"Aku tertawakan locianpwee, karena buat apa dimiliki itu kitab Kumpulan Ilmu "Silat Sejati, kalau tidak dipelajari sungguh-sungguh untuk mengalahkan lawan-"
"Haiii " seru Tok-kay seperti yang baru tersadar dari tidurnya, berbareng ia memukulkan telapakan tangannya kearah tanah, hingga berbunyi wut" dan tampak tanah serta batu berhamburan diatas tanah tampak bekas telapakan tangan yang memerah seperti darah.
Ho Tiong Jong sangat terkejut, ia tidak mengira reaksi dari perkataannya tadi ada demikian hebatnya, Sementara ia terbengong-bengong, Tok-kay telah berkata.
"Hei. bocah, apa kau sudah lihat barusan? Yang barusan itu adalah ilmu Telapakan Tangan Berdarah yang termasuk dalam ilmu hitam. Kau tahu bagaimana dahysatnya ilmu itu, entah sudah berapa banyak jiwa melayang oleh karenanya, menurut pendapatku ilmuku itu hanya orang yang berkepandaian sangat tinggi saja baru menjadi lawanku yang pantas"
Ho Tiong Jong melihat, meskipun dimulut Tok kay membanggakan pukulannya yang dahsyat, tapi diparas mukanya tampak seperti yang mengandung penasaran-
"Locianpwe, ilmumu itu memang sangat hebat tapi heran, aku seperti melihat diwajah locianpwee seperti yang mengandung penasaran, kenapa?" Tok-kay anggukan kepalanya.
"Betul, aku memang ada mengandung penasaran" katanya.
"Penasaran dalam urusan apa ?"
"Penasaran karena meskipun aku sudah dengan sungguh-sungguh menarik pelajaran dari kitab Kumpulan Ilmu Silat Sejati belum juga aku dapat mencapai pada puncaknya kemahiran. Buktinya saban kali aku berjumpa dengan Kok Lo lo dan mengukur tenaga, penghabisannya aku kalah seketika. Aku terus menjadi pecundangnya itu penghuni rumah es di-Tay pek-san "
Tok-kay berkata-kata merogoh saku bajunya dan mengeluarkan sebuah kantong dari sutra indah, panjangnya kira-kira lima dim, lebarnya tiga dim dan tebalnya setengah dim.
Mulut kantong diikat dengan seutas tali halus. Ketika dikeluarkan isinya, ternyata ada kitab Kumpulan Ilmu Silat Sejati.
Buku itu tampak dibakal main ditangan-nya Tok-kay, Tiba-tiba parasnya kelihatan beringas, ia berkata dengan penuh kekuasaan-
"Hmm Bukan inilah yang membuat seumur hidupku menjadi celaka"
Ho Tiong Jong melihat Tok-kay apa sedemikian marahnya, takut ia akan membikin hancur kitab ilmu silat yang berharga itu maka ia sudah berkata menghibur.
"Ia, locianpwe, mungkin Kok locianpwe tidak memberi kesempatan karena locianpwe belum menurunkan syarat yang pertamanya yang lelah locianpwe sanggupi ... "
"Hei, bocah, kau jangan kata begitu. Aku sudah delapan tahun teluh mengubah perbuatanku yang lama. Selama itu bukan saja aku tidak berbuat jahat, malah membunuh juga seolah-olah pantangan untuku. Aku terus berubah semua ini menjadi pendekar budiman, banyak orang aku telah tolong dan menyebarkan budi kebaikan. Tapi hmm. perbuatan bukan mendapat perhatian selayaknya dari Kok Lo lo, sebaliknya aku mendapat kabar dia telah menikah dengan seorang piauwsu bernama Lo Teng Kok di propinsi Ha pak. Tiga hari tiga malam aku terus memikirkan kejadian itu, akhirnya hatiku yang panas tak dapat dikendalikan lagi. Terus aku mencari Kok Lo lo ketempat asalnya di Tay-pek-san, kemudian ke Ho pak. tapi aku tak dapat menemuinya. Setelah enam bulan aku mencari barulah aku menemuinya dan waktu itu dia masih memegang janjinya untuk bertempur dengan aku. Waktu aku sudah jadi sangat gemas, segera kita sudah bertempur hebat sekali. Tapi, ya, apa mau dikata. Setelah bertempur ramai seratus jurus lebih, kembali aku dikalahkan-.. "
"Sayang... " Ho Tiong Jong nyeletuk.
