Golok Sakti Chapter 32

NIC

Ho Tiong Jong tidak menjawab, ia tundukkan kepalanya dengan perasaan tidak karuan, hingga Tok-kay juga tergentar hatinya melihat keadaannya anak muda itu.

"Bocah, kau dengar." katanya kemudian, "dongakkan mukamu menghadap kearahku dan siap dengan golokmu yang tajam itu. Sementara kau bersikap demikian, aku akan menghitung dari satu sampai tiga puluh kalau hitunganku cukup tiga puluh kau tidak bergerak, artinya boleh hidup terus. Aku akan mengobati racun dalam dirimu, mengangkat kau menjadi muridku yang tersayang. Seluruh kepandaianku akan kuturunkan semua dan menjadikan kau sebagai satu pendekar jempolan dalam kalangan kang-ouw. Kau sudah mengerti sekarang ?"

Ho Tiong Jong anggukkan kepalanya.

"Nah, mari kau mulai?"

Tok-kay Kang ciong menatap wajahnya anak muda di hadapannya yang sudah siap dengan golok tajamnya, ia tampak bersenyum-senyum. Seakan-akan sudah rela untuk mati dibawah benda senjatanya Ho Tiong Jong.

la percaya anak muda ini hatinya tidak tega menyabetkan goloknya pada lehernya, kalau mengingat dengan berbuat demikian ia berarti menolong jiwanya sendiri dari kematian. Tegasnya kalau Tok-kay tidak mati, racun yang ada dalam tubuhnya anak muda itu kukunya Tok-kay yang berbisa akan mendapat obat pemuna h nyadan ia akan diangkat menjadi muridnya yang tersayang dari pengemis tua yang kejam dan telengas itu. Ia mulai menghitung.

" satu dur- tiga empat "

Selama Tok kay menghitung, otaknya Ho Tiong Jong bekerja.

Ia pertimbangkan antara kepentingan dirinya pribadi dan orang banyak punya keselamatan-

Hitungan sampai "delapan- masih belum ada kesiapan- otaknya terus bekerja, akhirnya

akhirnya...

Belum lagi suara "las^ keluar dari mulutnya, goloknya Ho Tiong Jong terayun dan tubuhnya Tok-kay sudah rubuh dengan kepala terpisah.

Kepentingan orang banyak dapat kemenangan dalam penimbangannya Ho Tiong Jong, maka ia sudah ayunkan goloknya menabas batang lehernya pengemis kejam itu. Siapa sebenarnya dapat menyingkirkan diri dari sabetan golok Ho Tiong Jong, akan tetapi Tok-kay kali ini rupanya rela mati di tangannya anak muda yang mencocokkan hatinya itu maka ia tidak berkelit dan manda lehernya ditabas, sehingga darah segar menyembur keluar dari lehernya sementara batok kepalanya terjatuh ketanah.

Sampai disini berakhirlah riwayatnya pengemis beracun- Tok-kay Kang ciong, yang namanya menggetarkan dunia persilatan baik dikalangan hitam maupun putih. Ilmunya Telapakan Tangan Berdarah yang diyakinkan dengan menggunakan entah berapa banyak wanita hamil, sangat hebat dan ganas, yang membuat lawan dan kawan segan berurusan dengannya. Tidak dinyana kematiannya itu hanya demikian, mudah saja.

Ho Tiong Jong setelah membunuh Tok-kay menjadi kesima sendirinya, ia sendiri menjublek sekian lamanya mengawasi tubuh nya Tok-kay yang menggeletak dengan kepala berpisah. Tanpa terasa ia telah mengucurkan air mata, ia sedih karena tahu Tok-kay ada demikian baik terhadapnya tapi ia sudah membunuhnya juga karena dorongan jiwa kesatriyanya lebih mementingkan orang banyak daripada dirinya sendiri.

Ia mengerti bahwa dengan matinya Tok-kay. jiwanya sendiri tidak akan tertolong lagi karena bekerjanya racun dalam tubuhnya, tapi ia rela menghadapi kematiannya itu asal dapat menyingkirkan seorang yang paling jahat dan kejam dalam dunia seperti Tok-kay itu.

Setelah sadar dari lamunannya, tanpa ragu-ragu Ho Tiong Jong angkat mayatnya Tok kay dibawa kesamping kuil diletakkan dibawahnya sebuah pohon, kemudian balik lagi mengambil kepalanya.

