saya baru datang dan belum sempat, nona
Eh, kebetulan kita bertemu di sini
" jawab Cin Han gagap karena memang tadinya dia snma sekali tidak ingin berkunjung kepada gadis ini setelah pengalaman pahit yang diperolehnya dalam kunjungannya kepada Cong Bu
Dua orang yang masih berlutut itu kini menjadi semakin ketakutan ketika melihat betapa nona bangsawan itu ternyata sudah mengenal bahkan akrab dengan pemuda yang mereka ganggu
Mereka adalah dua orang prajurit yang tadi berjaga di depan gedung kepala pasukan Kim
Setelah Cin Han yang tadi datang bertemu kepada Kim Cong Bu pergi, Cong Bu mengutus mereka mengenakan pakaian preman dan mengejar pemuda itu dengan pesan agar mereka berdua mencari gara-gara sehingga timbul perkelahian karena Cong Bu ingin mereka mencoba apakah pemuda bekas kacung kuil itu kini memiliki ilmu silat ataukah tidak
"Dia dulu kacung kuil, sekarang berlagak
Kalian cari gara-gara untuk menghajar dia, akan tetapi jangan tangkap dan jangan bunuh
Aku hanya ingin tahu apakah dia pandai ilmu silat ataukah tidak
" Dua orang itu sudah biasa melakukan kekerasan terhadap rakyat, maka menerima tugas ini mereka menjadi gembira sekali dan ketika melihat pemuda itu memasuki rumah makan, mereka lalu turun tangan mengganggunya
Tak mereka kira sama sekali bahwa di situ mereka akan bertemu dengan Ciu Siocia yang membela pemuda itu! Tentu saja mereka sama sekali tidak berani melawan, bukan hanya tidak berani akan tetapi juga tidak mampu karena mereka cukup maklum betapa lihatnya gadis bangsawan yang menjadi sumoi dari majikan muda mereka itu
Diam-diam Lian Hwa kagum melihat Cin Han
Pemuda bekas kacung kuil itu kini nampak tampan dan gagah walaupun pakaiannya sederhana, mukanya yang bulat putih dengan alis berbentuk golok, hidung mancung dan mulut selalu tersenyum ramah penuh kesabaran itu membayangkan kejantanan dan ketenangan yang menghanyutkan
Ketika melihat dua orang yang masih berlutut, bangkit kembali kemarahan Lian Hwa
"Dua ekor tikus busuk yang memalukan! Tahukah kalian siapa dia ini? Dia adalah seorang sahabatku, yang datang dari jauh untuk mengunjungi aku dan kotaku
Eh, baru saja tiba, kalian sudah berani menghinanya
Sungguh membuat aku malu dan penasaran, dan sebaiknya kalau aku mematah-matahkan kedua kaki tangan kalian!" Tentu saja dua orang itu minta-minta ampun dan membentur-benturkan dahi mereka di atas lantai seperti dua ekor ayam sedangi makan beras
Tiada henti-bentinya mulut mereka mohon ampun
"Sudahlah, nona, ampuni mereka," kata Cin Ban yang merasa tidak enak melihat keadaan dua orang itu
"Nah, kalian dengar, tikus-tikus busuk!! Sahabatku Bu Cin Han ini malah mintakan ampun untuk kalian!! Aku ampuni kalian, akan tetapi kalian harus menebus kekurangajaran kalian tadi dengan melayani kami makan minum
Hayo bersihkan meja itu dengan baju kalian!" Dua orang itu merasa lega diampuni, tidak dipatah-patahkan kaki tangan mereka, maka mendengar permintaan ini, mereka lalu cepat-cepat membersihkan meja yang penuh kuah dan air teh itu dengan baju mereka sampai meja itu kembali bersih
Setelah meja itu bersih, mereka berdua berdiri tak jauh dari meja, membungkuk dan siap melakukan printah apa saja, Baju mereka kotor, muka mereka pucat, Lenyaplah kegarangan yang tadi, dan melihat ini, para tamu yang melihat betapa mereka menghina Cin Han, diam-diam merasa puas dan
menertawakan mereka
"Huh, kalian menjemukan
Kalau melihat kaitan, aku takkan suka makan
Sudah, kalian boleh pergi, akan tetapi sebagai tikus-tikus busuk kalian harus merangkak keluar dari ramah makan ini!" kata Lian Hwa dengan sikap galak
Dua orang itu tak berani membantah, bahkan mereka merasa lega sekali karena dapat terlepas dari tangan gadis yang galak itu
Mereka lalu merangkak keluar dari rumah makan, diikuti pandang mata para tamu yang merasa semakin geli dan puas
Tidak ada seorangpun mengkhawatirkan gadis itu, karena siapa yang akan berani menentangnya? Pemilik rumah makan sendiri kini menghampiri Lian Hwa dan Cin Han, dan memberi hormat
"Siocia telah memberi pertunjukan yang bagus sekali!" kata pemilik rumah makan
"Dapatkah kami membantu dan melayani nona?" Lian Hwa tersenyum
"Aku hendak menjamu sahabatku ini, keluarkan hidangan yang paling istimewa
eh, engkau makan daging, Cin Han?"
