yang dimalui dalam kalangan Kangouw, maka masih juga ada gadis-gadis yang suka bicara berhadap-hadapan dengannya meskipun dalam hatinya tentu diam-diam merasa sebal melihat mukanya yang jelek.
Kemenangan Ho Tiong Jong yang aneh membikin jago-jago tua pada berdiri dari duduknya, seperti Han San dan Han Goat dari golongan Llongbun, Kauw Seng Ngo dari Kun lun-pay, cie Kauw, Pek Boe Taysu dan Seng Eng Pocu dari Seng keepo. diantaranya Song Boe Ki yang kelihatan paling penasaran karena dua saudara seperguruannya kena dikalahkan mentah-mentah oleh Ho Tiong Jong.
la berkeputusan untuk turun tangan mengalahkan orang sho Ho itu.
juga dua saudara she Kong yang dijuluki Im-yang Siang kiam tidak ketinggalan, mereka anggap Ho Tiong Jong yang telah memperlihatkan ilmunya Kim-ci Gin ciang adalah akhli warisnya San-cu Lo-long Khong-Teng Shoe musuh besarnya darl partainya ialah Ngo bie-pay. Terdengar Seng Eng membuka suara.
"Saudara sekalian, setelah pertandingan dua wakil Tayeu selesai, sekarang adalah gilirannya
Taycu sendiri yang akan maju "
Pek Boe Taysu, yang mendapat giliran-menjadi Tay-cu, tampak berbangkit dari duduknya dan bersenyum-senyum. Ketika ia hendak mengangkat langkahnya menghampiri luitay. tiba-tiba puterinya Seng Pocu muncul, berkata pada Pek Boe Taysu.
"Harap locianpwee menyerahkan tugas Tay cu kepada aku yang tidak berguna, aku ingin membereskan orang she Ho yang sombong itu."
Pek Bo Taysu melengak mendengar kata-katanya sinona, matanya melirik pada Seng Eng, seolah-olah mau menanya pikirannya bagaimana.
Seng Eng melihat putrinya hendak turun tangan, pikirnya sang putri tentu ada mempunyai maksud untuk keuntungan pihaknya lagi pula ia tahu benar kepandaiannya sang putri sampai dimana, maka ia tak berkeberatan.
"Taycu, biarkan anakku yang mewakili." katanya sambil ketawa dan mengurut-urut jenggotnya.
Pek Boe Taysu juga tidak keberatan.
"Baiklah," katanya "harap nona diatas panggung suka berlaku hati-hati, karena lawan itu tak boleh anggap enteng kepandaiannya."
"Terima kasih, aku dapat menjaga diriku sendiri" jawab sinona, berbareng ia menghampiri luitay. Dengan sekali enjot tubuhnya sudah melayang dan hinggap di atas panggung.
Pek Boe Taysu melihat sinona sudah hinggap diatas luitay, ia balik kembali kekursi-nya. ia kini sudah berumur tujuh puluh tahun. Pada lima puluh yang lampau ia bernama Koan Pek ciak. dengan julukan "Tangan Besi", tabiatnya bukan main bengisnya. sekali kena ia marah ia dapat membunuh orang tanpa berkesip matanya. ia menjadi muridnya To Hoei Taysu dari Siauw-lim-si.
Karena ia suka membunuh orang, banyak orang melaporkan perbuatannya kepada pemimpin gereja siauw-lim-si hingga To Hoei Taysu mendapat teguran dari atasannya.
To Hoei Taysu lalu keluar sendiri mencari Koan Pek ciak. Mengingat perhubungan diantara murid dan guru biar bagaimanapun ada menyelip perasaan tidak teganya, maka To Hoei Taysu hanya memberi teguran pedas pada Koan Pek ciak dan dilarang datang lagi ke Siauw-lim-si.
Setelah diusir dari perguruan, Koan Pek ciak menunrut penghidupan dikalangan hitam (penjahat). Perbuatan-perbuatannya, yang ganas membuat orang merasa takut kepadanya, bukan sedikit orang mengantar harta kepadanya, sehingga ia jadi hartawan- Barulah keganasannya mereda setelah ditimbun dengan kekayaan-
Seng Eng dapat bersahabat karib dengannya ialah melalui pertempuran dahsyat yang memakan waktu sehari semalam, Koan Pek ciak hanya kalah seurat oleh Seng Eng, sejak mana keduanya telah menjadi sahabat kekal.
