Di bawah kepemimpinan Kaisar Kang Hsi, Kerajaan Ceng-tiauw pernah berjaya dan kokoh selama hampir enam dekade. Namun, di awal tahun 1700-an, ancaman pemberontakan dari dua pangeran tiri, Liong Bin Ong dan Liong Khi Ong, mengguncang takhta yang selama ini dianggap tak tergoyahkan. Berkat bantuan setia dari para menteri, panglima, dan terutama Puteri Milana yang tangguh, pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan, meski meninggalkan luka mendalam di hati kaisar yang sudah menua.
Lima tahun setelah pemberontakan, keretakan di antara para pejabat kerajaan semakin nyata. Ketidakpuasan dan ambisi pribadi menyulut perpecahan yang merembet hingga ke pelosok negeri. Gubernur dan panglima di provinsi-provinsi terpencil mulai membangun kekuatan sendiri, perlahan-lahan melepaskan diri dari pusat pemerintahan. Di tengah kekacauan ini, rakyat jelata menjadi korban utama, terhimpit oleh korupsi dan penindasan dari para penguasa yang memanfaatkan situasi.
Kaisar Kang Hsi, yang semakin tua dan lalai, malah terjebak dalam intrik istana. Dia mulai menyingkirkan orang-orang yang sebenarnya setia namun dianggapnya sebagai ancaman. Di antara mereka adalah Jenderal Kao Liang, panglima besar yang berjasa menumpas pemberontakan. Dipengaruhi hasutan dan desas-desus, kaisar memecat Jenderal Kao dengan dalih "pensiun", sebuah keputusan yang justru menguntungkan para penguasa daerah yang berniat memberontak.
Terbuang dari istana, Jenderal Kao yang selama ini ditakuti, kini harus menepi sebagai rakyat biasa. Bersama keluarganya, dia menempuh perjalanan menuju Kang-lam, meninggalkan hiruk-pikuk istana yang semakin terpecah belah. Namun, perjalanan ini bukan sekadar pengasingan. Di bawah sinar bulan purnama yang menyinari lorong hutan, tersimpan tekad baru dalam dada Jenderal Kao. Cerita ini baru saja dimulai, dan bayangan gerhana yang menggelayuti Kerajaan Ceng-tiauw mungkin segera mencapai puncaknya.
📘 Informasi Cersil
| Author: | Kho Ping Hoo |
| Associated Names: | N/A |
| Related Series: | Serial Bu Kek Siansu |
| Status: | Completed |