Halo!

Warisan Jendral Gak Hui Chapter 21

Memuat...

Ketika Kiam Ciu menghentikan kudanya, tampaklah orang-orang pengawal kereta itu telah bersikap seram dan berusaha untuk menyerang Kiam Ciu. Maka pemuda itu waspada, memperhatikan gerak-gerik mata orang-orang yang menghampirinya itu Salah seorang pengawal itu telah menghadang di tengah jalan. Ditangan kanan orang itu terlihat sebuan kipas baja. Wajah orang itu tampak bengis tanpa kompromi. Matanya yang bersinar hitam tajam melotot kearah Kiam Ciu.

"Hey anak muda, mengapa kau mengejar kita?? Apakah kau tidak melihat bahwa hari ini Nyonya Besar berkenan untuk melalui jalan raya ini?!” seru orang yang menggenggam kipas baja dengan suara seram.

"Nyonya besar dari mana yang ingin menggunakan jalan raya ini ?” seru Kiam Ciu dengan balas tak acuh memandang ringan.

Hal itu membuat laki laki yang memegang kipas baja itu menjadi sangat bergusar hati. Matanya melotot dan kumisnya yang lebat dan kasar itu seolaholah berdiri dan mengijuk.

"Matamu buta ? Kau tidak mengenal Nyonya Besar dari istana Shi-san-kong!”

seru laki-laki itu dengan bentakan kasar.

Nyonya Besar dari istana Shi-san-kong adalah seorang wanita muda jelita dan kaya raya. Wanita itu juga mempunyai kepandaian ilmu silat yang tidak rendah. Karena harta yang berlimpah-limpah maka dia berhasil menyewa beberapa orang jago silat untuk mengawalnya.

Mendapat jawaban laki-laki yang memegang kipas baja itu. Kiam Ciu tersenyum. Kemudian dia memeriksa laki-laki itu dengan matanya yang menyelidik dan sempat bertatapan pandang.

"Aku hanya mengetahui bahwa jalan raya ini milik orang banyak ! Milik umum jadi bukan milik orang-orang tersebut ! Sedangkan aku melarikan kudaku bermaksud untuk mengejar kalian !” seru Kiam Ciu menegaskan dengan nada suara mendatar dan tenang.

Mendapat jawaban itu pengawal istana Shi-san-kong menjadi bergusar hati.

Dengan mengernyitkan alisnya dia membelalakkan sepasang matanya. Laki laki yang bersenjata kipas baja itu lalu membentak.

"Kurang ajar! Apakah kau tidak mendengar peringatanku?!” seru laki-laki bersenjata kipas baja itu dengan geram.

"Ya. aku medengarnya Tetapi aku samakali tidak menyangka bahwa aku dilarang untuk berjalan diatas jalanan umum ini !” jawab Kiam Ciu sambil tersenyum-senyum. Menyaksikan keadaan Kiam Ciu itu laki-laki bersenjata kipas baja menjadi bertambah gusar. Seolah-olah dia disindir dengan kata-kata tajam oleh Kiam Ciu.

Akhirnya pengawal itu sekilas melihat Oey-Liong-Kiam yang disandang dipunggung Kiam Ciu. Ketika itu maka dengan sombong dan membanggakan diri pengawal itu telah membentangkan kipas bajanya, kemudian melantang Kiam Ciu. "Oho !” kukira siapa kau anak muda ! Ternyata kau adalah Tong Kiam Ciu yang pernah bikin ribut memperlihatkan kelihayanmu dalam pertemuan Bu lim tahwee diatas puncak gunung Ciok-yong-hong beberapa hari yang lalu. Tetapi kini aku ingin mencoba kelihayanmu !” seru laki-laki pengawal istana Shin-sankong.

Pengawai itu hanya mengetahui bahwa dalam pertemuan Bu lim tahwee beberapa hari berselang Kiam Ciu diserang secara keji oleh Liat Kiat Koan.

Dalam serangan itu, Kiam Ciu jatuh pingsan. Maka pengawal itu berpendapat bahwa Kiam Ciu hanyalah seorang pemuda yang ambisius dan ilmu silatnya tak seberapa tinggi. Maka dia menilai rendah ilmu silat pemuda itu. Hingga dia berani untuk menantangnya.

Namun kenyataannya Kiam Ctu memang pemuda yang tidak ingin ribut?.

Karena pemuda itu merasa masih banyak tugas yang harus dijalankannya. Maka dia ingin menyudahi perkara ini dan segera berlalu untuk menghindari bentrokan. Tetapi sikap mengalah dan tidak ingin bentrok itu ditafsirkan oleh pengawal itu sebagai sikap seorang pemuda yang lemah dan hanya berilmu rendah. Maka bertambah berani dan sombonglah pengawal itu.

"Tuan besar dari istana Shin-san-Kong ! Aku menjelaskan padamu bahwa aku tidak sengaja mengejar dan mencari keributan ! seru Kiam Ciu sambil menghormat. Bagi seorang yang berhati tulus dan budiman, kata-kata yang diucapkannya dan penuh sopan santun itu akan meredakan hati dan damai. Tetapi bagi pengawal istana Shin-san-kong malah menambah kemarahannya dan membentak dengan mata merah menyala.

