Halo!

Bu Kek Siansu Chapter 33

Memuat...

Swat Hong membanting-banting kaki, terpaksa dia mundur akan tetapi lebih dulu dia berkata kepada Ouw Kong Ek,

"Aku selalu masih siap untuk melayani jago Pulau Neraka yang manapun juga."

Ouw Kong Ek dan Sin Liong sudah saling berhadapan dan keduanya saling pandang tanpa bergerak, seolah-olah hendak mengukur dan menilai keadaan lawan dengan pandangan matanya. Melihat sikap pemuda yang amat tenang itu, juga pancaran sinar matanya lembut dan bebas dari rasa takut maupun kebencian dan kemarahan, hati Ouw Kong Ek menjadi makin suka. Melihat sikap pemuda ini, sukar untuk dipercaya bahwa pemuda ini adalah murid Han Ti Ong, Raja Pulau Es yang sakti. Kelihatannya hanya seperti seorang pemuda yang lemah, pantasnya seorang sastrawan yang biasanya hanya membaca sajak dan menulis huruf indah atau meniup suling.

"Orang muda, mulailah!"

Ouw Kong Ek berkata ragu-ragu untuk menggunakan kepandaiannya menyerang orang yang kelihatannya lemah ini.

"Ouw-tocu, bukan aku yang menghendaki adu kepandaian ini, maka biarlah aku hanya menjaga diri saja."

Jawaban yang keluar dengan suara lembut dan sejujurnya itu setidaknya memanaskan hati Ouw Kong Ek karena kedengarannya seolah-olah pemuda itu memandang rendah kepadanya. Pemuda ini sama sekali tidak gentar menghadapinya, hal itu sama saja memandang rendah!

"Kwa Sin Liong, sambutlah seranganku!"

Bentaknya dan tubuhnya sudah menerjang ke depan, gerakannya perlahan saja namun didahului sambaran angin pukulan dari kedua telapak tangannya.

"Wuuuuuttt... wuuuuttt!!"

Hawa pukulan yang dahsyat dua kali menyambar ke arah leher dan pusar Sin Liong ketika kakek itu mengge-rakan kedua tangannya memukul. Dengan tubuh ringan sekali Sin Liong menggeser kaki dan berhasil mengelah sampai berturut-turut enam kali karena ternyata bahwa pukulan kakek itu begitu luput dari sasaran terus dilanjutkan dengan serangan berikutnya tanpa berhenti sedikit pun, sehingga enam kali berturut-turut kedua tangannya menyambar dahsyat dari segala jurusan! barulah Sin Liong dapat membebaskan diri dari kepungan kedua tangan itu ketika dia meloncat jauh ke belakang, dan siap lagi menghadapi serangan berikutnya.

"Bagus!"

Ouw Kong Ek berseru kagum melihat betapa pemuda itu dengan enak saja sudah berhasil menghindarkan diri dari serangan pukulan yang dinamakan Jurus Pukulan Badai Mengamuk.

Kemudian dia menerjang lagi, kini dia tidak bergerak lambat lagi, melainkan cepat sekali. Kaki tangannya bergerak dengan cepatnya, gerakan yang aneh namun setiap gerakan mengandung daya serang yang amat berbahaya. Kembali Sin Liong menyambut serangan-serangannya itu dengan tenang dan hati-hati, mengelak ke sanansini dan hanya kalau terpaksa dia menggunakan kedua tangannya untuk menangkis atau menyampok. Perlahan saja pemuda itu menangkis, namun selalu tangkisannya yang membawa hawa pukulan Im-kang itu berhasil menghalau tangan lawan! Sampai tiga puluh jurus lebih Sin Liong selalu mengelak dan menangkis tanpa satu kalipun membalas serangan lawan! Tentu saja hal ini membuat Ouw Kong Ek kagum sekali. Pemuda ini sudah diserangnya dengan hebat, didesaknya sampai keadaannya berbahaya, namun tetap tidak mau membalas.

"Eh, Suheng, kau tidak membalas, apa kau merasa phai-seng-gi (sungkan) kepada orang yang hendak memungut mantu kepadamu?"

Swat Hong berteriak-teriak penuh penasaran ketika melihat suhengnya bertempur seperti orang mengalah saja.