"Bukan sayang lagi." kata Tok-kay, "sejak kekalahanku paling belakang itu aku telah bersumpah jikalau ilmu silatku sudah mahir betul aku akan mencari lagi dia dan bukan mustahil kalau aku akan membunuh, dia karena aku merasa sakit hati. setelah membunuh dia. pikirku, baru aku membunuh suaminya... "
"Habis bagaimana, apa locianpwee berhasil memperdalam ilmu dan mengalahkan Kok locianpwee?" menyelak Ho Tiong Jong yang sudah tidak sabaran mendengarkan ceritanya.
"Bocah kau diam, dengarkan dahulu aku menutur." kata Tok-kay sambil deliki matanya, seperti yang kurang senang sedang enaknya cerita deselak orang.
X. BAGAIMANA TOK-KAY MENEMUKAN AJALNYA?
Ho TIONG JONG ketawa nyengir. "Tapi dasar nasib," melanjutkan Tok-kay, setelah sepuluh tahun aku memperdalam ilmuku, aku merasa aku masih belum dapat menjatuhkan penghuni rumah es di Tay-pek-san, yang aku tahu betul dia ada keluaran dari Hoa-san-pay dilihat dari ilmu silatnya yang telah diperlihatkan dalam pertempuran denganku.
Pada suatu hari tiba-tiba aku mendengar bahwa dia sudah bercerai dengan suaminya dan kembali ke gunung Tay-pek-san untuk tinggal dirumah es disana. Setelah mendapat kabar ini, aku lantas mencari Lo Teng Kok untuk aku bunuh mati, sayang aku tak dapat menemukannya. Setelah sekian lama aku mencari dengan sia-sia, lantas dikalangan kang-ouw ada tersiar kabar tentang kematiannya Lo Teng Kok.
Sejak mana sampai sekarang aku belum pernah menyatroni rumah es di Tay-pek-san lagi. Tapi, hmm ada satu hari nanti aku akan menjumpai dia dan membunuhnya mati, kemudian aku beset-beset kulitnya nenek Kok itu, barulah hatiku merasa puas. Ha ha ha..." -.^
Ia tertawa sambil menggerakkan tangannya. Segera terlihat satu benda meluncur ke angkasa, kemudian jatuh nyangkut di pohon yang tumbuh disamping kuil. Kiranya yang diterbangkan tadi adalah kitab pusaka " Kumpulan Ilmu Silat sejati"
Meskipun waktu itu suasana ada gelap. tapi Ho TiongJeng yang tajam matanya dapat melihat tegas meluncurnya kitab tadi dan nyangkut diatas cabang pohon.
PiKirnya Tok-kay ini sudah menjadi gila, kitab pusaka yang begitu berharga dilontarkan begitu saja, seperti juga ia membuang sampah. Ia tak dapat didekati lebih jauh dan ia hendak menyingkir daripadanya.
"Locianpwe, biarlah aku ambil kitab yang kau lontarkan tadi." katanya sambil menggerakkan kakinya hendak berjalan, maksudnya yang sebenarnya adalah ia hendak meninggalkan pengemis gila itu
"Hei, bocah," menyegah Tok-kay." kau tak perlu mengambil kitab sialan itu yang membikin seumur hidupku menjadi celaka saja. Bukan sedikit karenanya aku menderita kecewa. Ada satu hari aku nanti bikin musnah kitab celaka itu.
