Ban Siong Tojin beringas setelah melihat itu? cepat ia bangkit berdiri membawa senjata kebutannya ngeloyor keluar.
Ho Tiong Jong melihat musuhnya sudah pergi, hatinya merasa lega, Sambil menyeka peluh didahinya diam-diam berpikir. "Aku sudah menelan pil Siauw hoan tan tenagaku sudah sebat sekali, tapi menghadapi seorang jago ulung benar-benar aku tidak berdaya. Perlu apa aku mencari ilmu lagi, membuang-buang tempo saja. Habislah pengharapanku. Aku lebih baik binasa saja seperti ini hweshio daripada hidup menderita kesusahan saja^..."
Dengan pikiran kalut ia keluar dari situ, pergi kepelataran- dimana ia lihat Ban Siong Tojin sedang celingukan mencari dua pengemis yang dikatakan telah bisa bergerak lagi dan telah membunuh Siong Hoat hweshio demikian kejamnya. Terdengar si imam menantang sendirian-
"Pengemis bangkotan, kau hanya namanya saja termashur dikalangan kangouw, tapi setelah ketemu orang yang tak mudah dibikin celaka olehmu sudah lantas menyembunyikan diri seperti kura-kura?"
Tidak terdengar jawaban, malah keadaan makin sunyi setelah suaranya menghilang. Tidak kelihatan ada gerakan apa-apa.
Ho Tiong Jong yang melihat Ban Siong Tojin kesana- kemari beringas-beringas mencari mangsanya, dalam hati masih penasaran dan ingin menempur kembali pada lawannya itu.
Tidak memikir lama, ia sudah lantas menghampiri Ban Siong Tojin dan gerakkan ia punya golok menyerang pada si imam tosu. Tapi serangannya mendapat tangkisan yang tepat sekali dari pihak lawan-
Ho Tiong Jong menyerang dengan menggunakan sepenuh tenaga, tidak heran kalau serangan itu ada berat sekali, hingga diam-diam Ban Siong Tojin merasa kagum.
Dalam hatinya berkata "Bocah ini benar nekat, baru saja mengasoh sebentar tenaganya sudah pulih kembali begitu cepat "
"Tosu siluman-" bentak Ho Tiong Jong. "Perbuatanmu sewenang-wenang mau mengikat siauwyamu yang tidak bersalah dosa membikin orang jadi penasaran sekali. Nah, keluarkanlah kepandaianmu sekarang "
Ho Tiong Jong tutup bicaranya dengan serangan golok kedada orang, tapi dengan gesit Bin Siong Tojin lompat mundur beberapa tindak.
Sebagai jago kawakan Ban Siong Tojin sudah merangsek lagi musuhnya.
Pertempuran menjadi berjalan seru, sudah golok berkelebat melawan kebutan yang seperti menari-nari.
Tiba-tiba terdengar suara tertawa dingin dari atas tembok pekarangan- "Hei, hidung kerbau, kau beraninya dengan anak yang masih ingusan saja. Tidak tahu malu. Apa perbuatanmu ini dapat mengangkat namamu telah termashyur lagi? Ha ha ha ha." Berbareng kelihatan melompat turun sesosok bayangan dari atas tembok pekarangan-
Kiranya ia ada Tok-kay Kang ciong. la jalan menghampiri, tampak senjata bandringannya yang aneh berupa bola saja bergoyang-goyang dipinggangnya.
Ban Siong Tojin dan Ho Tiong Jong sementara itu sudah menghentikan pertempurannya dan mengawasi kedatangannya si pengemis tua beracun.
Ban Siong Tojin melihat datangnya musuh berat hatinya rada keder, dengan suara berat jawabnya. "Pengemis bangkotan" kau sudah lama datang? Apa kau sudah memeriksa isi-nya kuil disni?"
Tok-koay Kang ciong tertawa bergelak- gelak.
"Hmm " terdengar ia, menggeram. " Untuk apa diperiksa lagi, semua penghuninya delapan puluh hweshio lebih sudah kukirim ketempatnya Giam-lo-ong."
" celaka " seru Ban Siong Tojin, matanya beringas tajam mengawasi Tok-kay Kang ciong. Si pengemis beracun hanya tertawa nyengir.
