Halo!

Golok Sakti Chapter 34

Memuat...

Beng Siang sejenak tidak memberi jawaban, matanya mengawasi pada sipemuda di depannya yang berparas bengis dan mata jahat seperti maling.

tidak kenal siapa adanya pemuda muka jahat ini, muridnya siapa dia?

Tapi hatinya sudah marah, tak dapat berpikir lama-lama. lantas berkata singkat. "Silahkan!!"

Inilah tanda tantangan buat lawan turun tangan

Song Boe Ki tidak sungkan-sungkan lagi. lantas gerakan tangannya mengibas. Angin keras dari kibasan tangan ini, hingga Beng Siang kaget juga karena tak menduga pemuda itu ada mempunyai tenaga demikian kuat. la geser kakinya berkelit, kemudian balas menyerang dengan sampokan tangannya yang dinamai "Menyapu ribuan tentara". kiranya serangan Song Boe Ki hanya serangan pura-pura saja maka Beng siang menjadi amat marah. Ia lalu menyerang hebat sekali.

Song Boe Ki tidak keder. ia keluarkan ilmunya tiga belas jalan menyembah pada Tuhan, ilmu pukulannya yang ajaib yang ia sangat andalkan.

Pertandingan segera sudah sampai pada jurus ke tiga puluh, inilah ada limit dari pertandingan pertama dan boleh dirubah dengan pertandingan menggunakan senjata dalam pertandingan kedua yang ditetapkan dalam dua puluh gebrakan. song Boe Ki keluar dari kalangan pertandingan dengan berseru.

"Saudara Beng, pertandingan pertama sudah habis sekarang boleh dimulai dengan pertandingan babak kedua menggunakan senjata." Tidak ada penggantian wakil Taycu, song Boe Ki lagi yang maju dalam pertandingan peng gunakan senjata. Banyak penonton yang mengutuk kelakuannya Song Boe Ki itu.

Tanpa Beng siang mengeluarkan dua belas senjata yang berbentuk senapan berbendera warna merah. Sedang Song Boe Ki menggunakan satu set senjata lingkaran yang dinamai "cu-bo ciang-gun".

Penonton tahan napas menunggu pertandingan ini dilakukan.

Ho Tiong Jong sambil menonton orang mengadu kepandaiannya sambil matanya mencari-cari nona Seng, perlunya hendak melaporkan tentang kematiannya Tok-kay, kemudian ia akan lantas meninggalkan tempat itu.

Hatinya gelisah tidak keruan- Tiba-tiba ia melihat Soe coe Liang menarik-narik tangannya Ho Yang dan Kiuw Yang diajak meninggalkan tempat itu. Ketika mereka berjalan, Ho Yang, ia melambai-lambaikan tangan nya sambil berjalan mengampiri.

Mereka bercemn dengan gembira dan bercakap-cakap. dengan begitu Soe coe Liang dengan dua kawannya tidak jadi meninggalkan tontonan itu dan pada menonton lagi bersama-sama Ho Tiong Jong.

Beng Siang dan Song Hee Ki bertarung dengan seru sekali. Keduanya sama tandingan, hingga senjata kedua pihak tak dapat berbuat banyak untuk mendesak musuhnya.

Masing-masing telah mengeluarkan ilmu simpanannya. Hanya ilmu istimewanya Beng Siang tidak mau keluarkan, perlunya ilmu istimewanya ini untuk digunakan dalam pertempuran nanti melawan Ban Siong Tojin, musuh lamanya itu.

Jurus demi jurus telah dilewatkan cepat sekali, segera dua puluh jurus sudah berakhir. Pertandingan lantas dinyatakan seri dan Beng Siang boleh maju lagi melawan Taycu, Belum lama Song Bee Ki turun dari luitay sudah tertampak dihadapannya beng Siang berdiri Ban Siong Tojin, yang tidak banyak mengambil tempo lagi setelah Song Boe Ki turun telah enjot tubuhnya melayang keatas luitay.

"Bagus." kata Beng Siang. "kita ada kenalan lama, sembari aku mau menagih kekalahan kita boleh meramaikan pertemuan ini. ayototiang, keluarkanlah senjatamu untuk main-main dengan kupunya besi karatan ini" Beng Siang sambil unjukkan senjatanya.