Sebentar lagi ia sudah membikin lubang kuburan, dengan hati-hati ia kubur mayatnya Tok kay dengan kepalanya ditempelkan pada lehernya. Ia bekerja cepat, sebentar saja ia sudah selesai mengubur mayatnya si pengemis jahat.

Sambil berdiri dengan hati terharu menghadapi kuburannya Tok-kay, kelihatan Ho Tiong Jong kemak kemik mulutnya, ia berkata- "Locianpwe, harap arwahmu dialam baka tidak menjadi penasaran karena perbuatanku, sebab apa yang aku sudah perbuat bukan karena serakah dan mempunyai ganjalan hati terhadapmu adalah semata-mata di sebabkan hendak menyelamatkan orang banyak yang akan mengalamkan kebinasaan ditangan-mujikalau engkau terus tinggal dikasih hidup, Kalau kau masih penasaran, baik tunggulah kedatanganku dialam baka, karena racunmu yang ada dalam tubuhku tidak lama lagi akan mengantarkan aku kesana menjumpai

kau "

Setelah mengucapkan kata-katanya yang tidak kedengaran itu tampak parasnya tidak begitu berduka lagi. Ia mendongakkan mukanya kelangit, seakan-akan hendak mengucapkan terima kasihnya ia sudah dapat menyingkirkan seorang yang paling jahat dan kejam dalam dunia untuk keselamatannya orang banyak.

Tiba tiba matanya kebentrok dengan kitab Kumpulan Ilmu Silat Sejati, yang menyangkut pada cabang pohon, hatinya berpikir. "Aku tidak lama lagi tokh akan mati buat apa aku mengambil kitab pusaka itu?" la lalu duduk didekat kuburan Tok-kay untuk mengasoh, sebentar lagi hari sudah mulai terang.

Ketika dia mendongakkan pula mukanya, ia lihat kitab pusaka diatas pohon sedang dipatokin burung-burung. Saat itu hatinya berbalik pikir, ia harus ambil kitab itu, sebab kalau sampai jatuh ditangan-nya orang jahat ada sangat berbahaya.

Maka seketika itu lalu ia memanjat pohon dan mengambil kitab berharga itu, terus dimasukkan dalam sakunya tanpa dilihat lagi. Setelah berada dibawah lagi. pikirannya melayang-layang.

Kemana ia harus pergi? Merantau? Tak mungkin, karena dalam tempo pendek jiwanya sudah melayang karena pengaruhnya racun dari Tok-kay yang mengeram dalam tubuhnya. Habis, kemana ?

Akhirnya terlintas dalam pikirannya, sebaik nya ia pulang ke Seng kec-po, untuk melaporkan kematiannya Tok kay kepada nona Seng yang telah melepaskan dengan banyak budi kepadanya, sekalian menemui saudara Kho Kie, sahabat karibnya, akan tetapi ia tak mau memberitahukan pada Kho Kie bahwa dirinya tidak lama lagi akan mati, supaya hati sahabat karibnya itu tidak menjadi duka karenanya.

Demikian, setelah mengambil keputusan ia telah gerakan kakinya menuju ke seng-kee-po. Belum lama ia jalan, ia telah menemui sebuah kali yang jernih airnya, ia menghampiri dan membersihkan mukanya yang kecipratan darah Tok kay tadi.

Tidak lama kemudian Ho Tiong Jong sudah sampai dilapangan, dimana ada didirikan luitay (panggung berkelahi), dimukanya sekali terdapat gedung tempat para tetamu menginap.

Disekelilingnya ada tempat duduk untuk orang menonton.

Bagian depan hanya dipergunakan bagi orang orang yang ilmu silatnya sudah dikenal saja, sedangkan mereka yang ilmu silatnya kepalang tanggung ditaruh disebelah belakang. Disitu sudah banyak orang berkumpul yalah hari pertama dibukanya pertemuan- Mengadu kepandaian mengumpulkan sahabat.

Tampak yang duduk disebelah timur adalah angkatan tua kebanyakan seperti hweshio, nikouw, jago-jago tua dari kalangan hitam yang dahulunya ada ternama dikalangan kang ouw.