Ho Tiong Jong tidak menjawab. Diam-diam ia berpikir. Tok-kay ini sudah hampir gila, otaknya sudah mulai miring. Sifatnya tak dapat dirubah, dalam alam pikirannya hanya kejahatan dan kekejaman saja yang berbayang, seolah-olah perbuatan itu sudah menjadi satu hoby kesenangan baginya. Malam ini kalau aku tak dapat menbunuh dia, entah berapa banyak lagi manusia tidak betdosa akan binasa di tangannya? Dalam keadaan berpikir demikian, tiba-tiba terdengar Tok-kay berkata lagi.
"Bocah sekarang aku tidak akan menanya asal usulmu dan juga aku tidak akan membikin celaka atau membunuhmu. Kini kau boleh sebutkan minta pelajaran apa dari aku akan aku turunkan pelajaran yang aku tahu kepadamu."
Ho Tiong Jong melengak mendengar perkataannya pengemis yang ia sudah anggap gila ini. Entah apa sebabnya Tok-kay ada demikian baik terhadapnya maka ia setelah mengawasi sejenak lalu menanya.
"Locianpwee, sebab apa kau begitu baik terhadapku dan tidak hendak membikin celaka? Sungguh aku yang rendah tak mengira sama sekali, untuk kebaikan dan perhatian lo cianpwe aku menghaturkan banyak terima kasih." Tok kay Kang ciong tertawa bergelak geli.
"Bocah aku sendiri juga tidak tahu apa sebabnya aku jatuh hati padamu. Rupanya itu memang sudah jodoh. Tabeatku memang aneh. terhadup orang yang aku penuju dan mencocoki hatiku, selalu aku ingin berbuat baik dan manis, sebisanya aku ini ingin bikin ia senang dan gembira. Untuk dia, orang yang mencocoki hatiku, aku rela mengurbankan jiwaku. Ha ha ha..."
Ho Tiong Jong merasa terharu juga mendengar kata-katanya sipengemis beracun, tapi dipikir lagi orang sekejam dan sejahat Tok-kay ini seumur hidupnya tak akan berubah sifatnya suka membunuh dan mencelakai orang. Memikir kesitu, perasaan terharunya telah tersapu lenyap.
"Locianpwee," tiba-tiba ia berkata, "aku girang sekali kalau locianpwee suka menurunkan kepadaku ilmu silat yang tinggi, untuk aku menyakinkannya."
"Bocah, kau pintar bicara, hi ha ha... "
"Bukan pintar bicara, sebab kalau locianpwee menurunkan ilmu kepalang tanggung aku kuatir akan memalukan nama locianpwee. sebab sudah tentu orang akan mengetahui bahwa aku mendapat pelajaran dari locianpwe." Tok kay Kang ciong angguk anggukan kepalanya.
"Baiklah," katanya. "Selama tiga puluh tahun aku menggodok macam-macam ilmu silat yang istimewa dan menciptakan ilmu silat sendiri yang dinamai Tok-liong ciang-hoat (ilmu telapakan tangan naga berbisa) Sememara hanya tiga belas jurus, dapat digunakan bertanding dengan
tangan kosong atau pakai senjata. Hebatnya bukan main sayang waktu aku bertanding dengan Kok Lo-lo baru saja aku mainkan jurus- ketujuh keburu dijatuhkan olehnya sehingga aku jumpalitan dan malunya bukan main."
Tok-kay bicara sambil memberi petunjuk. bagnimana memainkan iimu silat lihay itu kepada Ho Tiong Jong. la kasih demontrasi menjalankan ilmu itu sampai tiga belas jurus kemudian minta Ho Tiong Jong coba meniru gerakannya: Pemuda itu amat cerdas otaknya setelah tadi memperhatikannya dengan cermat, ketika disuruh memainkan sendiri apa yang diperhatikan tadi, ia dapat menjalankan dengan baik meskipun ada sedikit kekurangan disana sini.
Dengan beberapa petunjuk perbaikan dari Tok kay, Ho Tiong Jong sudah dapat menangkap dan dicatat dlotaknya ilmu silat. "Tok Hong ciang-hoat" yang ampuh itu, warisannya sipengemis beracun. Ia hanya tinggal menjalankan latihannya saja supaya menjadi gagah memainkannya .