Bagaimana Ban Siong Tojin tak menjadi kaget, sebab dalam kuil itu ada berdiam tak kurang dari delapan puluh hweshio. dikatakan oleh si pengemis beracun semuanya sudah di kirim ketempatnya raja akherat (Giam-lo-ong).
Ho Tiong Jong pun kesima mendengar pembunuhan yang besar-besaran itu. Diam-diam dalam hatinya mengutuk: "Tok-kay ini benar-benar kejam. hweshio yang sebegitu banyaknya yang tak bersalah telah dibunuhnya, Betul-betul kekejamannya sudah melewati takaran-Tidak ada obatnya untuk orang sekejam ini kecuali dibunuh mati."
Meskipun hatinya gusar bukan main, tapi ia tidak kentarakan diwajahnya. ia terus mendengarkan apa yang dikatakan lebih jauh oleh dua jagoan ulung itu. Ban Siong Tojin meluap-luap amarahnya ia berteriak-teriak kalap.
"Meskipun binatang, pengemis keji. Seumur hidupmu kerjanya hanya membunuh- bunuhi orang saja. Sekujur badanmu sudah jadi bau amisnya darah manusia. Dosamu sudah bertumpuk-tumpuk. Nah, malam ini aku Ban Siong pasti akan mengirim jiwamu ke akherat untuk kau bikin perhitungan dengan korban-korbanmu didepannya Giam-lo-ong." Ban Siong Tojin hampir tak dapat melampiaskan kata-katanya saking marahnya.
Si pengemis tua hanya ganda ketawa nyengir saja, seolah-olah yang mengejek. pada Ban siong Tojin yang sedang kalap. ia seperti mau membikin tosu itu mati berdiri di sebabkan kegusarannya.
Kemudian terdengar ia menyindir. "Hidung kerbau, kau jangan coba-coba mempertaruhkan
jiwamu berlaku nekad. Aku masih ada perkataan untuk disampaikan padamu "
"Pengemis iblis, jangan banyak rewel. Katakanlah"
"Aku ingin mengatakan padamu... "
"Kenapa kau berhenti, teruskan, kau mau mengatakan apa?"
Tok-kay Kang ciong tertawa nyengir. "Hidung kerbau," katanya kemudian- "apa yang aku katakan, aku merasa malu melihat kau pura-pura jadi orang budiman. Kuanjurkan kau jangan lama-lama hidup di dunia ini, lekas kau bunuh diri ada lebih baik, sebab... " Mukanya Ban Siong Tojin berubah menyeramkan- Kalau orang wajahnya merah dalam keadaan marah, adalah si tosu wajahnya menjadi hitam dan menakutkan-
Sebelum ia menegur lawannya. Tok kay Kang ciong sudah meneruskan kata katanya, "...sebab, kalau tidak ada kau yang timbulkan huru-hara menghina dua muridku, mana ada kejadian semua hweshio penghuni kuil ini melayang jiwanya, coba kau pikir saja sendiri."
"Tutup bacotmu, pengemis kejam Kau boleh rasakan senjata " Berbareng ia kerjakan
kebutannya menghajar musuhnya.
Tok-kay Kang ciong angkat tangannya, telapakan tangan kirinya yang merah membara di dorongkan darimana telah menghembus angin dahsyat menangkis serangan musuh.
Tangan kanannya meloloskan bandringan dipinggangnya, itulah ada senjata bandringan istimewa berupa sebuah bola-bola sebesar buah beligo. Setelah siap ia tidak terus menyerang hanya berkata lagi pada lawannya.
"Hidung kerbau, aku mau bertanya dahulu padamu... "
"Kau mau bertanya apa? Hm bertanya kalau sudah mati bangkaimu harus di tanam dimana? Hmm..Jangan kuatir, aku nanti carikan tempat yang baik..."
"Hidung kerbau," Tok-kay memotong, "bukan demikian maksudku. Aku ingin menanya padamu, katanya dalam agama yang kau anut dikatakan ada semacam ilmu untuk menolong roh manusia yang sudah mati yang disebut emas kayu, api, air, tanah dan entah apa lagi."