Merah muka Sin Liong. Memang dia tidak mau membalas karena dia selamanya belum pernah memukul orang! Dia memang mempelajari silat yang tinggi sekali tingkatannya, bahkan dari kitab-kitab lama yang rahasia dan tak pernah dibaca orang di dalam perpustakaan Pulau Es, dia menemukan ilmu-ilmu mujijat, di antaranya ilmu mengenal inti gerakan semua ilmu silat. Akan tetapi dia merasa sungkan dan ngeri kalau harus memukul orang lain, apalagi kepada kakek yang sama sekali tidak ada permusuhan apa-apa dengannya itu. Kini mendengar ejekan Swat Hong, dia merasa tidak enak dan hatinya terguncang.

Guncangan ini memperlambat gerakan tangannya, maka ketika dia menangkis sebuah pukulan, tangkisannya meleset dan pukulan tangan kiri Ouw Kong Ek menyerempet pundaknya. Tubuhnya tergetar hebat dan dia terhuyung ke belakang. Ouw Kong Ek yang merasa penasaran sekali kini maklum bahwa kalau pemuda itu membalas serangannya, mungkin dia akan kalah! maka melihat hasil pukulannya yang membuat Sin Liong terhuyung dia cepat mendesak maju. Dia harus mengalahkan pemuda ini karena dia ingin sekali pemuda ini menjadi penghuni Pulau Neraka, dan kalau mungkin menjadi suami Soan Cu. Dan untuk itu, dia harus lebih dulu merobohkannya. Maka dia cepat mendesak selagi tubuh Sin Liong terhuyung ke belakang itu.

"Wuuut-plak-plak! Wuuu-plak-plak!!"

Pukulan-pukulan tangan Ouw Kong Ek hebat sekali dan setiap kali Sin Liong yang masih terhuyung itu mengelak, pukulan itu berubah menjadi cengkraman yang amat lihai namun selalu tangan Sin Liong masih dapat menyapoknya! Bahkan pemuda itu berseru keras, tubuhnya melayang keatas, berjungkir balik dua kali dan sudah turun lagi ke atas lantai dengan tubuh tegak dan sudah siap lagi! Ouw Kong Ek makin penasaran. Cepat dia menerjang maju, kedua kakinya bergerak cepat dengan tendangan berantai yang cepat dan kuat sekali. Kedua kaki itu seperti kitiran saja sehingga kelihatannya kakek ini berkaki lebih dari dua yang bergerak susul menyusul melakukan tendangan ke arah bagian-bagian berbahaya dari tubuh Sin Liong.

"Siuut-siutt...dess!!"

Setelah berhasil mengelak ke kanan kiri, Sin Liong terdesak ke sudut dan terpaksa dia menggunakan kedua lengannya menangkis sambil mengerah-kan tenaga inti salju.

Tubuh Ouw Kong Ek menggigil, terasa dingin sekali tubuhnya, rasa dingin yang menjalar melalui kaki yang tertangkis. Dia menggoyang tubuhnya beberapa kali dan rasa dingin sudah terusir. Dia memandang lawannya dengan mata terbelalak lebar, kemudian kakek ini mengeluarkan suara melengking nyaring dan tubuhnya sudah melayang ke atas kemudian menukik kearah Sin Liong. Sin Liong terkejut sekali, dia maklum bahwa serangan terakhir ini bukan main hebatnya, maka dia pun lalu berteriak keras dan tubuhnya juga mencelat ke atas menyambut tubuh lawannya, kedua lengannya digerakkan di depan tubuhnya.

"Plak-plak... bruukkk!!"

Tubuh Ouw Kong Ek terbanting ke atas lantai, dan hanya setelah dia bergulingan beberapa kali saja dia dapat bangun dengan agak pening. Bukan main, pikirnya. Dia tadi melakukan serangan dahsyat, serangan maut yang akan sukar disambut oleh lawan yang sakti, akan tetapi pemuda itu menyambutnya di udara, memapaki pukulan dengan pukulan sehingga kedua telapak tangan mereka bertemu di udara dan akibatnya dia sendiri yang terbanting keras!

"Belum cukupkah, Tocu?"

Sin Liong bertanya dengan suara penuh penyesalan karena dia dipaksa untuk bertempur , hal yang sama sekali tidak disukainya.

