Halo!

Golok Sakti Chapter 28

Memuat...

Walaupun demikian, Seng Eng sebagai ayah yang menyintai anaknya tentu sudah dapat mengetahui dan memahami hatinya sang puteri.

Meskipun dalam kata kata. "Mengadu silat mengumpulkan sahabat ada tersembunyi maksud tertentu, tapi biar bagaimana tujuannya pertemuan itu adalah untuk memilih pemuda yang dirasa cocok untuk dijadikan mantunya pemimpin dari benteng Seng kee po.

Riwayat dan kepandaian Ho Tiong Jong meskipun wajahnya cakap dan pengawakannya tak tercela, tidak setimpal untuk menjadi kawan seumur hidupnya nona Seng. Kini Ho Tiong Jong sudah melarikan diri, memang itu ada baiknya.

Memikir sampai disini. ie Yong merasa sungkan untuk membocorkan rahasianya nona Seng kepada majikannya, sebab ini kalau diketahui dalam kalangan kangouw ada tidak baik. juga tentang dirinya yang takut dengan setan tentu akan menjadi buah tertawaan di kalangan kangouw manakala diketahuinya.

Kalau sampai begitu, dimana ia akan menaruh mukanya lagi? Mengingat akan hal ini, maka dengan ketawa nyengir ia berkata pada majikannya.

"Ya Pocu. aku harap halnya kami takut dengan setan sukalah tidak disiarkan terlebih jauh, untuk mana kami mengucapkan banyak banyak terima kasih."

Seng Eng kerutkan alisnya sejenak. kemudian menjawab. "Hm Kau masih ada muka untuk minta dilindungi hal demikian ?"

Pocu dari benteng Seng-kee-po tampak marah betul.

"Nah, sekarang begini saja. Diantara kalian berdua siapa yang berani mengejar dia." Si Ular Kumbang Tham Kek susah hatinya, dari setadian ia tundukkan kepalanya. Mendengar perkataannya sang majikan, ia lalu angkat kepalanya dan berkata.

"Pocu, biarlah aku menebus dosaku, akan kucari dia dimana tempatnya. Begitu Pocu memberi izin aku akan segera mencarinya." Seng Pocu hatinya girang, parasnya berubah lunak lagi.

"Ya, karena kalian sudah mengaku kesalahannya," kata Seng Eng. "aku juga tidak mau mengungkat-ungkat lagi urusan ini. Nah Ban Siong Totiang, lihatlah mukaku harap kau juga bisa menyimpan rahasia urusan ini." Ban Siong Tojin tertawa terbahak bahak. ■ V| HI

"Jangan kuatir," katanya, "aku akan tepati pesan ini. Mana aku berani tidak menyetujui sebab kalau kebentrok dengan mereka berdua mana bisa aku mengasingkan diri d angan hati tentram...

"Sudahlah," Seng Eng memotong, "Kau jangan banyak bicara, sekarang lekas lekas mengatur orang yang boleh dipercaya untuk menyelidiki sekitar tempat seratus li luasnya. "Kalau perlu, boleh juga menyuruh bajingan bajingan ditempat ini untuk bantu menyelidikinya. Harus menggunakan akal untuk menghadapmya dan boleh bertempur sesuka hati kalian mengerti."

Berempat lalu berpisahan, masing-masing hendak mengatur tugasnya.

Diceritakan Ho Tiong Jong ketika siular sudah mencapai lima-enam lie, lantas perlambat larinya sambil matanya menyapu kesekelilingnya tempat. Tiba-tiba ia melihat sesosok bayangan. Ketika ditegasi, bayangan itu ternyata ada Tok kay yang sedang berdiri dibawah pohon dengan semangkok bubur ditangan-

"Ha ha ha " ia tertawa pada Ho Tiong Jong.

Matanya si pemuda mengawasi pada si pengemis kejam, tapi tidak mengutarakan kebencian diwajahnya, ketika ia datang dekat pada Tok kay, yang tersebut belakangan berkata.

"Bocah, kau baru sampai? Barusan aku juga baru sampai habis minta-minta bubur pada orang. Apa kau tidak merasa lapar? Kalau tidak merasa kotor ini, mari kita makan-makan sama-sama ?"