"Sedikit saja, nona, lebih senang sayur dan tidak pernah minum arak
Maklumlah hidup di kuil
" "Hidangkan masakan yang banyak sayur sedikit daging, tapi yang lezat! Minumannya teh yang paling baik
" Perintah Lian Hwa kepada pemilik restoran yang segera mengerahkan anak buahnva untuk memenuhi perintah itu dengan sebaiknya
Gadis itu nampak gembira bukan main dengan pertemuannya itu sehingga Cin Han yang tadinya masih merasa sungkan, lambat laun juga menjadi gembira dan diam-diam dia bersyukur dan girang sekali melihat berapa nona bangsawan ini ternyata bersikap baik sekali
"Oh ya, engkau tentu belum lupa kepada suheng, bukan!" tanya Lian Hwa ketika mereka sudah mulai makan minum
"Tentu saja tidak
Kim kongcu, bukan?" "Ya, dia tinggal di kota ini juga
Dia putera komandan pasukan keamanan kota, tinggal di sebelah barat dekat benteng
Dia tentu akan gembira sekali melihatmu, Cin Han
" Tentu saja Cin Han tidak tahu harus menjawab bagaimana, maka diapun diam saja, hanya mengangguk-angguk dan memenuhi mulutnya dengan makanan agar dia tidak usah menjawab
Bagaikan pertemuan dua orang sahabat karib yang sudah lama saling berpisah, mereka bercakap-cakap dan dari gadis yang ramah itu Cin Han mendengar bahwa setelah mereka berdua itu pulang ke Tong-an, gadis itu dan Cong Bu lalu melanjutkan belajar silat kepada guru-guru silat yang sengaja didatangkan dari berbagai kota oleh Kim-ciangkun
Mereka memperoleh banyak kemajuan, dan di samping ilmu silat, juga mereka mempelajari dan memperdalam ilmu kesusasteraan
Akan tetapi, di antara segala hal yang diceritakan oleh gadis itu kepadanya, yang paling menarik hati Cin Han adalah keterangan bahwa Ciu Lian Hwa telah dijodohkan dengan Kim Cong Bu dan bahwa pesta perayaan pertunangan mereka akan diadakan satu bulan lagi! Mendengar ini, diam-diam Cin Han merasa sayang sekali
Gadis ini amat baik, dan agaknya tidak tepat kalau menjadi jodoh seorang pemuda yang demikian congkak dan besar kepala seperti Kim Cong Bu
Akan tetapi tentu saja perasaan ini hanya disimpannya saja di dalam hatinya dan dia tidak memberi komentar apapun
"Cin Han, engkau harus singgah ke rumahku, berkenalan dengan orang tuaku
Aku sudah bercerita tentang dirimu kepada ayah ibuku, dan mereka tentu akan girang sekali kalau engkau datang berkunjung
" "Akan tetapi
" "Aih, Cin Han, apakah engkau hendak mengatakan bahwa engkau tidak sudi berkunjung ke rumah kami?"
