Halo!

Warisan Jendral Gak Hui Chapter 22

Memuat...

Maka dia akan segera menyelesaikan Kiam Ciu dan akan membuktikan bahwa dia adalah pengawal yang baik. Maka segeralah dia siap siaga untuk bertempur. Dikalangan Kang ouw sebenarnya kemunculan wanita jelita itu telah tersiar.

Karena wanita jelita itu mempunyai ilmu tinggi pula ialah sebuah ilmu pelenyap sukma yang bernama Pan-Yok-sin-im atau suara melenyapkan sukma. Orang belum ada yang menyaksikan kehebatan ilmu silatnya dan juga tidak mengetahui dia berasal dari mana. Sedangkan orang-orang hanya mengetahui bahwa dia adalah Nyonya besar dari istana Shin-san-kong. Wanita jelita yang selalu berkereta. juga selalu mendapat pengawalan.

Wanita jelita dari Istana Shin-san-kong itu selalu menarik perhatian dikalangan para pendekar. Bahkan dalam rimba persilatan wanita jelita selalu menjadi teka-teki. Karena belum jelas maksudnya dalam lingkungan Bu-lim, walaupun dia seorang wanita yang sangat lihay ilmu silatnya tetapi tidak pernah terjun dalam Kang-ouw. Yang jelas menjadi sangat terpengaruh ialah para pendekar-pemdekar muda karena kejelitaan wanita itu. Bahkan karena memandang kejelitaan itu mereka rela berkorban apa saja asal dapat selalu berdekatan dengan Nyonya besar diri istana Shin-san-kong. Maka tiadalah mcngherankan kalau mereka itu telah banyak berkorban harta maupun kekasih bahkan nyawa. Karena para pendekar muda itu bukan hanya sekedar mengharapkan selalu berdekatan dengan nyonya besar dari istana Shin-san-kong tetapi mereka mengharapkan lebih dari itu. Mereka mengharapkan untuk menjadi kekasih yang tersayang.

Dalam keadaan itu maka tiadalah mengherankan kalau diantara para pendekar muda itu hingga terjadi persaingan bahkan permusuhan. Kadangkadang menimbulkan korban jiwa juga.

Sedangkab nyonya besar yang jelita itu karena sudah terbiasa dan menyadari keadaannya yang menjadi pujaan dan selalu disanjung oleh para pendekar muda yang tampan dan gagah, maka terbiasalah wanita itu menyaksikan segala kekerasan dan pertumpahan darah. Sehingga hatinya tiada merasa puas kalau tidak menyaksikan perkelahian.

Maka dia telah menetapkan peraturan yang luar biasa bagi para pendekar muda yang telah menyerah kepadanya. Pendekar muda yang telah takluk karena terbuai oleh kecantikan dan kemerduan suara wanita jelita itu. Nyonya besar dari istana Shin-san-kong menetapkan bahwa seseorang dapat selalu menjadi pengawalnya kalau dapat membuktikan keperkasaan dihadapannya.

Sedangkan bagi pengawal yang telah kalah dianggap tidak berguna lagi dan harus keluar atau dikeluarkan. Begitu pula bagi para pengawal yang membangkang perintah, orang-orang yang tidak patuh itu akan segera dipecatnya. Kecantikan wanita itu sangat luar biasa. Maka tidakhb mengherankan kalau kecantikannya itu mempesonakan banyak para pendekar muda yang saling bersaing untuk merebut hati dan simpati wanita jelita dari istana Shin-san-kong itu. Tong Kiam Ciu juga sangat terpesona menyaksikan kejelitaan wanita itu.

Bahkan mata pemuda itu tiada berkedip, apalagi ketika menyaksikan gerak-gerik wanita itu yang sangat menarik.

"Hemmm, tidaklah mengherankan kalau banyak para pemuda yang masuk kedalam perangkapmu! Memang kecantikannya sangat luar biasa dan mempesonakan.. . .” pikir Kiam Ciu. Karena terus saja dia sendiri sangat tertarik dan mengagumi kecantikan, tetapi dia adalah ibarat bunga mawar yang banyak berduri.. . . Lalu tampaklah wanita jelita itu melangkah mundur dan dengan suara yang bernada perintah kearah kedua orang pengawalnya itu.

