"Engkau sakit, dan sudah sepatutnya aku menengok dan menjaga. Aku pun seorang ahli mengobati penyakit, dan melihat penyakitmu, mudah saja obatnya!"
"Apa?"
"Ini....!"
Berkata demikian, wanita itu menarik tangan Suma Hoat dan merapatkan tangan pemuda itu ke dadanya, sehingga terasalah oleh peniuda itu gumpalan daging yang hangat.
"Ahh.... jangan....!"
Suma Hoat menarik tangannya akan tetapi terkejut karena ternyata tangan yang memegangnya itu amat kuat! Tahulah dia bahwa biarpun belum tentu wanita ini memiliki kepandaian silat tinggi, namun yang jelas memiliki tenaga yang kuat!
"Mengapa tidak? Engkau menderita pukulan batin akibat sakit asmara, dan penyakit rindu obatnya hanya satu! Dan aku.... percayalah, cintaku tidak palsu, Suma Hoat. Boleh kau buktikan sendiri!"
Setelah berkata demikian, wanita itu lalu merangkul leher Suma Hoat, menciumi dan membelainya,
Jari-jari tangannya yang ahli dan cekatan itu telah membukai pakaian Suma Hoat, juga pakaiannya sendiri seperti telah terbuka sendiri sehingga bagian tubuhnya yang menggairahkan tampak. Tanpa diketahuinya bagaimana mula-mulanya karena kesadarannya belum pulih benar, Suma Hoat mendapatkan dirinya dipeluk dan ditindih oleh Bu Ci Goat yang menyerangnya dengan hebat, serangan ciuman dan belaian yang benar-benar membangkitkan semangat pemuda itu! Ketika Suma Hoat mulai terangsang dan lupa diri, seolah-olah menemukan pegangan baru setelah dirinya hanyut dalam kegagalan cinta, setelah merasa betapa wanita ini benar-benar menggairahkan, berbeda dengan para pelacur, bahkan hampir menandingi kemesraan Kim Hwa. Tiba-tiba daun pintu terbuka dan muncullah Suma Kiat, ayahnya!
"Bocah setan! Mengganggu selir ayahmu sendiri? Benar-benar kurang ajar, tak tahu malu! Engkau benar-benar mencemarkan nama baik keluarga Suma. Pergi!. Hayo minggat dari sini! Engkau tidak patut menjadi puteraku!"
Wajah Suma Hoat menjadi pucat sekali dan ia meloncat turun dari pembaringan, membereskan pakaiannya yang "dilucuti"
Oleh Bu Ci Goat tadi. Bu Ci Goat dengan tersenyum-senyum juga membereskan pakaiannya kemudian menghampiri suaminya, memegang lengan Suma Kiat dengan sikap manja, mengelus pipi Suma Kiat sambil berkata, suaranya merayu,
"Mengapa kau marah-marah? Aku hanya berusaha untuk mengobati sakitnya, dia menderita sakit rindu yang hebat...."
Wajah Suma Kiat yang tadinya marah dan kemerahan itu, matanya yang beringas, menjadi lunak ketika ia menunduk dan memandang wajah selirnya yang termuda, selir baru yang amat dikasihinya, Ia lalu berkata.
"Maksudmu baik Ci Goat, akan tetapi tidak tepat. Kau tahu betapa aku amat mencintaimu, dan aku tidak suka melihat cintamu kepadaku terbagi, biarpun dengan puteraku!"
Menyaksikan semua ini, kemarahan Suma Hoat tak dapat tertahan lagi. Ia lalu berkata nyaring,
"Baik! Aku pergi! Aku muak melihat semua ini! Muak hidup di neraka ini!"
Pemuda itu lalu melompat keluar dari kamarnya dan pergi. Semenjak saat itu, Suma Hoat tidak pernah kembali ke rumah ayahnya! Dan mulai saat itu pula, di dunia kang-ouw muncul seorang pendekar yang selalu menentang kejahatan, dengan kepandaiannya yang hebat, dengan keberaniannya yang mendirikan bulu roma para penjahat.
Akan tetapi, di samping sepak terjangnya yang hebat, pendekar muda ini memiliki kebiasaan yang keji sekali yaitu dia selalu mengganggu wanita! Dia seringkali terdapat dalam kamar-kamar wanita cantik, isteri orang-orang, gadis remaja, siapa saja asal dia wanita cantik dan sukar didapat, dan hebatnya, sebagian besar wanita-wanita itu tidak menolak kedatangan penjahat pemetik bunga yang tampan, gagah dan memiliki kepandaian merayu wanita secara istimewa sekali ini! Dialah Suma Hoat yang menganggap bahwa wanita tidak dapat dipercaya, bahwa wanita hanya lebih pantas dijadikan benda permainan belaka, bahwa wanita hanyalah sekedar alat pemuas nafsunya! Kebenciannya terhadap wanita yang dimulai dengan kepatahan hatinya karena kematian Kim Hwa, disusul sikap Bu Ci Goat dan ayahnya, membentuk watak yang seperti iblis terhadap wanita dalam dirinya!
Seorang pendekar pembela kaum tertindas menentang kejahatan, namun juga seorang pemerkosa nomor satu di dunia sehingga beberapa tahun kemudian, terkenallah nama penjahat pemetik bunga (pemerkosa) Jai-hwa-sian atau Dewa Pemerkosa! Keadaan keluarga Suma inilah yang membuat hati Menteri Kam Liong selalu prihatin sekali, apalagi ketika ia melakukan peninjauan ke Khitan, ia mendengar berita bahwa diam-diam Suma Kiat dan anak buahnya merupakan tokoh-tokoh penting yang membujuk para panglima di utara yang membujuk Kaisar, untuk memusuhi Khitan! Seringkali menteri yang bijaksana ini termenung, memikirkan percampuran darah nenek moyangnya yang sebagian memiliki darah keturunan pendekar-pendekar hebat dan disegani di dunia kang-ouw seperti pendekar sakti Suling Emas pendekar wanita Ratu Yalina, pendekar wanita Mutiara Hitam dan yang lain-lain.
Akan tetapi, juga terkenal sekali darah keturunan orang-orang jahat yang mengalir ke tubuh mereka, seperti keturunan keluarga Suma itu. Dia pun tahu mengapa Suma Kiat membenci Khitan. Hal ini adalah karena dahulu di waktu mudanya. Suma Kiat jatuh cinta kepada puteri Suling Emas, atau adik tirinya, pendekar wanita Mutiara Hitam. Karena cinta tidak dibalas, maka dia mempunyai perasaan benci kepada Kerajaan Khitan atau sesunnguhnya kepada keturunan Suling Emas, hanya karena keturunan Suling Emas semua memliki kepandaian yang amat tinggi, maka dia tidak berani menyatakan kebenciannya secara berterang. Karena kebenciannya kepada Raja Khitan yang juga merupakan putera SuUng Emas, maka dia berusaha keras untuk menghancurkan Khitan.