Ho Tiong Jong yang memang sudah sangat lapar tidak sungkan-sungkan lagi lantas menemani Tok-kay duduk diatas rumput dan makan bubur bersama-sama.

Selagi mereka asik makan dengan gembira, tiba-tiba ada muncul seekor binatang serigala menghampiri mereka. Diam-diam Tok-kay memungut batu kecil, dengan sekali sentil batu itu meluncur lebih cepat dari peluruh dan kena tepat dibagian tabuhnya yang mematikan- Terdengar raungannya yang mengerikan, setelah berkelejatan, serigala itu telah habis nyawanya. Ho Tiong Jong kerutkan alisnya.

"Kau kenapa membunuh padanya?" ia menanya dengan nada tidak puas.

"Karena ia akan merebut makanan kita." jawabnya.

"Kau terlalu kejam...." kata pula Ho Tiong Jong menghela napas.

Tok-kay Kang Hlong hanya tertawa nyengir. "Bocah, mari aku ceritakan riwayat hidupku, apa kau suka mendengarnya ?"

Ho Tiong Jong girang hatinya, memang ia kepingin tahu asal usulnya orang kejam ini. la tidak menjawab, hanya kepalanya dianggukkan-

Setelah menyeka mulutnya dengan lengan bajunya yang kotor, pengemis tua itu telah menceritakan kisahnya seperti berikut.

Kiranya ia dalam usia dua belas tahun sudah menjadi pengemis.

Pada waktu itu ibunya telah meninggal beberapa tahun. Ia jadi dibawah penilikan ayahnya yang bengis terhadapnya. Belakangan sang ayah telah menikah lagi, ia jadi mempunyai ibu tiri.

Maklumlah, ibu tiri itu selalu tidak dapat akur dengan anak tirinya. Ia juga mendapat perlakuan yang bengis dari ibu tirinya itu.

Pada suatu hari dalam sekehendak ia telah dihajar oleh kawannya yang lebih besar sehingga mukanya matang biru. Ketika pulang kerumah, bukannya dimenangkan oleh ayahnya malah ia ditambah dengan pukulan hebat. Maka sejak itu ia insaf, bahaya manusia hidup didunia ini, baru dapat hidup merdeka kalau dapat hidup dengan tenaga sendiri.

Pada hari kedua ia dari rumah bawa buku-buku mau pergi sekolah tapi sebenarnya ia tidak masuk sekolah hanya pergi pada satu pengemis tua untuk main-main dan mengobrol.

Ia tahu bahwa pengemis tua ini suka menangkapi binatang binatang berbisa seperti kelabang, kalajengking dan sebangsanya yang beracun, kemudian dijual dan uangnya dipakai membeli arak untuk diminum.

Diantara binatang binatang berbisanya itu terdapat satu kalajengking besar yang disimpan dalam sebuah bumbung bambu. Katanya binating itu sangat berbisa siapa yang kena disengat olehnya akan binasa.

Pada satu hari ia telah mencuri sepotong perakan dari ayahnya dan diberikan pada pengemis tua itu untuk membeli araknya. Pengemis tua itu kegirangan, setelah membeli arak lalu diminumannya dirumah sampai ia makan dan tidur pulas.

Menggunakan kesempatan itu, ia sudah curi kalajengkingnya yang beracun itu.

Ia bawa itu kesekolahnya dan ditaruh disatu lubang batu dibelakang rumah sekolah, diatasnya bumbung ia taruhi uang dan dua buah. Kemudian pada hari itu ia traktir makan pada teman-temannya, tidak terkecuali anak yang tempo hari telah memukuli mukanya hingga bengkak.

Anak itu menanyakan dari mana ia mendapat uang, dengan berbisik ia ceritakan bahwa ia dapat uang dibawahnya lubang batu dibelakang rumah sekolah. Hal mana sudah tentu mengherankan.

Anak itu ketarik hatinya untuk mendapatkan uang dari dalam lubang. Dijanjikan oleh Kang ciang akan diantarkan kesana kalau sebentar sekolahan sudah bubaran-

Demikian anak yang besaran itu diantar olehnya ketempat dimana disimpan kalajengking berbisa. Ia yang mula mula mengulurkan tangannya kedalam lubang mengambil uang, berbareng ia sudah membuka lubang bumbung bambu binatang kalajengking itu.

