“Suhu, aku membawa seorang teman."
Touw-liong cuncia kelihatan kaget sebab dia tahu, justeru ibunya Kwee Su Liang yang membunuh ayahnya Liu Giok Ing; sehingga untuk yang pertama kalinya terjadi pertempuran antara Kwee Su Liang melawan Liu Giok Ing, selekas Touw- liong cuncia memberitahukan kepada Liu Giok Ing.
Bertempur mereka diatas gunung Ouw bong san, dan Touw-liong cuncia cuma bisa nonton sebab dia belum bisa bangun akibat kena bisa-racun laba-laba dari India, kemudian Thio Hek yang hitam bertubuh tinggi besar, ikut mengepung
4 Kwee Su Liang, akan tetapi dua kali kena tendang sang 'macan betina yang galak', sebab liehiap Liu Giok Ing tidak mau dibantu dalam menghadapi 'musuh bebuyutan' itu.
Kabur Kwee Su Liang ngos-ngosan menyusuri gunung Ouw bong san, bahkan untuk waktu yang cukup lama dia umpatkan diri menghilangkan dari liehiap Liu Giok Ing, bukan sebab takut akan tetapi tidak mau dia berkelahi melawan 'macan betina yang galak' itu; sebab waktu itu dia sedang setengah mati jatuh cinta kepada Liu Giok Ing, akan tetapi merasa belum mendapat kesempatan buat menyatakan cintanya, sebaliknya dan tanpa diketahui oleh Kwee Su Liang, sejak saat itu liehiap Liu Giok Ing bagaikan merasa merana menyimpan benci tetapi rindu.
Dan sekarang Kwee Su Liang menemukan Thio Hek yang terluka parah, sehingga dia memerlukan menyalurkan tenaga dalamnya, berhasil membikin ada sedikit kekuatan buat Thio Hek bicara, akan tetapi si tinggi hitam langsung ngomel- ngomel waktu mengetahui bahwa yang menolong dia adalah 'musuh bebuyutan' dari sang siao kouwnio kesayangannya.
Repot Kwee Su Liang akan tetapi berhasil dia memberikan suatu penjelasan kepada Thio Hek, bahwa sekarang dia sudah menjadi kakak angkat dari liehiap Liu Giok Ing, sedangkan Thio Hek kemudian bercerita, bahkan sampai dia mengucurkan air- mata.
Thio Hek dungu atau bodoh, akan tetapi dia merupakan seorang laki-laki yang jujur; dia memperoleh pekerjaan didalam istana pangeran Kim Lun, tugasnya dibagian dapur, cuci-piring dan belah-kayu.
5 Oleh karena kejujurannya itu, maka dia berkata sejujurnya waktu diajak bicara oleh ciangkun Sie Pek Hong, yang waktu itu sedang 'ngontrol' dapur mencari pelayan-sexy, sehingga diketahui oleh ciangkun Sie Pek Hong bahwa Thio Hek bekas pelayan Touw-liong cuncia yang sudah marhum, dan menjadi orang yang disayang oleh liehiap Liu Giok Ing.
Waktu hendak melaksanakan rencana yang sudah disusun matang, maka Sie Pek Hong mengajak Thio Hek yang diangkat menjadi perwira katanya, dan diberikannya seperangkat pakaian dinas, sehingga Thio Hek jadi kegirangan merasa diri gagah perkasa. Dan dia menjadi lebih girang ketika diberitahukan hendak diajak menemui sang siao kouwnio yang katanya sudah menjadi isterinya Giok Lun Hoat ong di kota raja. Jelas tidak diketahuinya bahwa tugas Sie ciangkun adalah untuk membunuh sang siao kouwnio.
Setelah bertemu dengan sang siao kouwnio, bertambah girang Thio Hek dan merasa sangat berterima kasih terhadap Sie ciangkun yang dianggap sangat besar budinya; tetapi Thio Hek menjadi sangat terkejut waktu Sie ciangkun minta bantuannya bicara dan membujuk supaya sang siao kouwnio mau jadi bininya Sie ciangkun, dan siao kouwnio itu bahkan disimpan di rumah Sie ciangkun, bukan diajak bertemu dengan Kim Lun Hoat ong seperti rencana semula yang dia beritahu. Sedangkan Thio Hek turut pindah bekerja di rumah Sie ciangkun, dibagian dapur, jadi tukang cuci piring dan belah kayu; balik asal !
Thio Hek jujur merasa tak keberatan ditugaskan jadi tukang cuci piring dan tukang belah kayu; akan tetapi dia ogah
6 diperintah membujuk sang kouwnio, sehingga dua kali dia kena hukum cambuk yang dilakukan oleh Sie ciangkun; akan tetapi ketika yang ketiga kalinya dia hendak dihukum lagi, maka dia melakukan perlawanan, tanpa setahu sang siao kouwnio tentunya.
Sudah tentu Thio Hek tidak sanggup melawan Sie ciangkun yang tinggi ilmunya, sehingga dia kabur akan tetapi dikejar Sie ciangkun yang membawa belasan anak buahnya. Terus Thio Hek diuber-uber meskipun dia sudah berteriak sambil dia lari, seperti anjing geladak yang kena pentung, sampai akhirnya dia terjatuh kedalam jurang dengan tubuh luka-luka; bekas kena pentung dan bacokan, ditambah lagi dia terbanting-banting waktu jatuh ke dalam jurang; akan tetapi menyangkut didahan pohon; berhasil ditemukan dan ditolong oleh Kwee Su Liang, akan tetapi nyawanya tetap melayang sehabis dia menceritakan semua yang diketahui, termasuk urusan pangeran Gin Lun dan pangeran Kim Lun, yang dia dengar dari pembicaraan Ma Kong berdua Ma Kiang.