"Baik," Ban Siong Tojin memotong, sambil keluarkan senjata kebutannya.

Ketika senjata itu dikebutkan, segera pula berdiri lempeng bulu-bulunya satu tanda bahwa kekuatan lweekangnya Ban Siong Tojin yang hebat telah disalurkan pada senjatanya

Beng Siang terkejut juga melihatnya. ia cepat siap-siap dengan senjata yang aneh untuk menangkis serangannya Ban Siong Tojin. Dua musuh lama ini perlahan-lahan sudah mulai saling menyerang. Kepulan dari dua belas bendera saling samber, indah sekali kelihatannya.

Senjata Ban Siong Tojin lihay sekali, beberapa kali menyerang bagian-bagian jalan darah terpenting pada tubuh musuhnya, hingga Beng Siang tampak kewalahan dan ia hanya bisa menjaga tapi tak dapat balas menyerang.

Beng Siang mengeluarkan ilmu istimewanya yang tadi tidak diperlihatkan melawan Son Boe Ki. Ia melontarkan dua senjatanya sekaligus menyerang musuh punya badan bagian kiri dan kanan, tapi Ban Siong Tojin sekali menggetarkan kebutannya dua senjata Beng Siang itu sudah kena digulung.

Hanya saking kuatnya tenaga serangan dua senjata tadi membuat Ban Siong Tojin sampa mundur selangkah dan berdiri tegak lagi.

Beng Siong berubah wajahnya menjadi pucat. Ia heran kepandaian istimewanya tak menemui sasarannya. Kembali ia menyerang dengan dua buah senjatanya berbareng, tapi Ban siong Tojin sambil lompat tinggi mengebut dengan senjatanya pada senjata yang mengarah dirinya itu, hingga keduanya terpukul jatuh kebawah luitay.

Dua lagi senjata Beng Siang menyusul menyerang ketika badannya Ban Siong Tojin masih terapung diudara, tapi dengan indahnya dua senjata itu pun dapat dipunahkan oleh Ban siong Tojin dengan jalan menarik perutnya kempes dan dua senjatanya berbahaya itu persis lewat beberapa dim saja dari perutnya.

Setelah kakinya menginjak papan panggung lagi. Ban Siong Tojin tidak dikasih ketika untuk bergerak dan telah diserang lagi. Kali ini untuk meluputkan diri Ban Siong Tojin telah merebahkan dirinya diatas papan-

Berbahaya sekali kalau senjata-senjata itu menemui sasarannya.

Penonton tahan napas menyaksikan Ban siong Tojin diberondong dengan senjata ampuh dari Beng Siang. Ternyata imam itu tinggi kepandaiannya. Meskipun dicecar berulang-ulang, ia dengan bagus dapat meluputkan dirinya.

Sorak ramai gemuruh seketika masing-masing pada mundur karena pertandingan saat itu sudah berjalan lima belas gebrakan sebagaimana sudah ditetapkan-Pertandingan ini jadi dianggap seri, tidak ada yang kalah dan menang.

Ketika mereka lompat turun dari panggung dengan berseri-seri Seng Eng datang menyambut, berkata pada Beng Siang.

"Beng losu, selamat. Ilmumu istimewa, membuat banyak pendekar di sini yang menonton merasa kagum. Maka sekedar untuk kenang-kenangan, aku akan menghadiahkan kau dua blok kain sutra dan sejumlah uang, harap Beng toyu tidak menampik."

la berkata sambil suruh orangnya membawa barang hadiah dan uang untuk diterimakan kepada Beng Siang, yang telah menerima itu dengan mengucapkan banyak terima kasih. Kemudian ia berjalan menghampiri tempat duduknya lagi dipinggiran ia melihat pada Song Boe Kie yang berdiri sambil ketawa nyengir, hatinya gusar sekali, tapi tidak dapat melampiaskan amarahnya itu lantaran malu hati kepada tuan rumah.

Waktu itu masih belum waktunya istirahat, maka Seng Eng lalu mengumumkan padapara hadirin bahwa kali ini yang keluar sebagai wakil Taycu ada dua saudara oet ti-Kang dan oetti Koen dengan Pek Boe taysu sebagai Taycu." PeK Boe Taysu ada sahabat karibnya Seng Eng.

Para penonton pa dakasak-kusuk siapa adanya mereka yang menjadi wakil Taycu itu?