Entah mengapa, pada suatu hari Koen Pak ciak pulang ke Siauw-lim si, Pada waktu itu kedudukannya To Hoei Taysu sudah tinggi. Kepada gurunya ini Koan Tok Pek ciak minta ampun dan ia rela kepalanya digunduli masuk menjadi hweshio.
To Hoei Taysu dan memang menyintai pada muridnya, telah mengampuni dirinya dan sejak ia menjadi padri telah menukar namanya menjadi Pek Boe.
Sejak itu orang tidak melihat lagi Koan Pek ciak yang ganas kejam, dikiranya ia sudah mati, tidak tahunya ada mengasingkan diri didalam gereja Siauw-lim si.
Pada suatu hari ia keluar dari gerejanya ada urusan dikota See-an, ia telah berjumpa dengan beberapa penjahat. Karena kawanan penjahat itu menghina dirinya, maka telah timbul amarahnya dan tabiatnya yang suka membunuh orang. seketika itu ia telah membunuh beberapa penjahat diantaranya.
Setelah melakukan perbuatan demikian ia rupanya sangat menyesal. Kuatir ditegur dan mendapat hukuman kalau ia kembali ke Siauw lim si, maka ia terus mencari Seng Eng sahabat karibnya.Justru dengan kebetulan sekali Seng Eng waktu itu sedang mengumpulkan orang gagah untuk mengadu kepandaian-
la disambut dengan ramah tamah oleh Seng Eng dan diminta bantuannya mengatur pertemuan- Mengadu silat mengumpulkan sahabat yang ia selenggarakan dengan maksud tertentu. Pek Boe Taycu yang pikirannya sudah kembali ketabeatnya yang dahulu, tidak merasa keberatan dan terima baik permintaannya sang kawan-Kita balik kepada Seng Giok Cin yang naik keatas luitay.
Ho Tiong Jong melengak karenanya, sebab ia tidak menduga kalau si nona yang maju sebagai lawannya dalam pertandingan berikutnya. Ia berseri seri menyambutnya.
Tapi heran, muka yang berseri-seri itu telah disambut dengan wajah yang dingin oleh Seng Giok Cin.
Ho Tiong Jong merasa heran- Tadi sinona dibawah panggung bersenyum kepadanya, akan tapi mendadak sekarang wajahnya jadi cemberut dingin. Apa ia tadi berlaku kurang sopan kepadanya, hingga sinona menjadi marah. Meskipun hatinya tidak enak. ia menyapa juga kedatangannya Seng Giok Cin.
"Nona Seng, sungguh aku sangat berterima kasih atas kebaikanmu. Sampai mati juga aku tidak akan melupakan- budimu yang besar itu. Aku tidak nyana, bahwa pemuda pelajar yang aku ketenukan diterang bulan adalah putrinya Pocu dari Seng-kee-po yang berbudi luhur dan-.. "
"Haii,..." terdengar si Nona memotong perkataannya Ho Tiong Jong. "Aku tidak ada tempo untuk membicarakan tetek bengek, mari lekas bertempur Aku ingin lihat kepandaianmu sampai dimana "
Ho Tiong Jong melengak. ia menjublek memikirkan sikapnya nona Seng yang demikian rupa. ia sebenarnya datang kesitu juga hendak menemui sinona, mengabarkan hal kematiannya Tok-kay, setelah mana ia akan angkat kaki lagi karena ia bakalan mati oleh pengaruhnya racun Tok-kay yang ada dibadannya.
"Hei, kenapa kau bengong saja? Lekas keluarkan kepandaianmu" tegur si nona.
"Nona Seng, harap maafkan aku. Dengan sejujurnya aku betul-betul tidak mengerti dengan sikapmu ini. Apakah aku pernah bersalah kepadamu? Kalau aku bersalah, sekarang aku minta
maaf"
"Jangan banyak rewel, aku tidak memerlukan kau punya permohonan maaf"