Jelas sudah bagi Kwee Su Liang tentang semua peristiwa yang dialami dan diderita oleh liehiap Liu Giok Ing. Jelas sang adik yang binal kena fitnah dan jelas semua perbuatan itu adalah Kim Lun Hoat-ong yang menjadi dalang, dibantu oleh ciangkun Sie Pek Hong yang biang keladi. Kasihan nasib sang adik yang binal itu, dan sang adik yang binal itu sekarang sedang dikurung didalami goa harimau !
Bertekad Bo im kiamhiap Kwee Su Liang hendak menolong sang adik yang binal itu, tidak peduli dia harus menerjang bahaya, tidak peduli dia harus menyebar maut,
7 seorang diri dia akan menyerbu kedalam istana pangeran Kim Lun, setelah itu baru memberikan laporan kepada sri baginda maharaja.
---o~dwkz^)(^hendra~o---
SETELAH tiba di kota Oei-kee tin, Ceng hwa liehiap Liu Giok Ing merasa heran karena dia tidak langsung diajak menghadap kepada Kim Lun Hoat-ong, sebaliknya ditempatkan dirumahnya Sie Pek Hong, akan tetapi sebelum dia sempat menanya, maka dikatakan oleh ciangkun yang banyak akalnya itu, bahwa selama berada dalam keadaan berduka cita, sebaiknya liehiap Liu Giok Ing istirahat dulu dirumah ciangkun itu, untuk kemudian baru diajak menghadap sang pangeran.
Ceng hwa liehiap Liu Giok Ing menurut, terlebih setelah diketahui bahwa Thio Hek juga ikut dipindah tugasnya kerumah ciangkun Sie Pek Hong, ditempatkan dibagian dapur sebagai tukang cuci-piring dan belah-kayu; sehingga tidak banyak kesempatan buat liehiap Liu Giok Ing bertemu dan mengajak Thio Hek bicara.
Dalam suasana berduka-cita dan menyimpan dendam, terlalu banyak liehiap Liu Giok Ing harus berpikir, dan berusaha menyabarkan diri buat melakukan balas-dendam terhadap perbuatan pangeran Gin Ong. Terlalu banyak air- mata yang dia keluarkan, kalau dia teringat dengan kasih sayang suaminya. 'Suami yang malang', ini yang seringkali Liu Giok Ing ucapkan seorang diri didalam hati; selagi suaminya masih mendampingi. Tetapi setelah sekarang suaminya tewas,
8 dia benar-benar merasakan kehilangan. Kehilangan orang yang menyintai dia dan kehilangan tempat dia bersandar, sehingga dia merasa sebatang kara. Memiliki seorang adik yang dia tidak ketahui jejaknya, sedangkan lelaki yang pernah mencuri hatinya, sudah melupakan dia.
Terasa terlalu sunyi, terlalu sepi, selagi dia merenungi nasibnya seorang diri. Cuma ciangkun Sie Pek Hong yang kadang-kadang menemani dia; mengajak dia bicara dengan menghibur, melimpahkan kata-kata manis mengandung harapan. Bukankah ciangkun Sie Pek Hong sudah menikah? Mengapa istrinya tidak diperkenalkan dan tidak ditemukan kepada dia? Sekilas terpikir oleh liehiap Liu Giok Ing tentang perwira yang baik hati itu, akan tetapi saat itu dia lebih cenderung memikirkan nasibnya sendiri, sehingga dia merasa tidak perlu memikirkan keadaan keluarga ciangkun Sie Pek Hong.
Pagi hari itu, ciangkun Sie Pek Hong mengajak liehiap Liu Giok Ing menghadap kepada pangeran Kim Lun, ada yang ingin dibicarakan oleh pangeran itu, kata ciangkun Sie Pek Hong kepada liehiap Liu Giok Ing. Dan liehiap Liu Giok Ing merasa cukup kaget, ketika menemui sang pangeran dikelilingi oleh segenap perwira dan para pembantunya, ketika Kim Lun Hoat ong menerima kedatangan liehiap Liu Giok Ing.
Kim Lun Hoat ong menyadari tidak ada kemungkinan buat dia mengharapkan kedudukan menjadi raja, sebagai pengganti ayahnya yang sudah tua. Terlalu banyak saudara- saudaranya yang lebih pandai dan lebih banyak kesempatan
9 menjadi ahliwaris; tetapi dia bertekad ingin menjadi raja, sehingga diam-diam dia merencanakan perbuatan makar, ingin merebut pemerintahan dengan cara kekerasan.
Oleh karena itu Kim Lun Hoat ong merasa perlu menyusun kekuatan dan menyebar pengaruh, dan untuk maksud ini dia sengaja mengundang banyak orang dari kalangan rimba persilatan, khususnya dari golongan hitam yang mau mengabdi karena mengharapkan bayaran dan kedudukan; disamping Kim Lun Hoat-ong menyebar pengaruh dan menempatkan orang-orang kepercayaannya di kota-raja buat mempengaruhi sri baginda maharaja dan memperlemah kedudukan pertahanan serta mengacaukan keadaan keamanan, antara lain dengan cara membunuhi pejabat pemerintahan yang dianggap setia terhadap sri baginda maharaja, menjadi perintah yang menentang gerakannya.