Yang mengetahui mereka ada seperguruannya Song Boe Ki telah memberitahukan pada yang tidak tahu, hingga disitu ramai orang bercakap-cakap.

Ho Tiong Jong sudah diberitahukan oleh Kho Kie siapa-siapa yang hadir disitu, ia tidak perlu mencari tahu lagi hanya matanya terus mengharap- harap dapat melihat wajahnya nona Seng.

Tiba-tiba matanya Kim Hong Jin selagi bercakap-cakap dengan Li-lo sat Ie Ya, saban-saban tampak ia bersenyum manis dan begitu menyolok sekali cirinya dua sujen dipipinya yang botak. Lantas saja Ho Tiong Jong pikirannya melayang pada lima tahun yang lampau peristiwa ia menolong mengambilkan bonekanya Kim Hong Jie yang jatuh disawah.

Bagaimana ia diajak kerumahnya diberi pelajaran ilmu golok keramat oleh engkongnya Kim Hong Jie. Bagaimana Jenakanya Kim Hong Jie yang ketika itu masih menjadi satu nona cilik dan baik sekali terhadap dirinya.

Nona cilik yang nakal, lincah dan cerdas itu sekarang merupakan satu gadis berparas cantik luar biasa. Bagaimana kalau satu waktu ia ketemu sinona, apa ia akanjawab kalau sinona menanyakan kenapa ia tidak datang lagi kerumahnya, yang telah dipesan oleh engkongnya dalam tempo setahun sudah harus kembali kerumahnya? Dengan tanpa merasa parasnya berubah merah.

Ho Tiong Jong menjadi bengong memikirkan itu semua.

Kelakuannya ini telah ditertawakan oleh Soe coe Liang dan dua kawannya, mereka mengocok Ho Tiong Jong katanya mudah terbawa semangatnya oleh sepasang sujennya Kim Hong Jie. Mereka agak keras mentertawakan Ho Tiong Jong hingga Kim Hong Jie dan Li sat Ie Ya pada menengok kearah mereka.

Ho Tiong Jong tundukkan kepalanya karena merasa malu Kim Hong Jie melihat-pada Ho Tiong Jong, tapi ia tidak mengenali pemuda itu adalah itu pemuda yang telah menolong mengambilin bonekanya dulu, tetapi le Ya dapat mengenalinya pemuda tampan itu.

Begitu Ho Tiong Jong tundukan kepalanya ketika ia mendongak lagi dan mengawasi ke tempat duduknya Kim Hong Jie, ia melihat bahwa Li-lo sat, le Ya sedang bercakap-cakap dengan pemuda hidung pesek Khoe cong, ialah pemuda yang tempo hari ia ketemukan di tengah hutan main petak dangan Li lo-sat Ie Ya.

Ketika matanya beralih kesamping mereka dilihatnya disitu sudah ada lain gadis lagi yang sedang duduk membelakangi ia. Siapa gadis itu? Hatinya Ho Tiong Jong berdebaran keras, ketika gadis itu berpaling sebentaran kebelakang, wajah dikenal oleh Ho Tiong Jong ia itu ada nona Seng, putrinya Seng pocu dari Seng-kee-po.

la menyesal Seng Giok cin tidak mau mengarahkan pandangannya kepadanya, hingga ia tak dapat memberi isyarat apa-apa untuk menyampaikan laporannya tentang kematiannya Tok-kay Kan ciong. ia gelisah sendirinya, dan cara bagaimana ia dapat menyampaikan laporan itu? Pikirnya, setelah beres melaporkan ia ingin segera meninggalkan tempat itu.

Li-losat Ie Ya tiba-tiba berdiri dari duduknya. Maksudnya ia berdiri supaya Ho Tiong Jong dapat melihat pada dirinya, tapi akibatnya, menjadi tidak enak. Sebab, sekali ia berdiri dianggapnya ada orang yang hendak naik keatas luitay untuk mengadu kepandaian-

Semua mata ditujukan padanya, hina gadengan apa boleh buat ia menghampiri panggung dan enjot. turunnya naik keatas. Setelah berada di atas ia berkata kepada para penonton-

Dukungan & Donasi

Bantu kami terus update dengan memberi dukungan melalui:

BCA 7891767327
Trakteer
Post a Comment