"Nah! Sekarang dapat berkelahi! Aku akan melihatnya!” seru nyonya besar dari istana Shin-san-kong dengan suara lantang tetapi mata bersinar-sinar mengkilat penuh gairah. Dengan hati berat Tong Kiam Ciu telah nyahut kata-kata itu.

"Aku Tong Kiam Ciu, selama sepuluh tahun telah menekuni ilmu silat. Ilmu silatku tidak untuk dipertontonkan, apa lagi untuk melukai dan menyiksa orang lain yang tidak ada ikatan permusuhan. Menyesal sekali, aku tidak dapat melaksanakan perintahmu!” seru Kiam Ciu dengan lantang dan pasti.

Setelah itu Kiam Ciu memutar dan bermaksud untuk menghampiri kudanya dan akan meneruskan perjalanan.

Penolakan yang diucapkan oleh Kiam Ciu dengan suara bernada tegas dan berani itu membuat para pengawal maupun sinyonya besar itu tidak pernah mendapat tantangan dan penolakan. Semua perintahnya selalu diturut. Apalagi para pendekar muda yang sebaya dengan Kiam Ciu. Ia selalu dipuja dan segala tutur katanya. Baru saja Kiam Ciu siap siaga menghadapi serangan sikipas baja, tiba-tiba telinganya menangkap suara seruan yang datangnya dari mulut wanita itu.

"Tunggu dulu.. !” seru wanita muda itu dengan suara lantang.

Kiam Ciu sebenarnya akan bersikeras melawan pengaruh seruan wanita itu Namun ternyata tidak mampu, karena perintah itu ternyata mempunyai pengaruh luar biasa sekali. Entah karena apa Kiam Ciu merasa semangatnya hilang dan seluruh tubuhnya menjadi lemas.

"Oh ! Dia telah melancarkan ilmu Pan-yo-shin-im. Celaka !” pikir Kiam Ciu dengan penuh khawatir. Setelah dia dapat mengusir pengaruh ilmu lawan, segeralah dia meloncat kearah kudanya dan langsung meloncat ke punggung kuda putih itu. Dengan tidak berpikir panjang lebar segeralah dia mengeprak kudanya untuk menjauhi tempat itu. Sedangkan wanita muda yang jelita itu merasa heran karena llmu Pan-yoshin-im ternyata tidak mampu menahan Kiam Ciu.

"Hmm.. . Tong K.iam Ciu, baiklah kau menang untuk kali ini. Tetapi waspadalah dilain waktu kau akan jatuh ketanganku !” pikir wanita itu dengan mengawasi kearah punggung Kiam Ciu yang bertambah jauh karena memacu kudanya melanjutkan perjalanan. Selama dalam petualangannya untuk memikat laki-laki, baru kali ini dia merasa kecewa karena kenyataannya bahwa Kiam Ciu tidak mudah ditundukkan. Sedangkan Kiam Ciu telah melarikan kudanya untuk lari sejauhjauhnya dari wanita jelita Itu. Kiaos Ciu bersyukur bahwa dia dapat lotos dari cengkeraman asmara wanita jelita istana Shin-san-kong. Karena pemuda itu yakin bahwa dengan terlibatnya dalam skandal itu berarti akan menggagalkan segala tugas yang telah dirintisnya dengan bersusah payah.

Namun demikian, dia tidaklah terlalu lengah. Karena dia tahu bahwa nyonya besar dari istana Shin-san-kong itu adalah seorang wanita jelita yang ganas dan sakti. Dengan kewaspadaan itu maka Kiam Ciu meneruskan perjalanannya.

Walaupun demikian dia juga tidak mampu untuk mengusir bayangan wajah jelita wanita itu dari ingatannya.

Kiam Ciu terus memacu kudanya tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya.

Hawa dingin telah terasa, ketika itu barulah Kiam Ciu mengangkat kepala dan memandang keadaan disekitarnya. Barulah dia menyadari bahwa telah masuk kedalam sebuab hutan yang lebat. Pohon-pohon dalam butan Itu telab bertiup, tiba-tiba Kiam Ciu mengeluh.

