Halo!

Pedang Kiri Pedang Kanan Chapter 21

Memuat...

Dengan demikian seratus jurus dengan mudah akan dicapainya.

Sudah tentu pertarungan cara begini bukan kehendak Liok-ma, dia masih mempunyai rencana lain.

Ia lihat Soat Peng-say tidak mengeluarkan ilmu pedang yang digunakan menghadapi Pang Bong-ki dan Kwa Liong tempo hari, tapi melulu mengandalkan kecepatan pedangnya untuk memapas cambuknya.

Akhirnya ia menjadi tidak sabar, ia pikir bolehlah kau papas cambuk ini jika ini yang kau inginkan.

Maka ketika pedang Soat Peng-say menabas lagi, seketika ujung cambuk Liok-ma terpapas satu bagian.

Pertandingan antara jago silat kelas tinggi, bila senjata terusak, hal ini berarti kalah Tapi Liok-ma tidak terikat oleh peraturan demikian, ia tidak mau mengaku kalah, Cambuknya berputar semakin kencang dan selalu mengincar Hiat-to penting di tubuh Soat Peng-say.

Ini memang bukan pertandingan, tapi pertarungan maut, hanya ada mati atau hidup.

Liok-ma tidak mau mengaku kalah, terpaksa ia harus merobohkannya.

Tapi cambuk Liok-ma itu cukup panjang.

bahkan berjaga dengan sangat rapat, tentu tidak mudah bagi Soat Peng-say untuk mendekatinya.

Ia pikir bilamana cambukmu kupapas sedikit demi sedikit, akhirnya cambukmu akan terpapas habis, lalu apa yang kau gunakan untuk bertahan" Berpikir demikian.

Soat Peng-say tidak mengeluarkan gerakan Siang liu-kiam-hoat lagi, ia sengaja keras lawan keras, cambuk lawan disambut dengan pedangnya, maka setelah belasan gebrak lagi, kembali ujung cambuk Liok-ma terpapas belasan potong.

Kini cambuk panjang si nenek yang semula lebih dua tombak itu tersisa lima-enam kaki saja, panjangnya sekarang hampir sama dengan pedang Soat Peng-say.

"Coba kau papas lagi cambukku!" mendadak Liok-ma membentak.

Soat Peng-say pikir kalau cambuk lawan sudah ditabasnya belasan kali, apa susahnya jika ditabas sekali lagi.

Ia kuatir si nenek ada jurus serangan istimewa yang dapat mengelakkan tabasan pedangnya, maka ketika ia memapas pula, yang digunakan adalah satu jurus Pedang Kiri ajaran Tio Tay-peng.

Tak terduga serangan Liok-ma tiada sesuatu perubahan yang aneh, bahkan dengan mudah membiarkan cambuknya ditabas pedang Soat Peng-say.

Walaupun tertabas dengan telak, tapi sekali ini cambuk tidak terpapas putus, sebaliknya seperti menabas pada sepotong kulit tebal dan menimbulkan suara "bluk".

Soat Peng-say terkejut, tak diduganya sedemikian lihay Lwekang si nenek sehingga cambuk yang lemas itu dapat dikeraskan dan tidak mempan ditabas pedang.

Karena itu, ia tahu tidak nanti pedangnya dapat menabas putus lagi cambuk lawan, ia ingin menang dengan jurus serangan ilmu pedang saja.

Segera gerak pedangnya berubah, ber-turut2 dimainkannya jurus ilmu pedang tangan kiri ajaran Tio Tay-peng itu.

Soat Peng-say tidak tahu bahwa Co-pi-kiam-hoat atau ilmu pedang tangan kiri hanya setengah bagian dari Siangliu-kiam-hoat yang termashur.

Dahulu Soat Ih-nio dan Tio Tay-peng masing2 menemukan setengah bagian ilmu pedang dua aliran itu, kebetulan Tio Tay-peng buntung lengan kanannya dan yang diperolehnya juga sebagian ilmu pedang yang dimainkan dengan tangan kiri.

Sebaliknya tangan kiri Soat Ih-nio tertabas kutung dan mendapatkan pelajaran ilmu pedang tangan kanan.