Ketika ia unjukkan uang yang didapati dari lubang, anak yang memukul padanya telah timbul keserakahannya dan menendang padanya sampai bergulingan ditanah. Kemudian anak itu sendiri telah memasukkan tangan-nya kedalam lubang batu untuk mengambil uang, tidak tahunya ia telah diantuk oleh kalajengking sehingga ia keluarkan jeritan tertahan.

Tidak lama kemudian mukanya menjadi biru dan hitam, la meringis-ringis merasa kesakitan, kemudian ia rubuh terbinasa. Kang ciang balas menendangnya dengan sengit sebagai bayar hutang untuk tendangan anak yang mati tadi lakukan kepadanya.

Setelah itu ia lalu kabur kerumahnya si pengemis tua dan menceritakan kejadian dalam sekolahannya, lantaran mana pengemis tua itu menjadi ketakutan dan ajak ia kabur bersama-sama. Pengemis ini belakangan menjadi gurunya dan yang memberi pelajaran ilmu silat kepadanya.

Ketika ia sudah berumur dua puluh tahun baru ia tahu kalau pengemis itu hanya menurunkan sepuluh persen saja kepandaian ilmu silatnya kepadanya, la tahu bahwa pengemis tua itu ada menyimpan buku tentang ilmu silat yang lihay.

Sampai disini Ho Tiong Jong mendengarkan ceritanya Tok- kay, diam-diam dalam hatinya berkata. Pantas Tok-kay ini kejam, karena sudah sejak kecil ia jahat tukang mencelakai orang.

Meskipun berpikir kesitu, ia tidak takut dan terus mendengarkan, riwayatnya Tok-kay yang ia sangat kepingin tahu. Tok kay cerita selanjutnya.

Setelah mengetahui suhunya ada mempunyai kitab ilmu silat pusaka yang dinamai kitab " Kumpulan Ilmu Silat Sejati", ia telah minta diajari ilmu silat berdasarkan dari buku itu. Tapi suhunya berkata.

"Kitab ini hanya satujilid saja. tapi lengkap dengan berbagai ilmu silat dari banyak partai yang terkenal. Satu saja kau dapat mempelajari dari banyak ilmu pukulan dalam- buku itu, kau sudah dapat menjagoi di kalangan Kangouw.

Sayang kau terlalu jahat dan suka membunuh orang, makanya aku tidak mau menurunkan pelajaran itu kepadamu. Selanjutnya, jika kau tidak mau merubah sifatmu yang jahat itu, terpaksa aku akan turun tangan membunuhmu untuk kepentingan rakyat yang tidak berdosa.

Mendeagar kata-katanya sang suhu yang terus terang, bukannya ia mengerti dan dapat merubah tabeatnya yang jahat, malah ia sudah meracuni suhunya sampai binasa dan ia lalu memiliki kitab yang ia sangat idam-idamkan itu.

Mendengar ceritanya Tok-kay sampai disini, Ho Tiong Jong berkata dalam hatinya ada sangat jahat, aku harus membunuhmu" "Saat itu Tok-kay juga sedang melayang-layang pikirannya kemasa lampau, kepada satu wanita cantik pujaannya, hingga bubur yang disuapkan kemulutnya ia telan tanpa merasa. Ho Tiong Jong pikir saat itu ada disuapkan kemulutnya ia telan tanpa meraba-Ho Tiong Jong pikir saat itu ada waktunya yang baik untuk turun tangan, ia lalu mengulurkan tangannya kebahu orang, akan tapi Tok kay miringkan badannya untuk menghindarkan tepukan Ho Tiong Jong.

"Bocah kau hendak menyerang aku?" tanyanya heran-

"oh. bukan, bukan, aku hanya hendak menepuk binatang tawon yang ada dipundak mu." jawab Ho Tiong Jong dengan sedikit gugup, Tok-kay dengan ragu-ragu anggukkan kepalanya.

Dukungan & Donasi

Bantu kami terus update dengan memberi dukungan melalui:

BCA 7891767327
Trakteer
Post a Comment