"Ohh.. terlalu jauh aku mengambil jalan.. .kini aku berada di hutan bagian mana? Mudah-mudahan ada tanda-tanda yang dapat kuturutkan.. .” pikir Kiam Ciu. Tetapi belum sampat pemuda iiu memikirkan hal-hal yang bakal ditempuhnya. Matanya yang tajam itu dapat menangkap suatu benda yang melayang kearah dirinya. Benda berwarna putih itu meluncur dengan cepat kearah dirinya. Maka dengan tangkas pula Kiam Ciu menangkap benda iiu.

Benda yang berwarna putih itu ternyata adalah selembar kertas yang dilipat sangat kecil. Kertas yang terlipat-lipat itu dilemparkan oleh seseorang kepada Kiam Ciu. Ketika Kiam Ciu menangkap kertas itu buru-buru dibukanya dan dilihatnya, ternyata kertas itu bergambarkan wajah seorang gadis yang cantik berumur kurang lebh lima belas tahunan.. Kiam Ciu mengangkat wajahnya dan melihat kearah orang yang melemparnya itu sambil mengejar kearah orang itu maka kertas itu masih ditentangnya.

Ternyata orang melempar kertas tadi adalah seorang pemuda berwajah pucat dan bertubuh tinggi berambut panjang meriyap. Ilmu meringankan tubuh pemuda itu sangat hebat. Kiam Ciu menghentikan pengejarannya. Karena dia merasa tidak mengerti maksud pemuda itu maka Kiam Ciu lalu menghentikan kudanya dan bayangan pemuda itu terus melesat hilang. Sekali lagi dipardanginya kertas yang menggambarkan wanita jelita itu. Kemudian dilipatnya dan dimasukkan kedalam saku bajunya.

Hanya sejenak Kiam Ciu mengerutkan keningnya memikirkan teka-teki kertas bergambar wajah gadis itu. Namun sampai sedemikian lama dia tidak tapat memecahkan teka-teki itu. Maka dihalaukannya persoalan itu dari pikirannya. Dia mempunyai pokok tujuan dan tugas yang harus dapat diselesaikannya untuk memenuhi harapan-harapan gurunya.

Maka Kiam Ciu kini menggertak tali kekang kudanya dan kuda putih kesayangannya itu meloncat meninggalkan hutan itu. Beberapa li pemuda itu menempuh perjaanan, tiba-tiba telinganya menangkap suara rintihan seseorang.

Rintihan itu terdengar sayup-sayup tertiup angin, Karena watak Kiam Ciu welas asih dan memegang teguh keperwiraan maka ketika mendengar rintihan itu dia tidak dapat tinggal diam saja. Segeralah dia menarik tali kekang kudanya kearah datangnya suara itu. Ketika suara itu terdengar nyata benair, segeralah Kiam Ciu turun dari punggung kuda putihnya.

Diperhatikannya seorang laki-laki yang tengah menelungkup ditanah dia memegangi perutnya sambil merintih-rintih. Tampak bahwa orang itu sangat menderita, Kiam Ciu menghampiri dan memegang bahu orang itu. Kemudian menegurnya dengan suara menghibur.

"Mengapakah kau.. ? Apakah aku dapat menolongmu ?” bisik Kiam Ciu sambil membongkok. Tetapi orang itu dengan tiba-tiba menghentikan rintihan dan loncat berdiri.

Kemudian menyerang Kiam Ciu dengan sebilah golok.

Gerakannya sangat cepat sekali. Namun Kiam Ciu dapat menghindarinya pula dengan cepat. Maka melesatlah serangan ttu menusuk tempat kosong, dan orang itu dengan cepat pula memutar tubuh menghadap kearah Kiam Ciu dengn golok mengkilap tetap tergenggam di tangan kanan.

"Tahan ! Aku Kiam Ciu bermaksud baik untuk menolongmu, tetapi ternyata kau menyerangku dengan keji apakah maksudmu?” seru Kiam Ciu heran dan mengamati keadaan orang itu dengan penuh waspada.

Tetapi orang itu tidak menjawabnya, bahkan kini menyerang lagi dengan lebih dahsyat dalam jurus Long-li-ciu atau mendorong perahu dalam ombak.

Laki-laki itu meloncat sambil menikamkan goloknya ke leher Tong Kiam Ciu.

Dukungan & Donasi

Bantu kami terus update dengan memberi dukungan melalui:

BCA 7891767327
Trakteer
Post a Comment