"Bukan begitu, nona, akan tetapi aku sudah menyewa kamar
" "Aah, urusan mudah sekali itu
Kita datangi saja penginapan itu dan kau ambil pakaianmu, kemudian bersama aku pergi ke rumah kami
Aku akan marah kalau engkau menolak undanganku, Cin Han!" Apa yang dapat ia lakukan menghadapi gadis lincah ini? Terpaksa Cin Han menurut saja ketika Lian Hwa membayar makanan dan mengajaknya pergi mengambil buntalannya di rumah penginapan, kemudian mereka pergi ke rumah kepala daerah yang membuat Cin Han merasa semakin rendah diri
Rumah ini lebih besar dan lebih mewah dibandingkan gedung tempat kediaman keluarga Kim yang dikunjunginya tadi! Yang membuat hati Cin Han merasa gembira adalah melibat sikap ayah dan ibu gadis itu menyambutnya
Mereka tidak banyak cakap, akan tetapi wajah mereka ramah ketika Lian-Hwa memperkenalkan dia kepada mereka
"Ayah dan ibu, inilah Bu Cin Han yang pernah kuceritakan kepada ayah dan ibu
Dia murid hwesio kepala dapur di kuil Siauwlim-pai di Bukit Mawar
Hari ini dia datang dan memerlukan singgah untuk mengunjungiku
" Cin Han memberi hormat dan merasa semakin berterima kasih kepada Lian Hwa
Gadis itu bukan saja tidak memberitahukan ayah bundanya akan kerendahan dirinya, juga tidak menceritakan bahwa dia bertemu dengan gadis itu di rumah makan, bukan sengaja datang, berkunjung seperti yang diceritakan gadis itu
"Ayah, aku yang minta kepada Cin Han untuk bermalam di sini," gadis itu berkata lagi
Pembesar Ciu hanya mengangguk-angguk sambil tersenyum, demikian pula isterinya
"Baiklah, biar nanti pelayan mempersiapkan sebuah kamar tamu untuk saudara Bu Cin Han
" Kemudian, setelah berbasa-basi sejenak, suami isteri itu meninggalkan Cin Han berdua saja dengan Lian Hwa dan mereka bercakap-cakap di taman sebelah kiri gedung setelah pelayan menyimpan buntalan pakaian Cin Han ke dalam kamar yang sudah disediakan untuknya
"Cin Han, sejak tadi engkau hanya menjadi pendengar saja dan aku yang banyak bercerita tentang diriku, sekarang tiba giliranmu untuk menceritakan keadaanmu semenjak kita saling berpisah," kata Ciu L
iau Hwa kepada Cin Han
Mereka duduk berhadapan di atas bangku-bangku kayu, menghadapi meja kecil bundar yang diukir indah
Pemandangan di taman itu indah sekali
Malam yang gelap membuat pemandangan di taman semakin indah karena taman itu diterangi lentera-lentera berbagai warna
Kebetulan sekali bunga-bunga mawar di sekitar mereka duduk sedang berkembang dan baunya semerbak barum, membuat suasana amat romantis
"Ah, tidak, ada sesuatu yang menarik mengenai diriku, nona," kata Cin Han dan pada saat itu, seorang pelayan wanita datang menghidangkan air teh hangat berikut kuih-kuih
"Sejak kapan engkau meninggalkan kuil?" "Sejak beberapa bulan yang lalu, nona
" "Jadi selama ini engkau terus berada di dalam kuil? Dan apa saja yang kau lakukan di sana?" Cin Han tersenyum
"Masih seperti biasa, membantu suhu Hek-bin Lo-han dengan pekerjaannya
" "Belajar ilmu silat?" "Ah, tidak ada artinya, nona
" "Akan tetapi engkau memiliki tubuh yang amat kuat, Cin Han
Pekerjaan berat itu membuat tubuhmu terlatih dan kuat
Sayang kalau tidak mempelajari ilmu silat