Halo!

Seruling Samber Nyawa Chapter 23

Memuat...

"Musuh mulai bergerak hati-hatilah!"

Terdengar Siok Kui-tiang menyahut "Aku paham, kau sendiri juga hati-hatilah!"

Tepat pada saat itulah kedua pelindung Hiat hong-pang dengan serangan bara apinya telah menerjang tiba dari tengah udara.

Kebetulan saat itu juga Siok Kiu- tiang sudah kerahkan bawa murni pelindung badannya keluar digabung dan dikombinasikan dengan Ji-lo terus disungsungkan keatas, Setelah terdengar ledakan dahsyat bagai bom meledak, Giok liong bersama Siok Kiu-tiang berbareng melesat naik keatas terus meluncur turun lagi berdiri berendeng.

Dalam gebrak pertama saling gempur ditengah udara ini.

diam-diam Giok-liong terperanjat.

Karena terasakan olehnya bahwa kepandaian dua pelindung Hiat-hong-pang ini masih setingkat lebih tinggi bila dibanding dengan Thian-siu-su-cia Ih Peng.

Tanpa merasa timbullah kewaspadaan yang lebih besar dalam benaknya.

Kalau diterawangi situasi gelanggang, para jago silat dari Hiat-hong-pang pasti bukan beberapa gelintir saja, ini berarti situasi dihadapi sekarang sangat tidak menguntungkan bagi Giok-liong berdua, sedikit alpa atau ceroboh bertindak mungkin jiwa sendiri bakal terkubur ditempat alas ini.

Tengah hatinya menimang-nimang, kedua pelindung Hiathong oang itu sudah menubruk tiba sembari lancankana pukulan deras yang membawa tekanan panas tinggi.

Giok-liong sudah mengejek dingin, Ji-lo dikerahkan sepuluh bagian dimana kedua tangannya bersilang terus disurung kedepan menyambut serangan musuh.

Sekejap saja angin puyuh bergulung bertambah seret tak ubahnya seperti gulungan banjir yang melandai dengan dahsyatnya diselingi bayangan angin pukulan yang santer, sedemikian sengit dan seru pertempuran kali ini, sebaliknya disebelah sana tampak Iblis rudin berputar dan berkisar seperti keong berputar sedemikian lincah, dan gesit tubuhnya berputar, dimana setiap kali tangan kakinya bergerak angin tutukan jarinya yang mendesis menyambar-nyambar dengan bentuk bayangan laksana sekokoh gunung bagaikan gelombang badai pula derasnya.

Tapi kepandaian lawan juga bukan baru saja lulus dari perguruannya, bukan saja aneh dan hebat, kepandaian mereka memang lihay dan ajaib lain dari yang lain ditambah ganas dan berbisa lagi, betapa dalam Lwekang mereka benar benar sangat mengejutkan.

Pertempuran terjadi semakin dahsyat dan ramai, tubuh mereka berempat sedemikian lincah dan tangkas sekali, setiap pukulan atau tendang saja pasti membawa kesiur angin keras yang membawa maut ini masih belum yang paling mengejutkan adalah suhu panas yang terbawa oleh hawa pukulannya yang mematikan itu sedikit ajal saja pasti badan akan hangus meskipun hanya kena samberannya saja karena keracunan...

Empat orang terbagi dalam dua kelompok pertempuran semakin lama jalan pertempuran ini semakin memuncak dan hangat tatkala mana Giok-liong sudah kerahkan Ji-lo sampai tingkat kesepuluh jurus atau tipu tipu permainan Sam-ji-cuihun chiu juga mulai dilancarkan.

Kuntum mega putih mulai mengembang bertaburan mengelilingi sekitar gelanggang, sebuah telapak tangan putih halus laksana banyangan setan seperti perlahan tapi cepat sekali melayang datang menutul kearah musuh.

Waktu ia pandang keadaan pihak lawan, kiranya musuh juga sudah kerahkan seluruh kemampuannya, seluruh tubuh musuh sudah terbungkus oleh cahaya merah marong dari bara api yang panas sekali sampai mengepulkan asap hitam, sedemikian tebal dan kuat hawa panas ini sedang saling gempur dan bertahan mengadu kekuatan.

Dilain pihak iblis rudin Siok Kiu tiang sendiri juga sudah mempamerkan segala kepandaian simpanaunya, jari tangannya me-nari-nari memetakan sorot merah dari keampuhan jari tutukannya, begitu keras angin tutuIannya itu mendesis kemana-mana sampai babak terakhir ini mereka masih saling serang dan gempur dengan sama kuatnya.

Dilihat keadaan pertempuran dahsyat ini kiranya sebelum ribuan jurus susah ditentukan pihak mana yang bakal menang atau kalah Bahkan daya kekuatan suhu panas yang membara itu lama kelamaan terangsang bau hangus terbakar yang memualkan.

Sekitar lima tembak sekeliling gelanggang semua sudah hangus terbakar.

Keruan para seragam hitam yang menonton diluar gelanggang mundur semakin jauh, mereka menyingkir sambil waspada mengawasi gelanggang pertempuran untuk menjaga supaya kelinci yang sudah mereka kepung tidak lolos Iagi.

Sementara itu Hiat-hong pangcu berdiri sambil bersidakep dikelilingi lima orang berkedok yang baru saja tiba belum lama.