Selama lima tahun Soat Peng-say belajar ilmu pedang tangan kiri dan selama itu Tio Tay-peng tidak pernah bercerita tentang saling mengutungi sebelah lengan masing2 dengan Soat Ih-nio itu, maklum, ia kuatir Soat Peng-say akan memandang rendah perbuatannya itu, dengan sendirinya ia tidak suKa menceritakan niat serakahnya yang hendak mengangkangi sendiri kitab pusaka Siang-liu-kiam-hoat dahulu itu.

Selain itu Tio Tay-peng juga tidak menjelaskan bahwa dia sebenarnya adalah ayah Soat Peng-say, ia hanya menurunkan segenap ilmu pedang yang dipelajarinya selama belasan tahun itu kepada Soat Peng-say.

Ia pikir: "Sehari menjadi gurunya, selama hidup seperti ayahnya.

Kalau dapat menjadi guru dan murid, untuk apa mesti bicara tentang hubungan ayah dan anak jika akibatnya hanya akan menimbulkan antipati si anak setelah mengetahui perbuatannya mengutungi lengan kiri ibundanya?" Sudan tentu tak pernah terbayang olehnya bahwa sesungguhnya Soat Peng-say bukanlah anaknya.

Ibu Soat Peng-say yang juga telah meninggal dunia itu mempunyai dua tangan yang utuh dan baik tanpa kurang apapun.

Begitulah, setengah bagian Siang-liu-kiam-hoat yang berhasil diyakinkan Soat Peng-say itu ternyata tidak mampu mengalahkan Liok-ma, sebaliknya cambuk si nenek yang kini tersisa pendek itu telah dimainkannya menurut ilmu permainan pedang.

Ia menusuk, menabas, menyabat, menutul, semuanya bergaya pedang, bahkan jurus serangannya sangat lihay, sedikitpun tidak lebih asor dibandingkan ilmu pedang Soat Peng-say.

Ilmu pedang "Pak-cay" terkenal tiada tandingannya didunia ini, sekarang Liok-ma menggunakan cambuk sebagai pedang, tenaga dalamnya sangat hebat, namun begitu permainan cambuk bergaya pedang itupun terbatas begitu saja dan tak dapat mengalahkan Soat Peng-say.

Diam2 Peng-say heran, pikirnya: "Menurut Suhu, katanya Co-pi-kiam-hoat tidak ada artinya bagi anak murid Pak-cay, tampaknya sekarang hal itu tidaklah benar, paling2 hanya dapat dikatakan selisih tidak banyak dan tidak boleh meremehkan pihak lain." Dalam pada itu Soat Peng-say sudah selesai memainkan Co-pi-kiam-hoat yang meliputi 49 jurus itu.

Tapi keduanya masih tetap sama kuat.

Mereka bertempur dengan penuh perhatian tanpa memikirkan urusan lain, orang yang menonton juga memusatkan perhatian pada pertarungan mereka.

siapapun tidak melihat air muka Sau Kim-leng yang berubah hebat karena keheranan itu.

Soat Peng-say bartekad harus menang, pada jurus terakhir, yaitu jurus ke- 100, mendadak pedangnya dilepaskan kedepan, dalam sekejap itu dia melolos pedang cadangan yang tersanding di pundaknya.

Dua pedang bergabung dan menyerang sekaligus.

Inilah jurus Siang-liu-kiam-hoat ciptaan Tio Tay-peng sendiri dan mempunyai daya serang yang sangat lihay.

Dengan jurus pedang inilah Tio Tay-peng telah membunuh Beng Si-hian.

Jurus ilmu pedang sakti ini diturunkannya kepada Soat Peng-say.

Dengan jurus pedang ini pula Soat Peng-say telah pernah membuat kedua gembong iblis kalangan Hek-to yang termashur di dunia Kangouw itu terpaksa harus melolos senjata andalan untuk menangkis dan tetap kewalahan.

Tapi sekarang.

sama sekali tak terduga bahwa seorang nenek malah dapat mematahkan jurus serangannya ini tanpa cedera apapun.

