Halo!

Pendekar Tongkat Dari Liong-san Chapter 18

Memuat...

Sementara itu, Go-bi Sam-lojin telah membuka jubah mereka dan hanya mengenakan pakaian yang ringkas, walaupun lengan baju mereka masih lebar. Ikat pinggang warna kuning mengikat pinggang mereka dan pakaian mereka berwarna putih.

“Anak muda, majulah!” kata Bok Ti Hosiang, sementara itu Kim Ti Hosiang dan Hok Ti Hosiang sudah berdiri di kanan kirinya dengan kedua kaki terpentang dan tangan tergantung di kanan kiri.

Akan tetapi Kong Lee memberi isyarat kepada Kiim Nio dan maju seorang diri menghadapi Go-bi Sam-lojin. Sambil menarik keluar tongkat bambunya, Kong Lee berkata, “Sam-wi suhu, janganlah berlaku segan-segan, karena sesungguhnya aku ingin sekali berkenlan dengan kehebatan kiam-hwat dari Go-bi-pai!”

Ketiga hwesio itu saling pandang.

“Sicu,” kata Kim Ti Hosiang. “Betul-betulkah kau hendak pibu dengan senjata tajam? Ingat, sicu, dulu ketika kami bertiga merobohkan suhengmu hingga tewas, kami benar-benar merasa menyesal sekali dan tidak ingin mengulangi lagi peristiwa itu!” Kong Lee tersenyum. “Terima kasih atas kekuatiran ini, tapi aku akan menjaga diri baik-baik!”

Terpaksa ketiga hwesio itu mencabut keluar pedang mereka dan membuat gerakan mengurung. Tapi Kong Lee bersikap tenang dan menyilangkan tongkatnya di dada menanti serangan.

Go-bi Sam-lojin maklum bahwa anak muda yang sangat sopan santun ini tentu tidak mau menyerang lebih dulu, maka sambil berseru, “Awas pedang!”

Bok Ti Hosiang mendahului membuka serangan. Melihat datangnya serangan- serangan yang sangat cepat dan kuat ini, diam-diam Kong Lee harus mengakui lawan- lawannya benar-benar memiliki kepandaian tinggi dan ia harus berlaku hati-hati sekali. maka tanpa berlaku segan-segan lagi ia getarkan tongkatnya dan menangkis dengan gerakan tongkat menendang.

Bok Ti Hosiang ketika merasa betapa pedangnya terbentur oleh tongkat itu dan seakan-akan tertendang kembali, merasa kaget dan tahu bahwa anak muda ini memiliki kepandaian jauh lebih hebat daripada kepandaian murid Liong-san yang dulu mereka robohkan. Maka ia lalu mengerakkan pedangnya dengan cepat, ditiru oleh kedua sutenya sehingga tak lama kemudian Kong Lee dikeroyok oleh tiga batang pedang yang digerakkan secara hebat.

Ilmu pedang dari Bok Ti Hosiang dan kedua sutenya adalah ilmu pedang keturunan yang disebut Gin-ho Kiam-hwat (Ilmu Pedang Burung Ho Perak) dan diciptakan oleh guru Liat Song Hosiang, yakni sucouw dari Bok Ti Hwesio dan sutenya. Biarpun ketiga hwesio ini baru memiliki enam bagian saja dari ilmu pedang yang hebat itu, namun ilmu pedang mereka sudah hebat sekali, karena memang Gin-ho Kiam-hwat memiliki gerakan-gerakan yang cepat dan kuat serta mempunyai pecahan-pecahan yang tak terhitung banyaknya. Maka kini dengan maju bertiga, mereka merupakan lawan berat bagi Kong Lee!