"Betul, kau mau apa?" bentak Ban Siong Tojin tidak sabaran Tok kay Kang ciong perdengerkan tertawanya yang aneh^
"Hidung kerbau sekarang aku hendak menanya padamu, kalau sebentar kau binasa oleh senjata bandringan itu, rokhmu akan termasuk dalam salah satu yang mana ?" Ban Siong Tojin mendelik matanya.
Sementara Ho Tiong Jong yang mendengarnya sipengemis seperti yang berkelakar dan memancing kegusaran lawannya secara yang lucu sekali, diam-diam telah tertawa geli.
Anak muda itu melihat Ban Siong Tojin wajahnya sudah menjadi hitam legam. layang meyakinkan ilmu hitam, jika sedang mengerahkan tenaga dalamnya membuat sekujur badannya berubah hitam.
Wajahnya benar benar sangat bengis dan menakutkan-
Tok kay Kang ciong dilain pihak wajahnya memerah seperti arang membara, menyiarkan bau amis yang membuat orang yang mengendusnya mual dan mau muntah.
Dua jago dari kelas tinggi berhadapan, tentu saja tidak sembarangan mengukur tenaganya. Mereka tak bertanding rapat, tapi dari jarak jauh. Masing-masing menggunakan tenaga dalamnya.
Mereka menyerang dengan angin telapakan tangannya yang dahsyat. Telapakan tangannya Ban Siong Tojin hitam, sedang Tok-kay merah membara.
Beberapa gebrakan sudah lewat, ternyata masih belum kelihatan siapa yang bakal menjadi pecundangnya .
Kelihatan mereka masing-masing mundur beberapa tindak, lalu mengerahkan tenaga dalamnya yang istimewa dari latihan puluhan tahun-
Tampak diudara ada dua sinar hijau dan merah saling gempur, itulah sinar-sinar yang dikendalikan oleh tenaga dalamnya Ban siong dan Tok-kay.
Dua sinar itu indah sekali, kelihatannya tampaknya seperti yang menari-nari, tapi sebenarnya saling gempur dengan hebat.
Kekuatan Iweekang (tenaga dalam) yang demikian tingginya, jarang sekali terdapat di antara pendekar-pendekar, meskipun yang sudah dapat dikatakan ulung. Ho Tiong Jong berdiri bengong menonton pertempuran yang langka itu.
Diam-diam ia sudah mengambil keuntungan, ialah memperhatikan jalannya pertempuran dengan seksama.
Ia coba asah otaknya untuk dapat memecahkan kelemahannya, dua jago kuat itu, tapi sia-sia saja. Sayang pikirnya kalau ia tahu kelemahannya Tok kay Kang ciong, saat itu ia bisa turun tangan untuk menyingkirkan jiwanya dari dunia ini.
la menghela napas bila ia ingat dirinya masih belum mampu bertanding melawan Ban Siong Tojin yang tinggi ilmu kepandaiannya.
Matanya terus diarahkan pada jalannya pertandingan, ia mengharap dapat memiliki keandalan dari dua orang kuat itu, untuk kelak ia dapat gunakan melawan musuh.
Lama mereka berkutat dengan sikapnya masing-masing kemudian keputusan dicari dengan pertandingan menggunakan senjatanya masing-masing.
Sekarang tampak bandringan lawan kebutan yang dimainkan oleh dua jago kelas wahid, tentu saja pertandingan ini disaksikan oleh Ho Tiong Jong dengan hati terpesona. Diam-diam ia sangat girang sekali, sebab dari pertandingan itu ia bisa menarik pelajaran untuk dirinya yang berkepandaian masih banyak kurang.
Serangan-serangan Tok kay ada lebih lihay, hingga tidak lama kemudian Ban Siong Tojin terdesak. Satu kali ia sedikit lengah, topinya berikut rambut kepalanya kena ke-sabet bandringan Tok- kay.
Bukan saja Ban Siong Tojin sendiri sangat kaget, tapi Ho Tiong Jong yang melihatnya berdebaran hatinya. Pikirnya, ia tidak boleh tinggal diam saja, ia harus turun tangan untuk membantu pada Ban Siong Tojin menyingkirkan si kejam. Tapi ketika ia mau menyeburkan dirinya Tok- kay berteriak. "Bocah, kau mundur. Aku tidak perlu dengan bantuanmu."