Sang waktu terut berlalu tanpa menunggu, Meskipun belum kelihatan bahwa kedua pelindungnya bakal kalah, namun juga tidak banyak mengambil keuntungan.

Sekonyong-konyong terdengar Hiat-tong Pangcu tertawa dingin, ujarnya.

"Binatang dalam jaring juga masih berani berontak."

Setelah mengekeh sekian lamanya, mendadak ia berpaling kepada lima pengikutnya, katanya.

"Kalian berlima boleh maju, bantulah kedua pelindung kita, bunuh atau riugkus ke dua orang ini hidup-hidup."

Walaupun Giok-liong tengah tepat menghadapi musuhnya, tapi kuping dan matanya tetap dapat mengikuti keadaan di sekelilingnya. Begitu melihat keadaan yang membahayakan ini dia merasa terkejut, bentaknya dengan murka.

"Bagus benar Hiat-hong pang kalian, ternyata tidak tahu malu dan hina dina, main keroyok untuk ambil kemenangan"

Sembari berkata beruntun ia kirim dua kali jotosan, dua gumpal kabut putih teriring dengan angin keras seketika menyentak mundur pelindung musuh yang dihadapinya sampai tersungkur hampir jatuh. Terdengar Giok-liong bergelak tertawa serta serunya.

"Tuan mudamu jikalau tiada berisi masa berani malang melintang didunia persilatan!"

Terdengar pelindung kiri ini memekik gemetar saking gusar, suaranya aneh, dimana tangannya meranggeh kebelakang, tahu-tahu tangannya sudah melolos keluar senjata tombak pendek bercabang tiga seperti garpu, senjata ini berbentuk aneh panjang tiga kaki dan berkilat menyilaukan mata, Sedikit pergelangan tangan menggertak berbareng badannya melejit maju merangsak dengan serangan yang mematikan kearah Giok-liong.

Secara kebetulan perkataan Giok-liong baru saja habis diucapkan, cepat-cepat tangan kiri bergerak melingkar terus didorong kedepan, re.lang tangan kanan secepat kilat meluncur keluar dari lingkaran bundar itu langsung menutuk ke dada lawan, Maka mega putih menerpa kedepan dengan keras, di tengah kilatan cahaya merah marong juga menerjang datang dari depan, seketika angin menderu dan mendesis bersuitan saking hebatnya.

"Siiiut ..... daaarrr, ..."

Begitu ledakan itu lenyap dua bayangan lantas terpental mundur.

Selarik cahaya kuning emas terus mencorong tinggi ketengah angkasa, ternyata bahwa senjata potlot emas Giokliong sudah dilolos keluar, Namun belum sempat senjata Giokliong ini beraksi, mendadak angin-kencang mendesir disertai sinar hijau dingin meluncur kearah punggungnya dengan kecepatan yang susah diukur.

Lima bayangan terbagi dalam dua kelompok bagai angin badai menerpa kencang menerjang kearah Giok-liong dan Siok Kiu-tiang Bersama itu dua atas rantai warna merah tahu-tahu juga sudah menusuk tiba didepati dada Giok-liong.

Angin pukulan bagai gelombang samudra yang mengamuk, rantai merah berseliweran saling gubat dengan sinar hijau semua menuju satu sasaran, sekonyong-konyong terdengar sebuah tawa panjang yang mengalun tinggi dari mulut Giokliong.

Cahaya kuning lantas mencorong tinggi ketengah udara, selarik sinar kuning yang menyilaukan mata diiringi derai tawa yang lantang melingkar lingkar menggulung keluar.

Kontan terdengarlah pekik mengaduh yang mengerikan ditengah udara disertai suara srat sret bergantian, darah lantas beterbangan berceceran keempat penjuru.

Satu diantara kelima orang seragam hitam itu sudah jatuh mampus dibawah seragam jurus Kong-sim (Kejut hati).

Pertempuran masih belum berhenti sampai disitu saja, sinar kuning masing-masing terus berputar kencang diantara bungkusan kabut putih, bergerak lincah dan tangkas sekali di bawah kepungan rantai merah dan sinar hijau jelas sekali bahwa Giok-liong sudah lancarkan tipu-tipu dari pelajaran Janhu su-sek dengan dilandasi dua belas bagian tenaga Ji-lo, karena para pengerubutnya adalah dua orang seragam hitam dan pelindung kiri yang rata-rata berkepandaian cukup tinggi.

Sekonyong-konyong suara jeritan dan gerengan saling susul terdengar digelanggang sebelah sana.

Dalam kesibukannya melawan musuh Giok-liong berkesempatan untuk berpaling dan melirik kearah sana, Dilihatnya wajah iblis rudin Siok Kiu- tiang pucat pasi serta sempoyongan mundur berulang kali, lengan kiranya sudah terluka panjang mengalirkan darah, besar dan panjang luka itu kira-kira setengah kaki kulit serta daging lengannya sudah terkupas melanda i-lambat sehingga darah susah di bendung lagi.

Sebaliknya ditangan kanannya masih mencengkeram keras sebuah lengan tangan musuh yang dibetotnya putus.

Dukungan & Donasi

Bantu kami terus update dengan memberi dukungan melalui:

BCA 7891767327
Trakteer
Post a Comment