Akan tetapi, Kong Lee telah mempelajari Liong-san Koai-tung-hwat dengan sempurna sehingga boleh dibilang sembilan bagian dari ilmu itu telah dapat ia jalankan dengan baik, ditambah lagi dengan usianya yang masih muda hingga tentu saja ia jauh lebih kuat daripada ketiga lawannya yang sudah tua. Ia dapat melawan dengan baik dan belum terdesak walaupun mereka telah bertanding selama ratusan jurus! Sebentar saja dua ratus jurus telah terlewat dan mash saja mereka bertempur ramai sekali.

Sementara itu, Kim Nio melihat permainan pedang ketiga hwesio itu merasa heran karena gerakan-gerakan mereka berbeda sekali dengan gerakan Lauw Bin Tong yang mengaku anak murid Go-bi itu.

Demikianlah, ia memandang dengan penuh kekuatiran. Ia melihat betapa ketiga orang hwesio tua itu telah lenyap terbungkus sinar pedang mereka sendiri yang sungguh- sungguh hebatm sementara itu, di tengah-tengah terkurung oleh tiga gulungan sinar pedang itu, Kong Lee mainkan tongkatnya dengan gerakan yang kelihatan lambat, tapi yang dapat memunahkan semua serangan pedang yang menuju kepada tubuhnya! Tiba-tiba Kong Lee berseru keras dan tubuhnya lalu melayang ke atas dan menyerang dari atas dengan tongkatnya ke arah Kim Ti Hosiang!

Dalam sekejap mata saja anak muda itu merubah ilmu tongkatnya dan kini ia mengeluarkan gerak-geraknya yang gesit dan gin-kangnya yang hebat! Tadi memang sengaja ia mainkan bagian yang lambat untuk menghemat tenaga dan napas. Setelah pertempuran berjalan hampir tiga ratus jurus dan lawannya sudah nampak lelah dan di jidat mereka telah keluar peluh maka tiba-tiba ia merubah ilmu silatnya dan kini bergerak cepat sekali, melebihi kecepatan lawan-lawannya. Kini dialah yang menyerang karena sambil berkelebat ke sana ke mari ia dapat memecahkan kurungan ketiga lawannya dan menyerang mereka berganti-ganti!

Akan tetapi ketiga hwesio itu bukan orang-orang lemah. Selain memiliki ilmu kepandaian tinggi, mereka juga mempunyai pengalaman bertempur yang luas sehingga tidak mudah dibuat kaget begitu saja oleh perubahan gerakan Kong Lee. Biarpun telah berpencar dan tidak mengurung lagi, namun karena Kong Lee harus menyerang ketiga-tiganya, maka datangnya serangan itu berkurang cepatnya dan mereka tidak terlalu terdesak dan masih dapat menangkis dengan baik. Hanya kini Kong Lee berada di pihak penyerang karena gerakannya yang gesit menyambar ke sana ke mari itu membuat para lawannya sukar sekali untuk balas menyerang.

Demikianlah, seratus jurus terlewat pula tanpa ada ketentuan kalah menang dalam pertempuran yang hebat itu!

Dua puluh orang anak murid Go-bi-pai yang menonton pertempuran itu tak berani bergerak dan hati mereka berdebar tegang karena selama mereka berada di situ telah mengalami banyak sekali pertempuran pibu, akan tetapi belum pernah melihat pertempuran seramai ini. Terutama sekali bagi Kim Nio, ia makin kagum akan kehebatan Kong Le dan hatinya makin mencintai anak muda yang gagah perkasa itu. Sementara itu, Go-bi Sam-lojin diam-diam terkejut sekali dan mengeluh, karena Kong Lee benar-benar merupakan lawan tangguh yang belum pernah mereka temukan selama hidup mereka.

Sebaliknya, Kong Lee sendiri yang baru kali ini keluar dari perguruan dan menghadapi lawan-lawan luar biasa uletnya, menjadi penyerang, namun serangan- serangannya selalu dapat dibatalkan lawan dan kalau terus-menerus seperti ini halnya, maka dia sendirilah yang akan kehabisan tenaga karena ia harus mengeluarkan tenaga tiga kali lipat dari tenaga yang dikeluarkan oleh masing-masing lawannya! Maka ia lalu mencari akal dan tiba-tiba merubah lagi gerakan serangannya.