Meski gagal serangannya, namun Soat Peng-say, tidak patah semangat, ia membentak: "Sambut lagi satu jurus!" Sekali ia tarik rantai yang mengikat pedang pertama, lalu diayun lagi kedepan, pedang itu tidak sampai dipegangnya kembali, tapi terus menusuk lagi kearah Liok-ma dari jurusan lain.

Dan pada saat pedang pertama itu menusuk, pedang kedua menyusul menusuk juga, kembali satu jurus gabungan kedua pedang dilontarkan.

Bahkan jurus serangan ini jauh lebih kuat daripada yang pertama tadi.

Namun Liok-ma tetap dapat mematahkan serangan lihay ini tanpa terluka, hanya caranya rada kerepotan sedikit.

Bilamana Liok ma tidak memiliki keuletan latihan berpuluh tahun, tentu dia sudah roboh terkapar.

Diam2 Peng-say kagum juga terhadap ketangguhan si nenek, tapi demi kemenangan, tanpa bersuara ia melontarkan lagi serangan gabungan dua pedang untuk ketiga kalinya.

Daya tekanan serangan ketiga ini hampir sama dengan gabungan kekuatan serangan pertama dan kedua tadi.

Liok-ma masih dapat mengelak, akan tetapi pergelangan kedua tangannya sama luka tergores, inipun lantaran kebaikan hati Soat Peng-say, kalau tidak kedua tangan si nenek sudah terbatas kutung.

Begitu tercapai maksud tujuannya.

segera Soat Peng-say Mengembalikan pedang kesarungnya dan pedang lain tetap terhunus, dengan gagah perkasa ia pandang si nenek dan ingin dengar apa komentarnya.

Liok-ma hanya mendengus saja tanpa bicara, sebaliknya Sau Kim-leng lantas berdiri dan berkata dengan agak gemetar: "Salah, salah .

" Melihat si nona bicara menghadap kearahnya.

jelas ucapan "salah'" itu ditujukan kepadanya, tapi Soat Peng-say tidak tahu apa maksudnya, ia coba Tanya: '"Apa yang nona maksudkan?" Dengan lemah Sau Kim-leng berkata: "Ke ....ketiga jurus serangan gabungan pedangmu itu tidak tepat.

" Sudah tentu Peng-say merasa tersinggung, jawabnya dengan gusar: "Jika tidak tepat, harap nona suka memberi petunjuk!" Sau Kim-leng menggeleng, katanya: "Ketiga jurus serangan gabungan dua pedang itu masih selisih sangat ....

sangat jauh.

sama sekali ....

sama sekali kacau balau." " Sungguh tidak kepalang gusar Peng-say karena orang berani menghina ketiga jurus ilmu pedang kebanggaan perguruannya, ia tidak tahan lagi, bentaknya: "Lihat serangan!" Berbareng itu pedangnya terus menusuk ke ulu hati Sau Kim-leng Menurut jalan pikiran Soat Peng-say, ilmu silat Sau Kimleng pasti jauh di atas Liok-ma, makanya nona itu memandang rendah ketiga jurus ilmu pedangnya tadi.

Karena itulah serangannya dilakukan dengan cepat dan ganas.

Tak tersangka Sau Kim-leng sama sekali tidak berkelit sehingga dengan tepat kena ditusuk oleh Soat Peng-say, kontan nona itu menjerit.

Peng-say jadi terkejut dan cepat menahan serangannya, namun begitu ujung pedang tetap masuk juga satu-dua senti kedalam dada Sau Kim-leng.

Sama sekali Liok-ma tidak menyangka akan kejadian itu, namun cukup cepat juga dia melakukan pertolongan, hampir pada saat yang sama cambuknya menyabat batang pedang Soat Peng-say.

Seketika tangan Peng-say bergetar dan tidak mampu memegangnya lagi, kontan pedang mencelat oleh betotan cambuk dan melayang ke atas, "crat", pedang menancap dibelandar hingga ambles lebih dari setengah.

Dukungan & Donasi

Bantu kami terus update dengan memberi dukungan melalui:

BCA 7891767327
Trakteer
Post a Comment