"Kurang ajar kau.. Hei Kiam Ciu rupa-rupanya kau hanya pembual dan pandai berbicara ! Tetapi ternyata kau takut menghadapi aku !” seru pengawal iatana Shin-san-Kong dengan sangat lantang dan marahnya.

"Twako ! Jangan mengulur-ulr waktu terhadap cecurut busuk itu ! Biarlah aku yang menghadapinya!” terdengar salah seorang pengawal itu mencampuri urusan itu. Rupa-rupanya sejak tadi orang itu telah menahan hati dan tak terkekang lagi. Mendengar seruan itu, akhiryna kesabaran Tong Kiam Ciu terpancing juga.

Pemuda itu turun dari punggung kudanya dan berdiri dengan sikap perwira, kemudian memandang kearah orang-orang yang berada dihadapannya dengan sinar matanya. "Aku Tong Kiam Ciu tidak ingin mencari keributan ! Tetapi jika kalian mau mencari gara-gara aku bersedia melayaninya !” seru Tong Kiam Ciu dengan suara tegas, "Nah.. bersiap-siaplah untuk menghadapiku kalian dapat memilih cara satu lawan atau kalian bersama-sama mengerebutku!”

"Aku yang akan berhadapan denganmu!” seru pengawal yang bersenjata kipas baja itu seraya meloncat kedepan.

Orang-orang yang lainnya minggir dan menyaksikan pertempuran itu, sebenarnya mereka juga ingin menggempur serentak. Namun rata tinggi hati mereka yang menyebabkan mereka tidak mau mengerubut Kiam Ciu. Kiam Ciu telah waspada, maka ketika menyaksikan bahwa lawannya telah siap pula, Kiam Ciu segera memasang kuda-kuda.

Dengan sekali loncatan pengawal itu telah memukulkan kipas bajanya kearah leher Kiam Ciu. Namun Tong Kiam Ciu memiringkan tubuhnya dan menekuk lutut. Tangan kanan membentuk pedang.

"Tahan.. !” terdengar suara seorang wanita yang sangat halus.

Rupa-rupanya tekanan suara wanita itu dapat menggetarkan jantung lakilaku. Tenyata pengawal dan Kiam Viu juga menurut untuk menghentikan serangan mereka, Ternyata wanita itu adalah wanita yang berada dalam kereta indah itu. "Tunggu dulu, aku ingin menyaksikannya !” seru wanita yang berwajah sangat jelita dengan kulitan kuning langsat dan giginya bagaikan mutiara berjajar. Kehadiran wanita jelita itu membuat kedua orang yang akan bertempur untuk sesaat tertegun mematung. Wanita muda dan jelita itu mengenakan pakaian yang berwarna dadu, wajahnya tampak sangat jelita lebih mirip dengan bidadari daripada manusia. Gerak-geriknya sangat mempesonakan dan menggiurkan. Keempat pengawal itu segera membongkok memberikan hormat kearah kehadiran wanita jelita itu.

Setelah memperhatikan Tong Kiam Ciu sejenak, maka wanita itu lalu menghampiri Kiam Ciu yang juga tampak terpesona dan lupa daratan menyaksikan kecantikan wanita muda itu. Bahkan pada saat itu untuk sesaat Kiam Ciu telah melupakan adiknya Ji Tong Bwee.

Dengan gerak gerik yang memikat dan suara yang bernada merayu, wanita itu berseru kearah Tong Kiam Ciu.

"Hmmm.. . rupa-rupanya kau ini adalah Tong Kiam Ciu yang memiliki ilmu Giok-ciang-cui-kiam (Tinju baja mematahkan pedang) !” seru wanita jelita itu sambil tersenyum. Suara yang halus dan merayu itu mengandung pujian, schingga Kiam Ciu yang masih sangat muda dan hijau dalam hal asmara itu jadi tertunduk malu.

Sesaat kemudian wanita jelita itu membalikkan tubuhnya menghadapi kedua orang pengawalnya yang tadi telah menantang Kiam Ciu. Kemudian berseru kearah kedua pengawal itu.

"Kalian berdua ! Kalian telah mengikutiku selama beberapa hari ini dan aku yakin betul bahwa kalian berdua telah mengetahui betul peraturan istana kita!”

seru wanita jelita itu Kini suara yang merdu dan penuh daya perayu itu telah lenyap dan berubah merjadi lantang dan meninggi. Disusul dengan hormat dan suara takut oleh kedua pengawal itu. "Siocia kita mengetahui betul peraturan itu.”

Peraturan istapa Shin-san-kong itu ialah barangsiapa telah menjadi pengawal wanita itu harus dapat membuktikan bahwa mereka dapat menjaga keselamatan wanita itu dan dapat menghapuskan segala rintangan. Padahal sekarang mereka berhadapan dengan Tong Kiam Ciu. Berarti mereka harus menghadapi pemuda itu. Kalau mereka tidak dapat mengalahkan Kiam Ciu berarti mereka kehilangan pekerjaan. Laki-laki yang bersenjata kipas baja itu tidak mau kehilangan pekerjaan yang enak itu.

Dukungan & Donasi

Bantu kami terus update dengan memberi dukungan melalui:

BCA 7891767327
Trakteer
Post a Comment