Kini ia tidak menyerang bergantian kepada tiga orang lawannya, akan tetapi mendesak Hok Ti Hosiang yang paling lemah di antara ketiga orang tua itu. Ia mendesak terus dan mengirim serangan langsung bertubi-tubi kepada Hok Ti Hosiang ini yang tidak menyangka akan mendapat serangan bertubi-tubi karena tadinya anak muda itu hanya memberi bagian sekali atau sejurus serangan lalu berpindah menyerang yang lain, menjadi sibuk sekali.

Setelah dapat menangkis tiga buah serangan berturut-turut, serangan ke empat yang dilakukan cepat sekali tak dapat ia tangkis dan pundak kanannya kena ditotok oleh ujung tongkat bambu anak muda yang hebat itu! Ia terhuyung ke belakang dan pedangnya terlepas dari pegangan tangannya yang menjadi lumpuh!

Hok Ti Hosiang dengan meringis kesakitan lalu melompat keluar dari kalangan pertempuran karena tangan kanannya tergantung lumpuh tak dapat digerakkan lagi! Bok Ti Hosiang dan Kim Ti Hosiang tentu saja merasa terkejut dan marah sekali. mereka tak berdaya membela sutenya karena serangan Kong Lee dirubah tiba-tiba itu tak mereka sangka sehingga Hok Ti Hosiang kena tertotok. Kini keduanya maju bersama-sama dan mengamuk dengan hebat sambil mengirim serangan-serangan maut. Akan tetapi, dengan mengeroyok bertiga saja mereka tidak mampu menjatuhkan Kong Lee, apalagi kini hanya berdua!

Dengan tenang dan mudah saja anak muda itu dapat mematahkan semua serangan yang bergelombang ini dan balas menyerang. Karena tenaga kedua hwesio tua ini memang telah banyak berkurang, maka dalam saat yang baik sekali Kong Lee berhasil pula menendang pergelangan tangan Kim Ti Hosiang sehingga pedang hwesio itu terlempar ke atas dan jatuh di atas lantai mengeluarkan suara nyaring! Tendangan Kong Lee dilakukan dengan ujung sepatu dan tepat mengenai urat besar sehingga tangan Kim Ti Hosiang juga terluka hebat karena sambungan tulangnya terlepas dan dia menjadi tidak berdaya dan tak mampu maju membantu lagi.

Kini Kong Lee hanya menghadapi Bok Ti Hosiang seorang yang memiliki kepandaian paling tinggi di antara ketiga tokoh Go-bi-san itu. Bok Ti Hosiang mengumpulkan semua tenaganya dan melawan mati-matian sambil mengeluarkan ilmu pedangnya yang paling hebat sehingga untuk beberapa lama Kong Lee tak dapat merobohkannya. Kini Bok Ti Hosiang menggunakan pedang membabat ke arah tongkat sehingga kalau saja tongkat ini kena terbabat maka dapat terputuskan oleh pedangnya yang tajam.

Namun bambu di tangan Kong Lee adalah bambu kering yang ringan sekali hingga tak mungkin diputuskan begitu saja oleh benturan pedang. Kong Lee menggunakan tenaga lemas untuk membuat bambunya terpental dan sambil menuruti gerakan pedang lawan, ia teruskan tongkatnya itu untuk menyerang. Karena gerakan ini tak terduga sama sekali, yakni ketika bambu itu terbentur dan terpental ke samping tapi cepat sekali lalu meluncur dari samping ke arah lambung, hwesio ini berseru kaget dan cepat mengelak ke belakang.

Dukungan & Donasi

Bantu kami terus update dengan memberi dukungan melalui:

BCA 7891767327
Trakteer
Post a Comment