"Hmm, aku belum mengaku kalah, orang muda!"

Dan kini kakek itu menyerang lagi dengan ilmu silat yang gerakannya cepat sekali, akan tetapi juga aneh. Swat Hong yang menonton di pinggir, memandang penuh perhatian dengan alis berkerut.

Dia merasa heran sekali. Ilmu silat yang dimainkan oleh kakek itu seperti pernah dilihatnya, seperti bukan gerakan asing, namun mengapa begitu aneh dan sama sekali tidak dikenalnya? Memang tidak mengherankan hal ini terjadi pada Swat Hong karena ilmu silat yang dimainkan kakek itu memang bersumber pada ilmu silat Pulau Es, hanya sudah diubah banyak sekali menjadi ilmu silat ciptaan nenek moyang Pulau Neraka! Bahkan kini dari kedua telapak tangan kakek itu mengepul uap hitam, dari mulutnya juga menyembur uap hitam yang kadang-kadang menyambar ke arah muka Sin Liong. Sebagai seorang hali pengobatan Sin Liong segera mengenal hawa beracun keluar dari uap hitam itu, maka dia bersikap hati-hati, setiap kali ada uap hitam menyambar. Sementara itu, sambil mengelak dan menang-kis dia mencurahkan seluruh perhatiannya dan dengan ilmu mujijat yang didapatnya dari kitab, yaitu mengenal rahasia inti gerakan ilmu silat, dia sudah dapat mencatat dan hafal akan jurus-jurus yang dimainkan oleh lawannya.

"Suheng, balaslah lawanmu! Apa kau takut?"

Swat Hong berteriak lagi. Ouw Kong Ek yang sudah merah mukanya saking penasaran dan malu karena merasa dipandang rendah dan dipermainkan, membentak,

"Orang muda, berani engkau memandang rendah kepadaku sehingga tidak mau balas menyerang?"

Sin Liong terkejut bukan main.

Sama sekali tidak mengira bahwa sikapnya yang mengalah dan tidak mau balas menyerang itu malah dianggap memandang rendah oleh kakek itu dan dianggap takut oleh Swat Hong! Tadinya dia hanya mengharapkan kakek itu akan tahu diri dan mundur sendiri. Siapa kira, kakek itu keras kepala dan tidak akan mengaku kalah kalau tidak dirobohkan! Dalam keadaan seperti itu, tidak ada pilihan lain bagi Sin Liong. Dia menggigit bibirnya menguatkan hati karena menyerang orang merupakan hal yang berlawanan dengan hatinya, lalu kaki tangannya bergerak cepat sekali. Terdengarlah seruan-seruan kaget dari mulut para pembantu Ouw Kong Ek, bahkan belasan jurus kemudian, setelah dengan susah payah Ouw Kong Ek mengelak dan menangis, kakek ini berseru keras dan tubuhnya terguling.

"Heiiii... dari mana engkau mendapatkan ilmuku ini?"

Kakek yang sudah terguling karena kedua lututnya tercium ujung sepatu Sin Liong itu meloncat bangun lagi sambil bertanya dengan mata terbelalak dan penuh keheranan. Selama belasan jurus tadi, dia telah diserang oleh Sin Liong dengan ilmu silatnya sendiri dan pada jurus ke lima belas, dia tidak mampu menghindar sehingga kedua lututnya tertendang membuat dia terguling. Dan kalau pemuda itu menghendaki, ketika ia terguling tadi tentu pemuda itu dapat menyusulkan serangan maut yang dapat menewaskannya! Sin Liong menjura dan melangkah mundur.

"Aku hanya meniru-niru dari Tocu sendiri...."

Ouw Kong Ek makin terheran dan sejenak dia melongo, kemudian dia melangkah maju dan memegang kedua tangan pemuda itu.

"Kwa Sin Liong... engkau hebat sekali! Aku mengaku kalah terhadap Kwa-taihiap (Pendekar Besar Kwa)! Aku telah dirobohkan secara mutlak, bahkan dengan jurus-jurus ilmu silatku sendiri! Dia ini adalah seorang pendekar besar yang memiliki kesaktian seperti dewa!"

Dukungan & Donasi

Bantu kami terus update dengan memberi dukungan melalui:

BCA 7891767327
Trakteer
Post a Comment