Dilain bagian tampak banyak pemuda pemudi yang tampan-tampan dan cantik-cantik mereka kelihatan sangat gembira bercakap-cakap. juga tidak ketinggalan kelihatan Seng Pocu duduk diantara banyak tetamunya dengan wajah berseri-seri.

Hati Ho Tiong Jong berdebar ketika matanya melihat diantara nona-nona yang hadir ada satu nona yang wajahnya ramai dengan senyuman, kecantikannya menonjol diantara yang lainnya. Sujennya yang menjadi kalau ia bersenyum atau ketawa membikin yang melihatnya tak mudah melupakannya.

"Dia tentu ada adik Hong." Ho Tiong Jong pikir dalam hatinya, dia benar-benar sangat cantik, entah apakah kenakalannya masih biasa setelah ia sekarang sudah menjadi gadis?

Banyak nona-nona cantik lainnya, seperti cong Ie dari oey-san. Lo lo sat Ie Ya. Lauw Hong In dari Lauw kechung di Kim-leng, ciauw Soe Soe dari ciauw- ke- Chung dan lain-lainnya, tapi kelihatan kecantikan mereka tidak ada yang nempil pada kecantikannya Kim Hong Jie.

Ho Tiong Jong menyelinap dan menonton dengan sembunyi-sembunyi diantara orang-orang penjaga rumahnya Seng Pocu yang matanya semua ditujukan ke panggung berkelahi, maka tidak mengetahui kalau ada Ho Tiong Jong diantara mereka.

Semua tetamu juga tak menggubris kedatangannya Ho Tiong Jong, karena perhatiannya lebih penting ditujukan kepanggung luitay bercakap-cakap diantara kawannya.

Tiba-tiba Ho Tiong Jong lihat ada melesat naik keatas luitay seorang yang berbadan tinggi besar. Siapa setelah menjura kepada para penonton, lantas mengumumkan syarat-syarat mengadu silat diatas luitay yaitu pertama menghadapi wakil Taycu kesatu dalam tiga puluh gebrakan, bertanding dengan tangan kosong, babak ke dua. dua puluh gebrakan melawan wakil Taycu kedua boleh menggunakan senjata.

Kalau orang dapat melewati dua wakil Taycu ini, kemudian ia boleh menghadapi Taycu sendiri dalam lima belas gebrakan. Kalau dalam lima belas gebrakan itu dapat bergebrak seri saja tak usah menang, yang tersangkut akan mendapat hadiah sebagai tanda kenang-kenangan berupa uang atawa kain sutra yang indah.

Menghadapi Taycu orang boleh bertanding dengan pakai senjata atau senjata rahasia, tidak ada larangan asal diadakan perjanjian dahulu sebelumnya bergebrak. sehari dua Taycu yang melakukan tugas-nya, yalah bagian pagi dan bagian sore.

Pada saat itu yang menjadi wakil Taycu ada seorang she Kwee nama Hoei, dalam kalangan kang ouw ia terkenal dengan ilmu mencengkramnya yang hebat. Ia sekarang sebagai Pocu dari propinsi Ho-pak bagian she co dan merupakan partai tersendiri.

Dalam "Perserikatan Benteng Perkampungan- yang dahulunya akur dan dapat bekerja sama, belakangan ini kelihatan mulai- retak. Masing-masing pada berebut pengaruh dan mendirikan partai sendiri. Perserikatan tersebut sekarang sudah merupakan tiga buah partai, yalah kesatu

Kim-Hon-po bagian kira Seng kee-po, kedua Kioe keepo Lauw kee- Chung Hul- ke- Chung, ketiga adalah In- ke- Chung chong ke- Chung ciauw- ke- Chung.

Masing-masing partainya pada mengumpulkan orang-orang gagah, mereka sudah berusaha dengan segala daya dan upaya supaya orang-orang gagah itu yang ulung suka masuk dalam partainya terutama terhadap orang-orang pandai yang sudah mengasingkan diri ada sangat disukainya dan sebisanya mereka itu membujuknya supaya dapat memperkuat partainya.

Berhubung dengan tindakan mereka itu maka dalam dunia persilatan orang-orang sangat kuatirkan ada terjadi penumpahan darah kelak dikemudian hari karena tiga partai itu sudah tentu akan berebut pengaruh satu sama lain untuk berdiri sama jago.

Posting Komentar